Testimoni

Halaman

MAKALAH - PERENCANAAN, PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA ALIANSI STRATEGIS (STRATEGIC ALLIANCE) AQUA OLEH DANONE



PENDAHULUAN
Industri air mineral dalam kemasan (AMDK) berkembang sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini ditandai dengan munculnya banyak merek baru yang membuat persaingan di industri ini menjadi sangat ketat. Faktor utama berkembang pesatnya industri ini adalah peningkatan kebutuhan akan air minum yang higienis seiring peningkatan pertumbuhan penduduk dengan rata-rata pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1.9% per tahun.

Sebagai perusahaan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) yang pertama di Indonesia, AQUA terus berusaha mempertahankan perusahaannya, dan harus jeli dalam melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan.

Perencanaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu upaya untuk menentukan tujuan serta sasaran yang ingin diraih serta mengambil sejumlah langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui perencanaan yang baik seorang manajer akan mampu mengetahui apa saja yang harus dilaksanakan dan bagaimana cara melakukannya.

Salah satu keputusan penting yang diambil oleh Aqua yang tadinya merupakan perusahaan keluarga menjadi anak perusahaan multinasional, Danone, yang terjadi melalui proses aliansi strategis (strategic alliance). Makalah ini berusaha untuk membahas proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Aqua untuk melakukan aliansi strategis dengan Group Danone yang merupakan perusahaan multinasional.

PERMASALAHAN
Permasalahan yang ingin dibahas dalam paper ini, adalah :
Bagaimana perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aliansi strategis Aqua dengan pihak Danone ?

PEMBAHASAN
Satu langkah strategis yang berkaitan dengan strategic relations dilakukan AQUA ketika pendiri AQUA, Tirto Utama meningga dunia, dimana kondisi keuangan perusahaan pada saat itu sedang sekarat dan kemudian diputuskan untuk mencari mitra atau aliansi yang lebih kuat dalam bidang yang sama untuk membentuk strategic alliance atau aliansi strategis.

Ketika Tirto Utomo pendiri AQUA meninggal mendadak pada Maret 1994, manajemen dalam kondisi panik. Namun, ada satu hal yang diusulkan manajemen agar pihak keluarga tidak masuk secara pribadi tetapi disarankan untuk membuat holding keluarga untuk menggantikan Tirto Utomo sebagai pemegang saham keluarga sehingga dengan demikian dapat dihindarkan konflik pribadi antar pemegang saham. Diusulkan agar para pewaris Tirto Utomo membentuk sebuah perusahaan untuk menjadi wadah mereka sebagai pemegang saham di semua perusahaan kelompok AQUA yang pada waktu itu terdiri dari 16 perusahaan produsen air minum dalam kemasan dan 2 buah perusahaan yang menangani distribusi. Dibentuklah kemudian PT Tirta Investama atau lazim disebut TIV sebagai family holding.

Waktu berjalan terus dan dalam kurun waktu dua tahun setelah ditinggal Tirto Utomo pangsa pasar AQUA terus menurun. Kondisi itu berjalan pelan tetapi pasti karena pertumbuhan penjualan AQUA selalu lebih rendah dari pertumbuhan pasar. Sementara itu, para pesaing AQUA karena sama sekali tidak mengalami perlawanan yang serius akhirnya menggerogoti pasar AQUA. Pada tahun 1996, dikumpulkan data dari berbagai sumber, baik dari dalam maupun luar negeri. Data tersebut termasuk pertumbuhan pasar, besarnya pasar dan proyeksi kedepan. Meskipun tidak terlalu tepat, tetapi dari pengalamannya di AQUA selama lebih dari 20 tahun.

Kemudian disiapkan berbagai analisa dan juga sebuah presentasi besar mengenai kondisi AQUA sekaligus proposal mengenai masa depan AQUA. Semua manajemen AQUA dan pemegang saham diundang untuk melakukan rapat tersebut. Pesaing-pesaing kuat yang umumnya perusahaan multinasional segera hadir ke Indonesia bagaikan pasukan yang menyerang dengan melakukan terjun payung. Hal pokok yang didiskusikan tidak lain adalah pilihan hendak kemana AQUA di masa depan. Setidaknya sudah menyiapkan 3 pilihan :
  1. Pertama : berkembang dengan kekuatan sendiri dengan konsekuensi AQUA akan menghadapi pesaing lokal dan pendatang baru dengan kekuatan sendiri pula. Yang menjadi pertanyaan, sanggupkah AQUA dengan segala kekuatan dan kelemahan berupa masalah internal menghadapinya?
  2. Kedua : mencari mitra pasif atau sleeping partner. Kondisi itu dimungkinkan bila AQUA hanya memerlukan dana untuk menunjang ekspansinya ke depan.
  3. Ketiga : menjalin aliansi strategis dengan mitra yang cukup kuat di bidang yang sama.

Disarankan alternatif ketiga, karena AQUA memang memerlukan mitra strategis untuk meningkatkan keunggulan bersaing terutama menghadapi para pesaing asing yang hendak masuk.

Pada waktu itu sudah mendapat informasi bahwa Nestle dan Danone akan masuk ke Indonesia. Sedangkan, Coca Cola sudah meluncurkan produknya di bawah bendera merek Bonaqua. Meskipun merek yang disebut terakhir itu akhirnya mengalami kegagalan di pasar.

Alasan lain yang disampaikan dalam presentasinya adalah kemungkinan percepatan pertumbuhan yang lebih tinggi apabila AQUA menjalin kemitraan strategis dengan mitra yang kuat dan unggul. Dengan demikian meskipun pihak keluarga nanti tidak lagi memiliki 100 persen saham perusahaan tetapi nilainya masih lebih besar dibandingkan dengan memiliki 100 persen saham dengan pertumbuhan yang lambat.Perlu pula diingat bahwa sebagai perusahaan keluarga, banyak faktor politik dan konflik yang akan mewarnai jalannya perusahaan yang sedikit atau banyak akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini terutama karena Tirto Utomo belum sempat menentukan putra mahkota yang akan menggantikannya, sehingga sepeninggalnya banyak anggota keluarga langsung maupun tak langsung ikut mewarnai jalannya perusahaan.

Kandidat AQUA untuk mencari mitra strategis pada saat itu adalah Danone dan Nestle. Alasan memilih Danone sebenarnya hanya satu saja yakni Danone memiliki budaya perusahaan yang lebih mirip dengan AQUA. Karena pada waktu itu Danone masih merupakan perusahaan sekalipun mereka sudah menjadi perusahaan publik. Jadi budaya Danone sangat mirip dengan AQUA yang masih terdapat hubungan perorangan atau kekeluargaan yang kuat.

Sedangkan di Nestle, tim menjumpai bahwa perusahaan itu sudah menerapkan manajemen multinasional yang kental dan 100 persen lebih mengandalkan pada kalangan professional dan expertise masing-masing. Ketika AQUA memilih Danone hanya satu hal yakni budaya perusahaan yang cocok dengan budaya AQUA sehingga tidak menimbulkan cultural shocks.

Setelah memutuskan hal itu kemudian dipersiapkan proses untuk menjalin aliansi. Mulai dari bagaimana bentuk aliansi, jumlah saham yang hendak ditawarkan ternyata memerlukan waktu yang panjang karena akhirnya waktu bergulir hingga ke tahun 1997. Ternyata Agustus 1997 Indonesia mulai terkena dampak krisis moneter yang berawal dari Thailand. Akibatnya terjadi perubahan di sana-sini sehingga akhirnya keputusan baru bisa diambil September 1998. Ketika itu Danone akhirnya mengambil alih 40 persen saham AQUA yang dimiliki induk perusahaan yakni PT Tirta Investama.

DANONE meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40% menjadi 74%, sehingga DANONE kemudian menjadi pemegang saham mayoritas Aqua Group. Tampaknya akuisisi ini dapat dikatakan cukup berhasil dikarenakan penjualan Aqua yang semakin meningkat dari rata-rata 1 miliar liter per tahun menjadi 3.5 miliar liter per tahun.

PENUTUP

Kesimpulan
PT. Aqua Investama Mississipi merupakan perusahaan AMDK yang terkenal di Indonesia telah menetapkan suatu langkah strategis dalam strategic relationship untuk melakukan strategic alliances dengan Danone sebagai perusahaan multinasional / global yang sama – sama juga memiliki lini usaha AMDK. Aliansi strategic ini dibentuk dalam keadaan AQUA yang sedang carut marut karena kondisi keuangan yang sekarat. Dengan keputusan strategis tersebut, AQUA berhasil memperbaiki kinerja keuangannya dan juga performa perusahaannya secara keseluruhan karena mendapatkan sumber daya baru dari Danone.

Saran
AQUA sebagai perusahaan asli Indonesia walaupun telah diakuisisi oleh Group Danone, seyogyanya tidak meninggalkan identitasnya sebagai perusahaan lokal yang telah berhasil go global. Diharapkan dengan adanya aliansi strategis ini, AQUA dapat meningkatkan prestasi di segala bidang dan senantiasa memperhatikan tanggung jawab lingkungannya. .

REFERENSI
Chandra Gregius, 2004. Internasionalisasi dan Internetisasi, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Majalah Trust, No.24 Tahun 2, Maret 2004

Panji Anaroga, Sri Suyati.Perilaku Keorganisasian.1995.Jakarta: Pustaka Jaya.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. Manajemen Pelayanan. 2006 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Robbins, Stephen P..Teori Organisasi. 1994. Prentice Hall. Upper Saddle River

Sidharta, Willy. 2006. Ketika Aliansi Strategis Aqua dan Danone Terwujud.

Sidharta, Willy. 2006. Pilihan Aliansi Strategis

www.aqua.com

www.bisnis.com

Makalah ini cuma sampel aja yaa??
Jadi emang kurang lengkap
Kalo pengin versi lengkap atau
mau bikin makalah laen..
Tinggal request aja...
Dijamin beres & ga repot
Diana - o85868o39oo9
Ditunggu ordernya yaa??