Perusahaan Kopi Starbucks: Dilema India



Perusahaan Kopi Starbucks: Dilema India

Tentang Starbucks
Tahun-tahun pertama
Pada tahun 1971, tiga orang rekan, Gordon Bowker, Jerry Baldwin, dan Zev Siegel membuka sebuah kedai kopi berkualitas di Seattle. Ketiganya memiliki hasrat terhadap kopi hitam, yang telah populer di Eropa tapi belum begitu dikenal di Amerika Serikat. Mereka memilih Starbucks Coffee, Tea and Spice sebagai nama kedai mereka. Mereka memilih seorang putri duyung dikelilingi oleh nama kedai sebagai logo mereka. Kedai ini menawarkan 30 pilihan vasiasi yang berbeda dari biji kopi, teh dengan jumlah besar, rempah-rempah dan persediaan lainnya tetapi tidak menjual kopi dalam cangkir. Popularitasnya tumbuh dalam 10 tahun, mempekerjakan 85 orang, memiliki 5 kedai kecil yang menjual biji kopi panggang segar, fasilitas pemanggangan kecil, dan bisnis besar yang menyediakan kopi kepada restoran lokal. Logonya telah menjadi salah satu logo yang paling mudah dikenali dan dihormati.

Howard Schultz dan Starbucks
Howard Schultz, yang kemudian menjadi pemimpin Starbucks, lahir pada tahun 1953. Pada tahun 1981, Schultz mengunjungi Starbucks selama perjalanan bisnisnya ke Seattle. Setelah mengunjungi perusahaan tersebut dan pemiliknya, ia sangat terkesan. Dia menyadari bahwa bisnis di bidang kopi sesuai dengan hatinya dan dia memutuskan untuk menjadi bagian dari Starbucks. Pada 1982 Schultz bergabung dengan Starbucks sebagai direktur operasional dan marketing.

Starbucks yang baru
Di awal 1987 penemu Starbucks memutuskan untuk menjual aset Starbucks beserta namanya. Segera setelah Schultz mengetahui hal tersebut, dia memutuskan untuk membeli Starbucks. Pada Agustus 1987, Schultz dengan bantuan investor membeli Starbucks, termasuk nama, seharga $3.8juta. Schultz menjanjikan kepada investor bahwa Starbucks akan membuka 125 kedai cabang selama 5 tahun mendatang.
Dalam beberapa tahun Starbucks telah membuka berbagai cabang di penjuru Amerika Serikat, dan menjadi kopi terbaik di New York. Seiring awaktu dan dengan pengalaman, Starbucks mengembangkan proses perkembangan kedai yang canggih berdasarkan pada jadwal pembukaaan enam bulan. Proses tersebut memungkinkan akan dibukanya sebuah kedai setiap hari. Di tahun 1996 sendiri, starbucks membuka 330 outlet.
Starbucks berkebalikan dengan konsep franchising (waralaba). Schultz beranggapan jika me-waralaba-kannya, Starbucks akan kehilangan budayanya yang membuatnya kuat. Starbucks awalnya menjual kopi hanya melalui outletnya sendiri. Namun seiring waktu, untuk meluaskan distribusi jaringan dan produk, Starbucks mulai memasuki strategi aliansi. Strategi aliansi pertama Starbucks yang dimasuki adalah dengan perusahaan real estate Host Marriot dimana Starbucks mengijinkan Marriot untuk membuka outlet Starbucks di lokasi airport terpilih.
Starbucks memelihara kebijakan dilarang merokok di semua outletnya di seluruh dunia. Ia percaya bahwa rokok bisa berdampak kurang baik pada aroma kopi itu. Dengan alasan yang sama, tenaga kerjanya diharapkan untuk menahan diri terhadap pemakaian parfum beraroma kuat. 

Fokus pada Asia
Pada tahun 1994, Starbucks Internasional dibentuk dan Howard Behar menjadi presidennya. Starbucks memaksa ekspansi internasional denangan tiga tujuan di benaknya: untuk mencegah pesaing memulai duluan, untuk membangun hasrat akan merek-merek barat, dan untuk mengambil keuntungan tingkat konsumsi kopi yang lebih tinggi di negara-negara yang berbeda. Selama tahun 1990an Starbucks mengkonsentrasikan upaya ekspansinya kebanyakan di Asia.

Starbucks di Jepang
Sebagai tujuan internasional pertamanya, Starbucks memilih Jepang karena Jepang merupakan importer kopi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Jerman serta memiliki ekonomi terbesar di kawasan Pasifik. Di tahun 1995 Starbucks memasuki Jepang dengan Joint venture –Starbucks Coffee Japan, Ltd. dengan retailer Jepang besar dan operator restoran, Sazaby Inc. Di tahun 1996 Starbucks membuka kedai pertamanya di Ginza, Tokyo, Jepang.
Jepang telah menjadi pasar paling menguntungkan bagi Strabucks diluar Amerika Utara. Kesuksesan Starbucks dan pertumbuhan popularitas kopi mendorong pemain lain untuk memasuki Jepang. Di tahun 2002, Strabucks telah membuka lebih dari 360 kedai di Jepang. Namun ditahun yang sama Starbucks terjadi kerugian besar pada pengoperasiannya di Jepang. Menurut analisis, Starbuck membuka kedainya terlalu dekat satu sama lain, yang mempengaruhi citra mereknya. Menu makanan adalah alasan lain, bagi konsumen Jepang, makanan adalah bagian penting dari menikmati kopi. Kebijakan dilarang merokok juga menjadi alasan. Pesaing-pesaing lainnya mengambil keuntungan dari hal-hal tersebut. Harga sewa tempat yang tinggi dan biaya tenaga kerja, serta tidak memiliki fasilitas panggangan di Jepang, membuat biaya semakin membengkak.
Setelah pemotongan biaya pelatihan dan mengenalkan produk baru berdasarkan penelitian terhadap konsumen, Starbucks Jepang kembali pada keuntungannya di tahun 2004. Tahun 2006, Starbucks memiliki lebih dari 600 lokasi retail di Jepang. 

Starbucks di Cina
Starbucks memasuki Cina di tahun 1999. Starbucks memutuskan  memasuki Hong Kong terlebih dahulu. Di Hong Kong, Starbucks melakukan joint venture dengan Coffee Concepts (Hong Kong) Ltd, dengan Maxim’s Caterer, perusahaan makanan dan minuman yang berpengalaman 46 tahun. Setelah Hong Kong, Starbucks membuka kedai di Beijing, kemudian Shanghai. Seperti di tempat lainnya, Starbucks tidak memasarkan, mengiklankan, atau mempromosikan kedainya di Cina dan bersandar kebanyakan dari promosi word-of-mouth (dari mulut ke mulut). Starbucks memilih lokasi yang sangat terlihat dan ramai dalam membuka kedainya.

Perjalanan Selanjutnya
Starbucks berencana membuka cabang kembali di India dan Rusia di tahun 2007
Tentang India
India telah meningkat pada serangkaian perbaikan ekonomi sejak 1991. Perbaikan tersebut termasuk liberalisasi investasi asing, pengurangan signifikan pada tarif dan rintangan perdagangan lainnya serta penyesuaian signifikan dalam kebijakan pemerintah.
Populasi India adalah salah satu yang termuda di dunia dan banyak anak muda di tahun-tahun yang akan datang. Mumbai merupakan pusat ekonomi dan finansial di India. Ia telah menjadi rumah sejumlah perusahaan India dan banyak penyedia pelayanan finansial asing.
India memiliki kuliner yang bervariasi dari daerah ke daerah, baik makanan vegetarian dan non-vegetarian dikonsumsi. Makanan pedas dan manis populer di India. Minuman di India terutama terdiri dari susu, teh, kopi, minuman botol, minuman ringan, jus, bir, anggur, dll. Konsumen dibagian wilayah yang berbeda memiliki rasa dan kesukaan yang berbeda.
Pasar Kopi India
Antara tahun 1947 dan 1996, konsumsi kopi di India  mengalami stagnan di 50.000 ton tiap tahun. Sejak 1996, konsumsi kopi semakin meningkat menjadi 85.000 ton di tahun 2005. Berdasarkan penelitian, kopi banyak dikonsumsi di area perkotaan (71%) dan lebih sedikit di daerah pedesaan (29%). Masyarakat di wilayah India selatan lebih banyak mengkonsumsi kopi. Masyarakat di wilayah utara India umumnya tidak meminum kopi, tapi minum kopi dan merasakan berbagai rasanya sebagai pernyataan mode.
Seperti yang dinyatakan oleh Schultz, “Hampir seperti Cina, India secara tradisional adalah budaya peminum teh, kemudian muncul dan tumbuh budaya kopi, terutama diantara kaum muda di negara tersebut. Juga seperti Cina, ada pertumbuhan ketertarikan pada konsumsi produk-produk mewah dan bermerek Barat”.
Persaingan terjadi dengan merek lokal yang mendominasi pasar kopi retail. Coffee Cafe Day (CCD) merupakan pelopor konsep spesialisasi kopi di India diikuti Qwiky’s dan Barista Coffee. Selain itu juga ada Costa Coffee yang berasal dari Inggris, serta Orlando, Gloria Jean’s (Australia), dan Illy (Italia).
Perjalanan ke Depan
Pada 2004, Starbucks menandatangani kesepakatan dengan Tata untuk menyediakan biji kopi premium. Tata telah memnangkan medali emas sebagai kopi Robusta terbaik di sunia pada kompetisi cupping internasional, Grands Crus de Cafe yang diselenggarakan di Paris. Hamid Ashraff, direktur utama Tata Coffee mengatakan, “Kesepakatan Starbucks dengan Tata Coffee merupakan tonggak sejarah signifikan lainnya untuk menunjukkan bagaimana kopi India dapat diterima di pasar internasional”.
Starbucks nampaknya perusahaan yang berambisi pada India dan kelihatannya menyiapkan untuk menemui tantangan bahwa pasar India bisa melengkapi bagi Starbucks. Produk Starbucks dihargai premium dan pendapatan per kapita lebih rendah dibandingkan pasar lainnya dimana telah tersedia. Coles mangatakan, “Kami menghargai produk kami secara kompetitif di pasaran, sehingga harga produk di India akan bersaing secara lokal”.
Tantangan lain yang signifikan yang bisa saja dihadapi Starbucks adalah meningkatkan kegemukan dan kegemukan yang berhubungan dengan penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan liver di India.
Starbucks telah mengekspresikan ketertarikannya untuk memasuki India beberapa kali. Pada 2002, Starbucks mengumumkan pertama kalinya bahwa telah merencanakan untuk memasuki India. Kemudian justru memasuki Cina dan bermasalah di Jepang. Di tahun 2003, ada kabar lagi bahwa Starbucks kembali pada rencananya memasuki India. Pada 2004, Starbucks secara resmi mengunjungi India namun menurut sumber mereka kembali tidak yakin karena mereka tidak setuju dengan rekan yang layak untuk ini. Banarjee dari Barista mengatakan, “Kami telah mendengar tentang kedatangan mereka di 3 hingga 4 tahun terakhir. Kmi tidak tahu mengapa mereka belum disini. Jika mereka datang, kami masih percaya kami memiliki sejumlah faktor untuk keuntungan kami”. Cole berkomentar, “Tanpa terdengar arogan, kami malihat strategi kami sendiri. Tidak ada yang bisa menahan kami melakukan bisnis di India”.



Ini hanya sampel saja…
Mau tau versi lengkapnya?
Atau mau order (custom) sesuai request juga bisa

Silahkan WA/ Call ke o85868o39oo9 (Diana)
Ditunggu yaa.. Happy Order :)


STRATEGI PENANGANAN RISIKO PELEMAHAN NILAI TUKAR RUPIAH

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PELEMAHAN NILAI TUKAR RUPIAH


Hampir sepanjang tahun 2018 hingga bulan September ini, nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurut catatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang tertera pada situs Bank Indonesia, hingga Rabu 5 September 2018, US$1 setara Rp14.927. Sejumlah bank bahkan telah menjual dolar AS seharga Rp15.000 (Lingga, 2018). Dampak dari pelemahan ini, harga barang konsumsi yang bergantung pada produk impor berpotensi melonjak jika rupiah terus melemah.

Selain itu, rupiah juga perlu waspada terhadap rencana kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) dua kali lagi sepanjang bulan September sampai Desember 2018 (Nordiansyah, 2018). Kebijakan Fed ini dikhawatirkan akan membawa dampak keluarnya arus modal asing dari negara berkembang ke negara maju seperti Amerika Serikat. Jika hal tersebut terjadi maka dolar AS akan menguat sehingga berdampak terhadap mata uang negara lain termasuk rupiah yang akan semakin melemah. Pemerintah memang telah menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi masalah tersebut, misalnya dengan penguatan sektor industri manufaktur penghasil devisa, mengurangi impor, mendukung sektor pariwisata dan perbaikan iklim investasi (Mahesa, 2018). Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai pihak masih tetap merasakan dampak dari pelemahan rupiah tersebut, salah satunya adalah para pelaku usaha yang beroperasi di Indonesia.

Terdapat berbagai risk event yang dikhawatirkan akan dihadapi oleh perusahaan, di antaranya adalah market risk, credit risk, liquidity risk, operational risk, legal and regulatory risk, business risk, strategic risk, dan reputation risk. Market risk atau risiko pasar adalah risiko yang akan terjadi apabila terdapat pergerakan variabel pasar yang berbeda dengan portofolio yang dimiliki oleh bank. Salah satu variabel pasar di sini adalah perubahan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Risiko yang paling nyata dari hal ini adalah perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Di sisi lain untuk credit risk, perusahaan menghadapi risiko kredit dalam hal misalnya perusahaan tidak menerima pembayaran di muka secara tunai untuk produk atau jasa yang dijualnya. Akibatnya, perusahaan menanggung suatu risiko selama tenggang waktu penyerahan barang atau jasa dengan waktu pembayaran. Dengan pelemahan rupiah, dikhawatirkan terjadi penurunan daya beli yang akan meningkatkan risiko kredit bagi perusahaan.

Risiko likuiditas dapat disebabkan bank tidak mampu menghasilkan arus kas dari aset produktif, atau yang berasal dari hasil penjualan aset termasuk aset likuid, atau dari penghimpunan dana masyarakat, transaksi antar bank, atau pinjaman yang diterima (Ikatan Bankir Indonesia, 2012). Suatu perusahaan juga dapat terpapar terhadap risiko likuiditas jika pasar yang diikutinya mengalami penurunan likuiditas. Hal ini berbeda dengan risiko operasional, yang merupakan risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank (Ikatan Bankir Indonesia, 2014). Risiko operasional yang dihadapi perusahaan akibat melemahnya rupiah dapat dipicu oleh persentase kenaikan biaya bahan baku dan persentase kenaikan harga pokok penjualan.

Risiko hukum dan regulasi yang mungkin dihadapi oleh perusahaan dalam hal ini adalah saat pihak otoritas publik melarang penetapan kebijakan perusahaan tertentu, misalnya melarang dilakukan peningkatan harga padahal harga bahan baku telah meningkat drastis karena melemahnya nilai tukar rupiah. Risiko bisnis adalah risiko yang muncul dari keputusan investasi (Mardiyanto, 2009). Melemahnya nilai rupiah meningkatkan risiko bisnis karena adanys ketidakpastian tingkat pendapatan yang akan diterima oleh investor.

Risiko strategis merupakan pengeluaran-pengeluaran yang mengharuskan perusahaan untuk berpikir pada skala strategis (Umar, 2000). Risiko tersebut harus dipecahkan pada tingkat pimpinan dan memerlukan perencanaan strategis. Risiko strategis yang mungkin dihadapi perusahaan misalnya risiko kenaikan harga bahan baku, dan risiko perubahan tingkat bunga. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholders yang berumber dari persepsi negatif terhadap perusahaan. Risiko reputasi ini muncul misalnya saat perusahaan terpaksa menaikkan harga produk untuk menghadapi melemahnya nilai rupiah, namun pelanggan memilih untuk menggunakan produk lain karena mereka menganggap harga yang ditawarkan terlalu murah.

Sebagai seorang pelaku usaha di Indonesia, penting untuk mengembangkan strategi pengelolaan risiko yang relevan untuk menghadapi berbagai risiko tersebut. Beberapa strategi risiko yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:

a.       Bauran produk
Perusahaan berencana untuk menerapkan strategi bauran produk atau strategi produk, yaitu suatu kegiatan digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan sekumpulan lini produk yang ditawarkan pada pembeli. Tujuan dari dilakukannya strategi ini adalah untuk menunjang kegiatan perusahaan, dengan harapan dapat menjadi suatu bentuk kompensasi atas risiko yang ditimbulkan karena pelemahan nilai rupiah. Selain itu, juga ada berbagai alasan dilakukannya strategi produk untuk perusahaan. Di antaranya adalah setiap produk yang ada dalam perusahaan akhirnya tidak akan terpakai lagi karena pangsa pasar dan volume penjualan dikurangi produk saingan. Lagipula, keuntungan pada umumnya akan menurun karena usia produk semakin menua. Dengan dilaksanakannya strategi ini, diharapkan dapat meningkatkan laba perubahan, dengan kata lain dapat meningkatkan volume penjualan suatu perusahaan.

b.      Efisiensi biaya produksi dan pemasaran
Agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dibutuhkan suatu proses produksi yang efisien dan efektif, yang dapat dicapai jika ditunjang dengan perencanaan dan pengendalian kualitas produk yang optimal. Dengan demikian, perusahaan dapat menekan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang dihasilkan.
Setiap penyimpangan atau kesalahan yang terjadi pada proses produksi harus dideteksi sedini mungkin sehingga dapat mengurangi pemborosan biaya yang dikeluarkan untuk memproses kembali barang yang cacat. Konsumen menjadi puas dan setia terhadap produk yang ada yang nantinya akan meningkatkan penjualan juga, yang dikarenakan hasil produksi yang berkualitas. Produk cacat dan unit yang dikerjakan ulang merupakan hal yang harus mendapat perhatian yang cukup besar dari perusahaan. Karena hal tersebut akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas serta kelancaran kegiatan produksi dan juga mempengaruhi produksi barang yang akan dipasarkan.
Dalam efisiensi biaya pemasaran, repeat customer merupakan sumber pemasaran yang dapat merekomendasi layanan kepada teman dan rekannya dan mendukung secara positif layanan dan produk yang ditawarkan. Mereka merupakan sumber word of mouth. Hal ini tentu akan mengurangi biaya pemasaran bagi perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan profit.

c.       Penyediaan cadangan valuta asing
Penyediaan cadanga valuta asing merupakan hal yang penting karena keterbatasan cadangan valuta asing ini menyebabkan kemampuan untuk mengimpor barang-barang baik bahan baku; maupun barang modal yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan sektor industri menjadi terbatas pula (Sari, 2006). Belum lagi ditambah dengan adanya demonstration effect yang dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Akibat dari lambatnya laju pembangunan sektor industri, seringkali menyebabkan laju pertumbuhan supply barang tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan permintaan.

d.      Strategi hedging
Strategi hedging atau lindung nilai adalah suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut. Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya memegang sejumlah aset awal. Setelah melakukan hedging, hedger memegang sejumlah aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portfolio hedging (Putro & Hardanto, 2012). Dengan transaksi hedging, maka fluktuasi nilai tukar rupiah akan lebih terkendali. Selama ini kebutuhan pembayaran utang luar negeri diambil dari pasar spot yang riskan terhadap fluktuasi. Apabila dilakukan hedging, valas yang dibutuhkan untuk hedging akan menurunkan permintaan valas di pasar spot Indonesia.
Dengan dilakukannya berbagai strategi manajemen risiko tersebut, diharapkan perusahaan tidak akan terkena dampak yang terlalu besar dari pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini tengah dialami oleh Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA


Ikatan Bankir Indonesia. (2012). Manajemen Risiko 2: Mengidentifikasi Risiko Likuiditas, Reputasi, Hukum, Kepatuhan, dan Strategik Bank. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ikatan Bankir Indonesia. (2014). Memahami bisnis bank syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lingga, R. A. (2018, September 6). Rupiah melemah ke kisaran 15.000, perlukah masyarakat panik? Retrieved September 6, 2018, from BBC Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45424105
Mahesa, O. A. (2018, September 5). Rupiah Melemah, Begini Strategi Pemerintah Hadapi Gejolak Ekonomi Global. Retrieved September 6, 2018, from Klik Positif: http://finansial.klikpositif.com/baca/37858/rupiah-melemah--begini-strategi-pemerintah-hadapi-gejolak-ekonomi-global
Mardiyanto, H. (2009). Intisari manajemen keuangan. Jakarta: Grasindo.
Nordiansyah, E. (2018, June 14). Waspada Gerak Rupiah dengan Rencana Fed Rate Naik 2 Kali Lagi . Retrieved September 6, 2018, from Metro TV News: http://ekonomi.metrotvnews.com/makro/GNlAM5Bb-waspada-gerak-rupiah-dengan-rencana-fed-rate-naik-2-kali-lagi
Putro, & Hardanto, S. (2012). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi Kasus Pada Perusahaan Automotive and Allied Products Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2010). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Sari, D. I. (2006). Akuntansi Inflasi dalam Menilai Relevansi Laporan Keuangan Suatu Perusahaan. Akademia.
Umar, H. (2000). Business an introduction. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


Ini hanya sampel saja…
Mau tau versi lengkapnya?
Atau mau order (custom) sesuai request juga bisa

Silahkan WA/ Call ke o85868o39oo9 (Diana)
Ditunggu yaa.. Happy Order :)