Efektivitas Jingle Iklan Dalam Membentuk Brand Engagement

Efektivitas Jingle Iklan Dalam Membentuk Brand Engagement
A.    Pendahuluan
Periklanan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat saat ini. Setiap saat iklan bermunculan dimanapun, di berbagai sudut kota. Bersamaan dengan itu, periklanan merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi suatu perusahaan untuk
mempromosikan produknya. Periklanan adalah bentuk komunikasi berbayar dan termediasi dari sumber yang jelas, didesain untuk mempengaruhi penerima supaya melakukan sesuatu dimasa yang  akan datang. Kini bentuk iklan pun juga semakin banyak dan bervariasi berkat pengembangan inovasi dan kreatifitas. Bentuk-bentuk iklan ada banyak macamnya, salah satunya adalah berdasarkan media elektroniknya. 
Namun secara keseluruhan iklan ada dua bentuk, satu merypakan iklan yang sitampilkan dalam media cetak, sementara satunya merupakan iklan dapat ditampilkan daman media elektronik yang setidaknya mampu mengeluarkan unsur suara, gambar, gerak, dan teks,  dan dalam hal ini, salah satu jenis iklan yang memiliki unsur suara didalamnya dalah jinge iklan.
Jingle iklan merupakan pesan iklan yang ditampilkan menggunakan musik. Jingle iklan adalah alat yang membuat orang terpesona oleh pesan penjualan, dengan menyusunnya dengan nada yang menarik perhatian, yang dapat didengungkan ataupun dinyanyikan. Jingle iklan juga dapat diartikan sebagai aransemen musik yang asosiatif pada merek atau produk tertentu. Menurut Belch (2009), “musik adalah bagian penting dari suatu iklan televise dan dapat diputar dalam berbagai varisasi adegan. Musik memberikan latar belakang yang menyenangkan atau membantu menciptakan suasana yang nyaman”. Oleh sebab itulah, pencantuman sebuah lagu yang terkenal dalam iklan dapat membantu menarik perhatian dan mengembalikan ingatan. Penggabungan merek dan cuplikan sebuah musik popular menjadikan merek tersebut mudah diingat. Banyak iklan saat ini dibuat lagu sehingga mudah tertanam dalam ingatan jangka panjang. Dalam hal ini, menurut Sutherland dan Sylvestre (2004), musik adalah jembatan penghubung yang membantu menanamkan sebuah iklan dalam memori jangka panjang, sementara Salomon (2004) menyatakan bahwa jingle dari iklan dapat membentuk kesadaran akan musik yang menjadi latar belakang dapat membentuk perasaan tertentu (Zulkarnaen, 2016). Berkaitan dnegan hal ini, dalam makalah ini akan dibahas mengenai seperti apa efektivitas sebuah jingle iklan dalam membentuk brand engagement.
Lebih lanjut, beberapa contoh jingle iklan yang terbukti efektif dalam membentuk suatu brand enggagement adalah:
a.       “RCTI oke” dari salah satu st (Folia, 2017)asiun televisinassional indonesia RCTI (Rajawali Tv)
b.      Susu Bendera Coklat dengan “Susu bendera coklat, nikmat! Hingga tetes terakhir”
c.       Dari Rose brand dengan “Tepung Beras Rose Brand”
d.      Dancow dengan “Aku dan Kau, Suka Dancow”
e.       Indomie dengan “Indomie seleraku”
Jingle-jingle tersebut hanya sebagian kecil dari semua yang contoh jingle yang ada, dan ini telah melekat pada masyrakat, khususnya di Indonesia. Pasalnya jingle iklan merek-merek ini membuat kita mudah mengingatnya dan bahkan kadang membuat kita ikut menyanyikannya atau menirukannya, yang pada akhirnya melekat di benak kita dan sulit untuk dilupakan.

Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

DAMPAK KONVERSI DARI KONVENSIONAL MENJADI SYARIAH DITINJAU DARI SUKU BUNGA

DAMPAK KONVERSI DARI KONVENSIONAL MENJADI SYARIAH DITINJAU DARI SUKU BUNGA
Pendahuluan
Saat ini, lembaga keuangan syariah (LKS) di Indonesia sedang berkembang dengan cukup pesat. Kini, telah hadir banyak jenis LKS di Indonesia, baik yang berbentuk perbankan syariah maupun lembaga keuangan non-bank. LKS merupakan lembaga keuangan yang beroperasional dan berjalan dengan prinsip syariah Islam. Prinsip syariah Islam ini berbeda dari perbankan atau lembaga keuangan konvensional (Budiono, 2017). Perbedaan yang mencolok terdapat pada penggunaan bunga atau interest dalam operasinya yang didalam aturan syariah disebut sebagai riba.
Kegiatan operasional yang dilakukan bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) dan juga bank syariah tidak menggunakan sistem bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman oleh nasabah, karena bunga tersebut merupakan riba yang diharamkan oleh syariat dalam Islam. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah) (Sutedi, 2009).
Dalam perkembangannya di Indonesia, industri keuangan syariah terdiri dari industri perbankan syariah, pasar modal syariah dan keuangan non-bank syariah yang dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang pesat.
Konversi dari bank konvensional menjadi bank syariah ini, tentu berdasarkan syarat syarat yang diatur dalam Pasal 15 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 64/POJK.03/2016 Tahun 2016 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah yang pada akhirnya akan memberikan dampak tertentu. Pada intinya, kegiatan konversi bank konvensional menjadi bank syariah mesti didukung namun dalam pelaksanaannya tetap harus memperhatikan asas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian sehingga dapat terciptanya kondisi perbankan syariah yang kuat dan konsisten dalam menerapkan prinsip syariah. Dampak paling mencolok yang berhubungan dengan konversi tersebut adalah mengenai suku bunga yang menjadi pokok permasalahan dalam keungan syariah yaitu penghindaran riba. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas mengenai dampak konversi dari konvensional menjadi syariah ditinjau dari suku bunga.
Bank Syariah
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah (Ismail, 2013). Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Dalam melakukan operasinya bank syariah mengikuti prinsip-prinsip yang berbeda dengan bank konvensional. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip yang diterapkan oleh bank syariah (Sutanto & Umam, 2013):
Prinsip Mudharabah,
Prinsip Musyarakah,
Prinsip wadiah
Prinsip jual beli (al buyu’),
Jasa-jasa
Prinsip kebajikan

Carrefour: Managing Global Supply Chain


Carrefour: Managing Global Supply Chain
Pendahuluan 
Perkembangan dunia usaha, terutama dalam bisnis usaha penjualan barang, semakin berkembang pesat. Ketatnya persaingan membuat para pengusaha berlomba-lomba memberikan layanan terbaik untuk menarik konsumen agar berkunjung dan berbelanja di tempatnya. Selain layanan yang diberikan, para pengusaha tersebut juga perlu memperhatikan kondisi barang yang ditawarkan, agar pengunjung yang membeli barang-barang tersebut tidak kecewa. Persediaan barang terkadang menjadi kendala dalam setiap usaha. Persediaan barang haruslah sesuai dengan permintaan pasar. Seringkali kendala tersebut menjadi hambatan pada setiap perusahaan retail. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya lost of sales, yang mengakibatkan hilangnya penghasilan yang mungkin diperoleh (Dwiyangtri & Hidayatuloh, 2012).
Di era modern ini, persaingan bisnis yang amat ketat menuntut para pengelola bisnis untuk menciptakan model baru dalam pengelolaan aliran produk dan informasi. Pergeseran pandangan manajemen membawa perubahan sistem manajemen perusahaan yang tidak sekedar menekankan pada integrasi proses internal perusahaan dan kualitas, akan tetapi juga mulai menekankan juga integrasi proses internal dan eksternal. Implementasi supply chain management (SCM) atau menajemen rantai pasokan merupakan salah satu bagian penting untuk memperbaiki kemampuan kompetisi organisasi bisnis. Supply chain management menjadi suatu strategi kompetitif untuk menjembatani perusahaan dengan supplier dan distributor dalam interorganizational system (IOS). Supply chain adalah suatu proses yang terintegrasi, di mana sejumlah entitas bekerja sama untuk mendapatkan raw material, mengubah raw material menjadi produk jadi dan mengirimkannya ke retailer dan customer. yaitu merupakan kesatuan dari supplier, manufacturing, customer, dan delivery process (Radhi & Hariningsih, 2015).
Supply chain management merupakan salah satu kegiatan utama yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pasar yang semakin kompleks, dinamis, dan kompetitif membutuhkan visi global dari rantai pasokan yang mengintegrasikan semua agen dan elemen sistem. Penting untuk mempertimbangkan semua aliran yang ada dalam rantai pasokan, dari asal ke pelanggan akhir, dan dalam rantai permintaan, dari pasar ke produsen. Mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan pelanggan adalah faktor kunci untuk memahami kesuksesan perusahaan. Bekerja bersama, rantai permintaan dan pasokan menciptakan rantai pasokan-permintaan dan, ketika dikelola secara memadai, pasokan disinkronkan dengan baik dengan permintaan dan memberikan nilai bagi semua konsumen dan pemasok (Cambra-Fierro & Ruiz-Benítez, 2011).
Terlepas dari tantangan yang diciptakan, mengembangkan rantai pasokan yang efektif dan efisien dapat menjadi kompetensi inti atau bahkan kompetensi yang berbeda. Kompetensi inti adalah fungsi apa pun, yang dilakukan perusahaan dengan baik. Di sisi lain, kompetensi yang berbeda adalah fungsi yang dilakukan dengan baik dan unik. Dasar persaingan di banyak industri di masa depan akan berkisar pada pengembangan rantai pasokan. Pendukung analisis rantai pasokan mengurangi proses non-inti (limbah) dan merampingkan jaringan pemasok dan logistik. Dengan demikian jaringan rantai pasokan mencakup pemasok hulu, hilir, dan lateral yang memproduksi barang, jasa, atau aktivitas bernilai tambah lainnya. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan dukungan tulang punggung untuk mendistribusikan dan berbagi informasi secara langsung untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh mitra rantai pasokan (Tummala, Phillips, & Johnson, 2006).
Membuat perubahan pada supply chain membantu menurunkan biaya dan memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah bersaing berdasarkan harga. Ini sangat penting ketika memproduksi barang-barang fungsional yang sensitif terhadap harga. Selain itu, perampingan sistem rantai pasokan dapat mengurangi permintaan dan ketidakpastian waktu sambil menciptakan konsistensi produk yang berkualitas dan pasokan yang dapat diandalkan. Itu juga dapat meningkatkan tingkat layanan pelanggan yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Bekerja bersama untuk mencapai penghematan biaya memungkinkan perusahaan untuk menargetkan sumber daya mereka ke dalam bidang transformasi khusus. Masing-masing perusahaan dapat lebih mengoptimalkan kinerja dengan berbagi informasi dan menghapus proses yang berlebihan (Tummala, Phillips, & Johnson, 2006).
Carrefour adalah merek yang diakui secara internasional dalam hypermarket, supermarket, toko serba ada dan segmen hard discount, yang saat ini menjangkau semua jenis pelanggan, dan diperingkat sebagai merek ritel makanan berkinerja terbaik di Eropa oleh Interbrand pada tahun 2008. Format hypermarket, dibuat pada tahun 1963 di Prancis adalah bidang usaha yang terkuat di grup. Pada tahun 1999, setelah akuisisi Promode, Carrefour menjadi pemimpin di Eropa dan perusahaan kedua di dunia dalam sektor ini dengan membuka cabang di 33 negara (Cambra-Fierro & Ruiz-Benítez, 2011). Menghadapi persaingan perusahaan retail, Carrefour pun juga mengimplementasikan supply chain management. Berdasarkan uraian di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk membahas supply chain management yang diimplementasikan oleh Carrefour.

Bagaimana Indomie membangun citra dan menciptakan nilai bagi pelanggan untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan


Bagaimana Indomie membangun citra dan menciptakan nilai bagi pelanggan untuk membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan


      Indomie adalah salah satu merek mie instan yang terkenal di Indonesia. Merek ini adalah satu salah merek PT. Indofood Sukses Makmur yang selalu berhasil dalam memproduksi berbagai jenis produk makanan olahan, seperti kecap, saus, sambal, sirup, dan sebagainya. Produk-produk tersebut terkenal melalui tayangan iklan media televise atau media cetak. Indomie tersebut sangat disukai oleh berbagai macam kalangan seperti anak-anak, remaja bahkan sampai orang tua, baik anak sekolah, pekerja informal, maupun pekerja kantoran dari kalangan menengah bawah maupun menengah atas. Hal itu disebabkan karena produk tersebut dapat ditemui dengan mudah di berbagai warung, pasar, minimarket, bahkan di swalayan dan supermarket dengan harga yang relative murah. Selain itu produk Indomie juga menciptakan berbagai macam varian sehingga para pelanggan bisa mengkonsumsinya tanpa harus merasa bosan dengan rasa yang ada. Hal itu yang membuat produksi produk Indomie meningkat setiap tahunnya bahkan sudah sampai meluaskan pasarnya hingga keluar negeri. Terkait dengan hal tersebut, dalam paper ini kita akan membahas tentang bagaimana cara Indomie membangun citra, nilai, dan hubungan mereka dengan pelanggan sehingga pelanggan tetap loyal untuk membeli dan mengkonsumsi produk mereka (Dian dan Trimanah, n.d).
      Salah satu komponen penting dalam menentukan maju mundurnya suatu produk adalah merek. Merek mempunyai beberapa peran dalam perusahaan, yaitu peran dalam mencapai skala ekonomis dengan memproduksi merek tersebut secara massal, menghambar pesaing yang ingin memperkenalkan merek yang sama, menjadi pembeda antara produk yang ditawarkan dengan merek competitornya (Dian dan Trimanah). Oleh karena itu, perusahaan perlu menciptakan citra mereka yang kuat agar mendapatkan kepercayaan baik dari pengecer, pedagang maupun pelanggan. Begitu pula yang dilakukan oleh PT Indofood yang membangun citra kuat melalui produk Indomie nya yang menjadikan produk tersebut Top of Mind dan Top Brand atas produk mie instan di Indonesia. Keberhasilan tersebut disebabkan oleh konsistensi Indomie dalam menjalani kunci strategi 3A nya, yaitu acceptability(rasa Indomie sudah dapat diterima oleh konsumen), availability(mudah didapatkan dimana saja) dan affordability(harga Indomie terjangkau).

Manajemen Sekuriti


Manajemen Sekuriti

Konsep dan prinsip manajemen keamanan adalah elemen yang melekat dalam kebijakan keamanan dan dalam penyebaran solusi. Hal ini menentukan parameter dasar yang diperlukan untuk lingkungan yang aman. Hal tersebut juga menentukan tujuan dan sasaran yang harus dimiliki oleh perancang kebijakan dan pelaksana sistem untuk menciptakan solusi yang aman. Tujuan utama dari keamanan secara prinsip adalah (Stewart, Tittel, & Chapple, 2008): 
  • Kerahasiaan (confidentiality)
  • Integritas (integrity)
  • Ketersediaan (availability)

Ketiga prinsip tersebut dianggap yang paling penting dalam bidang keamanan. Pentingnya hal tersebut bagi organisasi tergantung pada tujuan dan persyaratan keamanan organisasi dan pada seberapa besar ancaman terhadap keamanan ada di lingkungannya. Konsep dan prinsip yang terkait keamanan lainnya yang harus dipertimbangkan dan ditangani ketika merancang kebijakan keamanan dan menerapkan solusi keamanan adalah privasi, identifikasi, otentikasi, otorisasi, akuntabilitas, nonrepudiasi, dan audit.

Aspek lain dari konsep dan prinsip solusi keamanan adalah elemen mekanisme perlindungan: pelapisan, abstraksi, penyembunyian data, dan enkripsi. Ini adalah karakteristik umum dari kontrol keamanan, dan meskipun tidak semua kontrol keamanan harus memilikinya, banyak kontrol menggunakan mekanisme ini untuk melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan.

Hal tersebut kemudian diterapkan dalam cakupan manajemen sekuriti sebagai berikut:
  •   Keamanan negara (state security);
  •   Keamanan pemerintahan (government security);
  •   Keamanan warga negara/penduduk (human security)
  •  Keamanan hak milik (property security)

Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^



Pengeluaran Sekuriti sebagai Investasi

Pengeluaran Sekuriti sebagai Investasi

Sistem keamanan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena aset yang tersimpan dalam perusahaan sangat berharga sehingga membutuhkan proteksi. Dokumen-dokumen penting seperti master design atau laporan keuangan sebuah perusahaan pasti sudah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi beberapa perusahaan. Sebuah sistem keamanan yang memadai pasti akan memberikan performa tinggi pada perusahaan.
Dalam produksi maupun distribusi yang dilakukan oleh perusahaan, tentu terdapat beberapa ancaman yang dapat mengganggu aktivitas tersebut. Ancaman dan risiko keamanan yang mungkin terjadi, dapat dikategorikan menjadi sebagai berikut ini (JBW, 2009):
  • Shrinkage atau pencurian: Istilah shrinkage merujuk pada kehilangan produk pada titik tengah antara produksi atau pembelian dari supplier sampai ke titik penjualan. Penyebab shrinkage antara lain: pencurian oleh karyawan, mengutil (shoplifting), kegagalan administrasi, dan penipuan oleh sub-kontraktor. Kehilangan atau pencurian dapat terjadi pada saat proses manufaktur, distribusi atau proses ritel.
  • Terorisme: Kegiatan terorisme dapat mengganggu kegiatan produksi yang sedang berlangsung sehingga memiliki potensi untuk mematikan operasi produksi komoditas kunci.
  • Penyelundupan barang: Barang selundupan dapat mengancam kelancaran aliran pengiriman barang dan berisiko menimbulkan masalah hukum, keuangan, bahkan rusaknya reputasi perusahaan.
  • Pembajakan: Pembajakan utamanya akan membahayakan kiriman kargo yang akan mengakibatkan kerugian finansial perusahaan. Selain itu, pembajakan juga menjadi ancaman bagi nyawa,dan kondisi kru kendaraan pengangkut.

Oleh karena itu, dibutuhkan kegiatan sekuriti di dalam pengoperasian perusahaan. Keamanan (security) adalah suatu kondisi dimana manusia atau benda merasa terhindari dari bahaya yang mengancam atau menggangu, selanjutnya akan menimbulkan perasaan tenang dan nyaman.



Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

Analisis Kebijakan Publik: Pemindahan Ibu kota ke Palangkaraya


Analisis Kebijakan Publik: Pemindahan Ibu kota ke Palangkaraya
A. Pendahuluan
Ibukota adalah pusat Negara yang memiliki status utama dalam pemerintahan Negara yang diatur oleh peraturan perundang-undangan dari masing-masing Negara. Sebagai pusat pemerintahan, ibukota memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mana ibukota tersebut berfungsi sebagai pusat kekuatan politik dan ekonomi. Selain itu, ibukota juga dikarakteristikan sebagai kota multifungsi yang memiliki misi diplomatic, institusi pemerintahan, dan pusat ekonomi yang sangat berkembang dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Hal inilah yang seringkali membuat ibukota menjadi salah satu kota tujuan yang dipilih untuk urbanisasi.
Di Indonesia, wacana untuk memindahkan ibukota sudah lama muncul akibat dari berbagai permasalahan di ibukota, Jakarta, yang sangat kompleks. Sebagai ibukota Negara Indonesia, situasi dan kondisi Jakarta saat ini menunjukkan bahwa Jakarta sudah tidak ideal untuk dilakukan pemerataan pembangunan nasional. Oleh karena itu, wacana pemindahan ibukota tersebut menjadi salah satu hal yang harus dipertimbangkan demi menciptakan ibukota Negara yang baik bagi kelangsungan pemerintahan Indonesia (Yahya, 2018).

Terkait dengan hal tersebut, pemerintah Indonesia mencoba untuk menyusun konsep strategis kebijakan public terkait dengan pemindahan ibukota Indonesia. Dalam hal ini, sejak beberapa tahun yang lalu, pemerintah melakukan penelitian terhadap beberapa wilayah alternative yang dianggap cocok sebagai ibu kota Indonesia yang baru, seperti Yogyakarta, Magelang, Purwokerta, Malang, dan Kalimantan Tengah (Baiquni, 2004). Masing-masing wilayah alternative tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan jika ditetapkan sebagai ibukota Negara yang baru. Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, pemerintah beranggapan bahwa Palangkaraya merupakan salah satu kota yang cocok untuk dijadikan ibukota Negara Indonesia yang baru karena masih banyaknya lahan kosong yang berada disana. Dengan memindahkan ibukota ke Palangkaraya, pemerintah akan lebih mudah untuk menata kota Jakarta dan kota-kota besar lain di pulau Jawa yang telah menjadi tujuan para imigran baru selama bertahun-tahun, serta untuk menghindari ketegangan yang semakin tinggi akibat menurunnya daya dukung alam di pulau Jawa (Tim Visi Indonesia 2033, n.d.).
Dengan adanya permasalahan tersebut, makalah ini akan membahas mengenai kebijakan public pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibukota Negara Indonesia, dari Jakarta ke Palangkaraya. 

B.  Pembahasan 
1.      Situasi dan Kondisi Jakarta pada saat ini
2.    Alternative Kebijakan Pemindahan Ibukota Negara ke Palangkaraya
A.    Kesimpulan

Keputusan untuk memindahkan ibukota merupakan suatu keputusan besar yang tidak boleh diambil dengan tergesa-gesa. Hal ini disebabkan karena tujuan pemindahan ibukota tersebut tidak bersifat tunggal, sehingga hal tersebut harus mencakup tentang beberapa rencana tindakan strategis di bidang ekonomi, pembangunan kawasan, pemerintahan, politik, hokum, kebudayaan, dan tatanan sosial, yang semua dinamikanya bergerak saling mendukung. Dalam hal ini, pemindahan ibukota Negara Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya tidak boleh hanya semata untuk pertimbangan ancaman terhadap ketidaklayakan Jakarta, namun juga didasarkan pada visi ke depan mengenai tata kelola pembangunan kawasan dan antarkawasan secara nasional. Ada banyak factor-faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam memindahkan ibukota Negara ke suatu wilayah baru, agar di masa depan nanti tidak akan menimbulkan kerugian bagi banyak pihak. Meskipun demikian, pemindahan ibukota Negara Indonesia ke suatu wilayah baru dapat menjadi hal yang dapat dipertimbangkan jika melihat situasi dan kondisi Kota Jakarta yang saat ini sudah tidak lagi ideal dan layak untuk dijadikan sebagai ibukota Negara. Selain dapat membantu dalam pemerataan dan penataan Kota Jakarta, pemindahan ibukota juga dapat membantu meningkatkan pembangunan dan investasi di luar Jawa dengan efektif. Jika pemindahan ibukota tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancer, maka dimasa depan, pemerintah dapat memperbaiki taraf kehidupan, mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran kepada warga negaranya.

Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^




Analisis Kasus Hukum Akuisisi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terhadap PT Prima Top Boga




Analisis Kasus Hukum Akuisisi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terhadap
PT Prima Top Boga
I.                  Pendahuluan
Era globalisasi seperti sekarang ini telah membawa perkembangan serta dinamika dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tidak hanya  menimbulkan persaingan usaha yang tidak hanya menimbulkan dampak yang baik tetapi juga menimbulkan dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia. Persaingan dalam bidang ekonomi merupakan bentuk persaingan yang paling utama diantara sekian banyak persaingan antar manusia kelompok masyarakat, atau bahkan bangsa (Siswanto, 2002).
Akibat adanya persaingan usaha tersebut, pemerintah berusaha menciptakan persaingan usaha yang sehat dengan membuat peraturan dan ketentuan hukum hukum atas persaingan usaha dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang tersebut mengatur tentang perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, posisi dominan dan komisi yang mengawas pelaksanaannya yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut KPPU.
Tindakan pelaku usaha yang diatur dalam undang-undang tersebut diantaranya adalah mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan atau yang lebih dikenal sebagai merger, konsolidasi dan akuisisi. Akuisisi adalah pengambilalihan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga mengambil alih kontrol modal atas perusahaan lain (Hariyani, Sefianto, & Yustisia, 2011). Akuisisi yang dilarang dilakukan adalah akuisisi yang bertentangan atau merugikan pihak lain.
Pada tahun 2018, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk melakukan akuisisi saham terhadap PT Prima Top Boga sebanyak 50,99 persen. KPPU sebagai badan pengawas persaingan usaha di Indonesia menjatuhkan hukuman kepada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan denda sebesar Rp 2,8 miliar. Hal ini disebabkan karena keterlambatan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk melaporkan akuisi saham mayoritas PT Prima Top Boga. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 PP 57 Tahun 2010. Sanksi tersebut diberikan kepada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tulisan ini akan melakukan analisa terhadap kasus akuisisi yang dilakukan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tersebut.


Ini hanya versi sampelnya saja ya...

Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^


Analisis Kasus Etika Bisnis dalam Krisis Opioid oleh Johnson & Johnson

Analisis Kasus Etika Bisnis dalam Krisis Opioid oleh Johnson & Johnson



A.    Pendahuluan
Dalam dunia bisnis, etika memainkan peran yang penting dalamperusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini disebabkan karena bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis menjadi tidak terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri. Etika menuntut agar seseorang melakukan ajaran moral tertentu karena ia sadar bahwa hal itu memang bermanfaat dan baik bagi dirinya dan orang lain (Keraf, 1998). Banyak kasus-kasus perusahaan yang kehilangan reputasinya karena cara bisnis mereka yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan etika. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berpegang pada etika dalam menjalan setiap aktivitas bisnis karena etika bisnis tersebut dapat membantu mereka untuk berkembang dan bertahan dalam kondisi persaingan bisnis yang sehat.
Secara umum, etika bisnis adalah segala aturan yang menegaskan tindakan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam melakukan kegiatan bisnis, yang bersumber baik dari aturan tertulis maupun tidak tertulis (Fahmi, 2013). Keraf dalam Haurisa & Praptiningsih (2014) menyatakan bahwa ada lima prinsip yang harus dipahami dalam etika bisnis yaitu 1) prinsip otonomi, kemampuan seseorang dalam bertindak berdasarkan kesadaran dirinya tanpa pengaruh orang lain; 2) kejujuran, sifat terbuka dan memenuhi syarat-syarat bisnis; 3) prinsip keadilan, bersikap sama secara objektif, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan; 4) prinsip saling menguntungkan; dan 5) prinsip integritas moral, yaitu memenuhi standar moralitas. Prinsip-prinsip tersebutlah yang menjadi indicator untuk semua perusahaan yang menjalankan bisnisnya sesuai dengan etika bisnis.
Namun, persaingan dunia bisnis yang semakin pesat dan ketat saat ini, membuat para perusahaan harus dapat menarik perhatian para konsumen dan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk-produk mereka agar mendapatkan pangsa pasar dan memenangkan persaingan tersebut. Sayangnya,banyak perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis dan bahkan tidak jarang menghalalkan segala cara untuk mencapai hal tersebut,. Hal ini disebabkan karena persaingan yang tidak sehat diantara para pebisnis yang ingin mendapatkan penguasaan pasar dan mendapatkan banyak keuntungan. Perusahaan yang memiliki produk yang bermutu, berguna untuk masyarakat, dikelola dengan manajemen yang tepat, namun tidak memiliki etika, akan membawa kerugian dan menjadi batu sandungan bagi perusahaan itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut, salah satu kasus pelanggaran etika bisnis yang terjadiadalah kasus krisis Opioid yang dilakukan oleh salah satu produsen obat terkenal asal Amerika Serikat, Johnson & Johnson. Makalah ini akan melakukan analisa terhadap pelangaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Kasus krisis opioid ini terjadi mulai sejak awal tahun 2000an di Oklahoma, Amerika Serikat. Menurut data US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 400.000 orang tewas akibat kecanduan opioid selama 20 tahun terakhir. Kasus krisis opioid ini merupakan kasus pertama yang masuk ke pengadilan, karena banyaknya kasus dan gugatan yang dilayangkan terhadap perusahaan pembuat dan distributor opioid. Opioid adalah suatu jenis obat penghilang rasa sakit yang sangat adiktif (Farah, 2019).

Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

Manajemen Operasi: Studi Kasus IKEA


Manajemen Operasi: Studi Kasus IKEA

1.                  Pendahuluan
Manajemen operasi merupakan pengetahuan yang berasal dari studi manajemen produksi atau manufaktur. Pada awalnya, manajemen operasi dianggap sebagai bagian dari fungsi berbeda yang menghasilkan produk dan layanan, seperti fungsi pemasaran dan akuntansi di banyak organisasi. Manajemen operasi merupakan aktivitas yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa melalui transforamsi dari input menjadi output (Heizer & Render, 2011). Di sisi lain, Supply Chain Management (SCM) mengacu pada proses mengelola jaringan bisnis yang saling berhubungan yang menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan akhir (Sandybayev, 2017). Meningkatkan produktivitas dan kualitas organisasi merupakan hal yang menjadi perhatian oleh perusahaan. Operasi organisasi menjadi semakin penting dalam perkembangannya untuk menghadapi persaingan industri global pada masa sekarang ini. Perusahaan global asal Swedia, IKEA juga tidak terlepas dari hal ini. Operasi perusahaan yang dilakukan secara global kemungkinan dapat menimbulkan manajemen operasi yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan perusahaan nasional. Tulisan ini akan melakukan tinjauan terhadap managemen operasi dan manajemen rantai pasokan yang ada di IKEA.
2.                  Kasus
IKEA merupakan retailer furnitur global yang paling sukses, dengan 276 toko di 36 negara. Ingvar Kamprad mendirikan bisnis ini pada tahun 1950-an di Swedia, ia memilih lokasi lokasi di luar kota sehingga toko akan lebih besar dan lebih murah. Teknik penjualan khusus yang digunakan IKEA yang meliputi desain tata letak toko - toko memiliki perabotan yang tertata seolah-olah berada di rumah menghasilkan pelanggan yang menghabiskan waktu lama di toko dan kemudian ingin mendesain rumahnya seperti yang ada di toko. Pada awalnya, IKEA menjual produk pemasok namun kemudian beralih merancang dan menjual produknya sendiri dengan pemasok yang membuat, mengemas, dan kemudian mengirimkan kepada pelanggan. Lebih jauh lagi, hal ini semakin rumit karena IKEA merupakan perusahaan global yang berarti proses rantai pasokannya merupakan rantai pasokan global. Proses rantai pasokan global harus dapat dikelola dengan baik oleh IKEA agar dapat memiliki keunggulan dibandingan retailer lainnya. Hal ini juga penting karena IKEA sangat mengadalkan rantai pasokan dalam operasinya. Oleh karena itu, dua masalah utama yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagaimana manajemen operasi IKEA dapat menyelesaikan masalah kepadatan di toko; waktu tunggu dan ketersediaan produk?
2)      Bagaimana manajemen rantai pasokan global yang ideal untuk IKEA?

3.                  Pembahasan
3.1.Manajemen Operasi IKEA
Kasus diatas, menunjukkan bahwa IKEA telah menyadari betapa pentingnya manajemen operasi untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi tersebut. Pemahaman ini tampak pada bagaimana IKEA mengelola jaringan operasi yang dapat merancang, memproduksi, dan mengirimkan produk dan layanannya yang tepat untuk pasarnya. Terdapat beberapa manajemen operasi yang diterapkan oleh IKEA di dalam tokonya sehingga bisa mendapatkan kesuksesan. Manajemen operasi yang dilakukan IKEA berdasarkan pada Heizer & Render (2011) sepuluh keputusan utama dalam manajemen operasi yang harus dipertimbang perusahaan dalam melakukan produksi, yaitu desain produk, manajemen kualitas, desain proses dan desain kapasitas, lokasi, desain tata letak, sumber daya manusia dan pekerjaan, manajemen rantai pasokan, persediaan dan perencanaan bahan baku, penjadwalan jangka pendek dan menengah, dan pemeliharaan.
1)      Desain produk
IKEA melakukan desain produk berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan ini menggunakan desain produk untuk membuat harga yang serendah mungkin. Desainer IKEA merancang setiap produk IKEA dimulai dengan kebutuhan fungsional dan harga.
2)      Desain toko
Toko IKEA biasanya merupakan bangunan biru yang sangat besar dengan sedikit jendela dan aksen kuning. Toko-toko tersebut dirancang untuk menciptakan tata letak “satu arah” yang mengarahkan pelanggan sepanjang “jalan alami yang panjang”.
3)      Manufaktur
Meskipun produk dan perabot rumah tangga IKEA dirancang di Swedia, sebagian besar produk tersebut diproduksi di negara berkembang untuk menekan biaya produksi. Dengan pemasok di 50 negara, kira-kira 2/3 dari pembelian berasal dari Eropa dengan sekitar 1/3 dari Asia. Sejumlah kecil produk diproduksi di Amerika Utara.
4)      Distribusi
Distribusi merupakan bagian yang penting dari IKEA. Saat ini terdapat sekitar 10.000 produk IKEA diproduksi oleh 1.600 pemasok dan diangkut ke 186 toko IKEA di seluruh dunia, seringkali melalui salah satu dari gudang dan pusat distribusi 27 centra l perusahaan. Perhatian utama IKEA dalam hal distribusi adalah bagaimana membuat rute dari pabrik ke pelanggan yang sesingkat mungkin.
Keberhasilan IKEA didasarkan pada kapasitas untuk memberikan manfaat kepada pelanggan dengan tetap mempertahankan kepemimpinan berbiaya rendah dan masih mencapai margin laba yang cukup untuk diinvestasikan kembali dalam penelitian dan pengembangan (Pires, 2017). IKEA beroperasi dengan tujuan utama untuk merasionalisasi dan menyederhanakan distribusi. Hal ini dilakukan dengan perhitungan setepat mungkin tehadap berapa banyak produk yang akan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang berakibat pada pengurangan biaya yang tidak perlu terutama dalam hal produksi dan pergudangan.
3.2. Manajemen rantai pasokan
Pengelolaan rantai pasokan secara global merupakan salah satu tantangan strategis terbesar bagi manajer pembelian dan persediaan. Tekanan yang meningkat untuk mengurangi biaya menyebabkan perusahaan untuk mengalihkan sumber dari pemasuk lokal menjadi pemasok berbasis negara berbiaya rendah (Hultman, Hertz, Johnsen, & Johnsen, 2009). Terdapat empat bidang keputusan berbeda yang harus dianalisa dalam dalam setiap strategi yang efektif, yaitu Lingkungan, Sumber Daya, Tujuan dan Umpan Balik.
1)      Lingkungan
Pesaing utama perusahaan IKEA terdiri dari toko furnitur ritel dan online. Beberapa perusahaan internasional yang merupakan pesaing utama dari IKEA adalah The One, Home Depot, dan Pottery Barn, sedangkan pesaing yang berada dalam ranah online adalah Amazon dan Alibaba Group.
2)      Sumber daya
Toko atau gerai milik perusahaan yang berada di seluruh dunia memiliki fitur yang memungkinkan perusahaan dan pelanggan mendapat manfaat melalui kegiatan belanja. Selain itu, IKEA memiliki 27 kantor layanan perdagangan di 23 negara, 33 pusat distribusi dan 15 pusat distribusi pelanggan di 17 negara dan 43 unit produksi industri di 11 negara.
3)      Tujuan
Jika diperhatikan, mayoritas toko milik perusahaan terletak di negara-negara yang maju secara ekonomi di Eropa, Amerika, Asia, dan Timur Tengah, dan dengan demikian berfokus pada operasi di pasar yang sangat menguntungkan. Dalam konteks ini, perusahaan mengembangkan strateginya sesuai dengan pasar dimana toko tersebut beroperasi, dan juga berkonsentrasi menyelaraskan operasi globalnya dengan tujuan ekspansi dan perolehan laba.
4)      Umpan balik
Strategi IKEA yang berpusat pada pelanggan mencakup mendapatkan umpan balik dari pelanggan secara terus-menerus. Hal ini membantu perusahaan untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dan kekurangannya sehingga memenuhi persyaratan beragam segmen pelanggan dan memastikan kepuasan pelanggan.
Gambar 1. Proses perencanaan rantai pasokan global IKEA (Sandybayev, 2017)
Proses rantai pasokan IKEA yang digambarkan pada Gambar 1 diatas menggambarkan bahwa operasi dilakukan melalui tahapan yang berbeda. Ini melibatkan sektor primer, sekunder dan tersier yang masing-masing terlibat dalam pengadaan bahan baku, manufaktur, distribusi, dan penjualan eceran ke konsumen akhir.
4.                  Kesimpulan
Manajemen operasi IKEA telah dilakukan dengan baik dengan menerapkan desain produk, desain toko, manufaktur serta distribusi yang dilakukan berdasarkan konsep IKEA yang berbeda dari perusahaan retail furnitur yang lain. Manajemen rantai pasokan global yang digunakan IKEA dirancang berdasarkan analisa terhadap empat bidang keputusan strategi yaitu lingkungan, sumber daya, tujuan dan umpan balik. Berdasarkan hal tersebut IKEA beroperasi dengan tujuan utama untuk merasionalisasi dan menyederhanakan distribusi sehingga IKEA menjadi perusahaan yang mempertahankan kepemimpinan sebagai penyedia furnitur rumah tangga berbiaya rendah dan tetap mencapai margin laba yang cukup untuk diinvestasikan kembali dalam penelitian dan pengembangan untuk kemajuan selanjutnya perusahaan.



Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^