Tampilkan postingan dengan label manajemen strategi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen strategi. Tampilkan semua postingan

STRATEGI PT BANK CENTRAL ASIA DALAM FINTECH DAN E-MONEY



STRATEGI PT BANK CENTRAL ASIA DALAM FINTECH DAN E-MONEY

Studi kasus ini akan membahas tentang PT Bank Central Asia Tbk yang merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Dalam studi kasus ini, penulis akan membahas tentang bagaimana perusahaan ini dapat menjadi bank nomor tiga dengan aset terbesar di Indonesia, dan nomor satu untuk kategori bank swasta. Strategi yang diterapkan oleh BCA juga akan dibahas, termasuk analisis apakah strategi tersebut dapat membantu perusahaan untuk dapat terus bertahan dan menjadi yang terdepan mengingat perkembangan teknologi dan informasi juga mempengaruhi perkembangan ekonomi dunia dan nasional yang sangat berpengaruh pada sektor perbankan.
Studi kasus ini akan terbagi ke dalam dua bagian, yang pertama yaitu mini case study yang akan membahas tentang gambaran perusahaan secara keseluruhan serta studi kasus yang diambil. Bagian kedua adalah briefing note yang isinya adalah pembahasan terkait analisa kritis pada strategi yang perusahaan tersebut gunakan. Kedua analisis ini nantinya dapat digunakan untuk menilai posisi BCA sebagai perusahaan perbankan swasta terbesar di Indonesia.

SECTION I : MINI CASE STUDY

A.    Industri Perbankan di Indonesia
Industri perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih baik sejak tahun 2016, dimana sebelumnya lembaga perbankan menghadapi masa yang penuh tantangan karena adanya penurunan dalam sektor ekonomi makro yang mempengaruhi rendahnya harga-harga komoditas serta minyak dan gas.[1]
Perkembangan perekonomian yang baik di Indonesia dinilai sebagai pasar yang paling menarik untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di wilayah Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh sistem perbankan di Indonesia yang dinilai positif dan stabil karena adanya kemajuan dalam lingkungan operasional negara. Dan salah satu pemimpin bank pemerintah di Indonesia mengatakan bahwa jika semua bank mengalami pretumbuhan yang pesat, maka dalam lima tahun ke depan kondisi pasar perbankan di Indonesia akan sangat menjanjikan.[2]
The current Indonesia’s banking industry menunjukkan bahwa industri perbankan Indonesia menjadi salah satu yang menguntungkan di Asia Tenggara, dan dikatakan bahwa Indonesia harus memasang target akan masuknya 50-50 bank ke Indonesia dalam jangka panjang. Terkait perkembangan di bidang ekonomi, Presiden Joko Widodo menarketkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen yang sebagian besar didominasi oleh pertumbuhan di bidang teknologi keuangan. Dilaporkan juga bahwa terkait digitalisasi Indonesia, perusahaan financial technology (fintech) dapat menyumbang 10 persen GDP to the economy in Indonesia in 2025. [3]
Terkait perkembangan fintech, dikatakan bahwa lembaga perbankan besar di Indonesia dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada dan mengubah cara pandang terkait hubungan dengan konsumen, manajemen risiko, serta tujuan. Fintech disini tidak akan mengancam keberadaan dan pertumbuhan lembaga perbankan di Indonesia, akan tetapi mereka dapat berinvestasi serta berkolaborasi dengan perusahaan tersebut. Bahkan dalam perbembangan perbankan saat ini, beberapa lembaga perbankan telah mengembangkan produk fintech milik mereka sendiri.[4]

B.     PT Bank Central Asia
PT Bank Central Asia merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1957. Saat ini BCA telah menjadi bank dengan aset terbesar nomor tiga di Indonesia, dan merupakan bank dengan aset terbesar nomor satu di sektor swasta. BCA diketahui berhasil menstabilkan manajemen keuangannya sejak terjadinya krisi ekonomi Asia pada akhir tahun 1990an, yang mengakibatkan kebangkrutan pada sistem perbankan nasional.[5]
BCA sendiri memiliki prioritas di bidang kenyamanan, keamanan dan kehandalan selama memberikan pelayanan finansial untuk seluruh nasabah. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan utama yaitu untuk menjadi pemimpin di industri perbankan nasional yang berkontribusi besar untuk pereokonomian Indonesia. Selain itu, diketahui visi dan misi yang dijunjung oleh perusahaan yaitu[6]:
Visi
Menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.
Misi
·         Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
·         Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
·         Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.
C.    Corporate Strategy
Sebagai salah satu perusahaan di bidang perbankan, PT Bank Central Asia tentu saja memiliki strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk dapat menjadi perusahaan perbankan terbaik.
1.      Bekerjasama dengan perusahaan fintech
Seiring dengan perkembangan teknologi ekonomi, perusahaan financial technology (fintech) pun semakin berkembang dengan jumlah yang semakin meningkat. Tuntutan kepraktisan, efektifitas, efisiensi, dan kecepatan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fitur-fitur pembayaran non tunai yang disediakan oleh perushaan fintech.
2.      Bermitra dengan merchant dan perusahaan transportasi
Sebelum melakukan program kerjasama dengan perusahaan fintech, sebelumnya BCA sudah mengeluarkan produk e-money berbasis chip (offline) yang berupa kartu dan berbasis server (online). E-money sendiri dibuat dengan tujuan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai, dan merupakan instrumen pembayaran yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Data statistik Bank Indonesia menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia serta jumlah transaksi menggunakan e-money yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.[7]
3.      Menaikkan limitasi e-money
Pada pertengahan tahun 2018, BCA menaikkan limit e-money dalam kartu Flazz dari IDR 1 juta menjadi IDR 2 juta. Menaikkan limit dalam kartu Flazz ini dikarenakan adanya peningkatan pada jumlah transaksi dan nominal uang yang digunakan untuk transaksi. Menaikkan jumlah limitasi ini diharapkan akan lebih memudahkan pengguna dalam melakukan proses transaksi non tunai dengan menggunakan kartu BCA Flazz. Akan tetapi masih belum banyak nasabah yang menaikkan limitasi kartu Flazz ini.[8]

D.    Problem
Terkait dengan perkembangan financial technology (fintech) yang menyediakan kepraktisan, efektifitas, efisiensi, dan kecepatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, ada yang melihat ini merupakan bentuk ancaman untuk industri perbankan, tapi ada juga yang menganggap bahwa ini merupakan peluang untuk industri perbankan.
Pertumbuhan fintech di Indonesia sendiri berjalan dengan sangat pesat, dan Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) melihat bahwa fintech telah mengambil sebagian besar pangsa pasar industri perbankan. Hal inilah yang dianggap sebagai ancaman untuk industri perbankan. Disaat yang sama OJK mengatakan bahwa fintech harus bisa dianggap sebagai peluang bagi bank. Kemunculan fintech akan mendorong perbangkan untuk melakukan digitalisasi dan otomatisasi dan langkah ini dapat memangkas biaya perbankan hingga 30 persen. Maka dari itu, OJK mendorong lembaga perbankan untuk dapat bekerja sama dengan industri fintech.[9]
SECTION II : BRIEFING NOTE

Analisis strategi yang diterapakan oleh BCA di atas akan dilakukan berdasarkan pada variabel pada conceptual model for bank marketing milik Snehal J. Bhatt dan Krishna Gor, yang mencakup empat variabel yaitu awareness, acceptability, availability, serta affordability.[10]
CONCLUSION
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang diterapkan oleh BCA terbukti dapat meningkatkan jumlah nasabah pengguna e-money. Faktor harga dan ketersediaan, serta kerjasama dengan merchant dan perusahaan transportasi membantu meningkatkan jumlah pengguna e-money. Terutama kartu e-money yang digunakan untuk menggunakan alat transportasi umum serta mengakses jalan Tol. Untuk memaksimalkan semua strategi yang telah diterapkan, akan lebih baik jika BCA memaksimalkan iklan untuk meningkatkan awareness masyarakat kan produk dan informasi terkait e-money dan fintech. Dengan memaksimalkan empat variabel dari Bhatt dan Gor, diharapkan BCA dapat meningkatkan jumlah nasabah pengguna e-money dan membantu BCA dalam mewujudkan tujuannya yaitu menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.

BIBLIOGRAPHY


Ernst & Young Global Limited. (2017, March). The Indonesian banking industry: unfolding the opportunity. Retrieved August 18, 2018, from https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity/$FILE/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity.pdf
BCA. (2016, June 13). Uji Coba Penggunaan Uang Elektronik Flazz Di Gerbang Tol Palimanan. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2016/06/14/07/02/uji-coba-penggunaan-uang-elektronik-flazz-di-gerbang-tol-palimanan
BCA. (2018, April 23). PT Bank Central Asia Tbk First Quarter 2018 Results - Maintaining a Solid Performance. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2018/04/24/02/13/pt-bank-central-asia-tbk-hasil-kinerja-kuartal-i-2018-mempertahankan-soliditas-kinerja
BCA. (n.d.). Flazz. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/flazz
BCA. (n.d.). Sakuku. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/sakuku
BCA. (n.d.). Vision and Mision. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Cari-Tahu-Tentang-BCA/Visi-dan-Misi
Bhatt, S. J., & Gor, K. (2012). Recent Trends in Marketing Strategy in Banking Sector. Innovation in Banking and Finance Volume-1, March 2012, 45-48.
Indonesia Investments. (n.d.). Bank Central Asia. Retrieved August 18, 2018, from Indonesia Investments: https://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/bank-central-asia/item193?
Lim, B. (2017, August 25). Indonesia's banking industry is attracting many investors — but there are major risks. Retrieved August 18, 2018, from CNBC: https://www.cnbc.com/2017/08/25/indonesias-banking-industry-is-attracting-many-investors--but-there-are-major-risks.html
Nisaputra, R. (2017, June 17). Fintech Jadi Ancaman Sekaligus Peluang Bagi Bank. Retrieved August 18, 2018, from infobanknews.com: http://infobanknews.com/fintech-jadi-ancaman-sekaligus-peluang-bagi-bank/
Samsumar, L. D. (2016). Konsep dan Tantangan Penggunaan Teknologi E-Money sebagai Alat Pembayaran Alternatif di Indonesia. Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016, 102-107.
Septyaningsih, I. (2018, January 15). Salurkan Kredit ke UMKM, BCA Gandeng Fintech KlikACC. Retrieved August 18, 2018, from Republika.co.id: https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/01/15/p2l5yx423-salurkan-kredit-ke-umkm-bca-gandeng-fintech-klikacc
Sitanggang, L. M. (2017, September 13). Redam persaingan, BCA akan gandeng fintech. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/redam-persaingan-bca-akan-gandeng-fintech
Sitanggang, L. M. (2018, March 22). Transaksi Flazz BCA naik 166% di bulan Februari 2018. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/transaksi-flazz-bca-naik-166-di-bulan-februari-2018
Walfajri, M. (2018, July 3). BCA sudah terapkan limit uang elektronik Rp 2 juta. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-sudah-terapkan-limit-uang-elektronik-rp-2-juta
Widyastuti, K., Handayani, P. W., & Wilarso, I. (2017). Tantangan dan Hambatan Implementasi Produk Uang Elektronik di Indonesia: Studi Kasus PT XYZ. Jurnal Sistem Informasi (Journal of Information Systems). 1/13 (2017), 38-48.



[1] Ernst & Young Global Limited. (2017, March). The Indonesian banking industry: unfolding the opportunity. Retrieved August 18, 2018, from https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity/$FILE/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity.pdf
[2] Lim, B. (2017, August 25). Indonesia's banking industry is attracting many investors — but there are major risks. Retrieved August 18, 2018, from CNBC: https://www.cnbc.com/2017/08/25/indonesias-banking-industry-is-attracting-many-investors--but-there-are-major-risks.html
[3] Ibid. Lim (2017)
[4] Ibid. Lim (2017)
[5] Indonesia Investments. (n.d.). Bank Central Asia. Retrieved August 18, 2018, from Indonesia Investments: https://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/bank-central-asia/item193?
[6] BCA. (n.d.). Vision and Mision. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Cari-Tahu-Tentang-BCA/Visi-dan-Misi
[7] Samsumar, L. D. (2016). Konsep dan Tantangan Penggunaan Teknologi E-Money sebagai Alat Pembayaran Alternatif di Indonesia. Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016, 102-107.
[8] Walfajri, M. (2018, July 3). BCA sudah terapkan limit uang elektronik Rp 2 juta. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-sudah-terapkan-limit-uang-elektronik-rp-2-juta
[9] Nisaputra, R. (2017, June 17). Fintech Jadi Ancaman Sekaligus Peluang Bagi Bank. Retrieved August 18, 2018, from infobanknews.com: http://infobanknews.com/fintech-jadi-ancaman-sekaligus-peluang-bagi-bank/
[10] Bhatt, S. J., & Gor, K. (2012). Recent Trends in Marketing Strategy in Banking Sector. Innovation in Banking and Finance Volume-1, March 2012, 45-48.


Mau dibuatkan paper HI seperti ini?
Atau tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy Order :)
 

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI PT. BENTOEL





PENDAHULUAN

Industri rokok saat ini tengah mengalami pasang surut baik secara pendapatan maupun penjualannya yang dapat dikatakan tiap tahunnya makin tak menentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai hal mulai dari peraturan pemerintah, regulasi, pajak sampai dengan masuknya merek – merek baru yang menyasar segmen yang semakin spesifik. Ketatnya persaingan ini menyebabkan banyaknya keluar-masuk sebuah merek rokok, baik merek local maupun merek internasional.

PT. Bentoel Prima merupakan salah satu pemain rokok terbesar di Indonesia, yang didirikan oleh didirikan Ong Hok Liong pada 1930 di kota Malang. Walaupun bukan pemimpin pasar, PT Bentoel Prima dapat disejajarkan dengan perusahaan rokok ternama seperti HM Sampoerna, Gudang Garam dan Djarum. Namun pada beberapa tahun lalu sampai dengan tahun 2006, PT. Bentoel Prima mengalami masa – masa suram, merek – merek yang dimilikinya terasa layu di benak konsumen, sebagai contoh adalah Bentoel Biru yang pada masa lalu adalah kunci sukses dan merupakan produk andalan PT. Bentoel Prima, serasa tak berdaya menghadapi gempuran hebat dari para pesaingnya seperti Gudang Garam dan Djarum Super.

Saat ini, PT Bentoel Prima berusaha memoles produknya satu persatu untuk dapat lebih bernilai di pasar, karena sampai dengan saat ini PT Bentoel Prima memiliki kelemahan di bidang branding dan pencitraan dibanding merek lain. Menurut Nicholas B. Tirtadinata, adalah tidak mungkin bagi PT. Bentoel Prima untuk mengangkat semua produknya untuk dapat disejajarkan dengan produk terkenal seperti Djarum Super, Gudang Garam, Sampoerna, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki Bentoel, jadi saat ini PT. Bentoel Prima perlu sangat berhati – hati jika memilih salah satu atau beberapa dari produknya untuk diangkat

Jadi strategi yang dilakukan oleh BP saat ini adalah mengikuti tren yang telah ada atau dengan kata lain meniru keberhasilan dari para pesaing, sebagai contoh adalah jenis rokok SKT yang semula dianggap tua oleh konsumen, berhasil diangkat oleh HM Sampoerna melalui mereknya Sampoerna Hijau, dan disini PT. Bentoel Prima melalui mereknya Sejati mengikuti tren pasar ini.



STRATEGI PILIHAN

Dari berbagai strategi yang ada, PT. Bentoel Prima memilih untuk berkonsentrasi pada kedua produknya yakni Country dan Sejati. Karena kedua produk ini sedang bertumbuh pesat. Merek Country, walaupun secara sekilas produk ini seperti merek internasional, sebenarnya Country murni milik PT. Bentoel Prima, diberi nama Country karena BP ingin mencoba menembus segmen pasar rokok putih yang sekarang ini didominasi merek internasional. Sedangkan merek Sejati, meskipun produk rokok SKT, yang semula hampir mati dapat dihidupkan kembali berkat usaha yang intens dari Sampoerna Hijau dan Gudang Garam Merah, disini Sejati berusaha memanfaatkan momentum yang ada.

Jadi strategi yang dipilih oleh BP adalah pengembangan pasar, yakni dengan menggunakan produk yang sudah ada (Country dan Sejati) untuk menjajal sebuah pangsa pasar yang lebih luas, karena selama ini merek Country hanya berkutat di Sumatera Utara dan Sejati hanya kuat di Jawa Barat. Oleh karena dengan sumberdaya yang terbatas, PT. Bentoel Prima dapat berusaha memanfaatkan momentum yang tengah terjadi di industri rokok nasional. Walaupun dapat dikatakan sebagai pengikut pasar (follower) BP tetap diperhitungkan di dalam industri rokok Indonesia dalam peringkat keempat diatas Marlboro dan Nojorono.

Strategi pengembangan pasar ini lebih lanjut dikatakan oleh Marketing Officer Bentoel Prima, adalah salah satu cara yang paling efektif karena sudah terbukti berhasil oleh rokok merek lain. Hanya saja strategi ini cukup beresiko atau tidak menghasilkan apa – apa apabila PT Bentoel Prima terlambat atau lamban dalam merespon kondisi pasar atau persaingan. Misalnya ketika tren pasar tergugah oleh tema yang diusung Sampoerna Hijau “Asyiknya Rame-Rame” dan Bentoel terlambat mengeluarkan tema baru untuk mereknya maka Bentoel akan semakin tenggelam dalam hingar bingar rokok Sampoerna. Jadi pihak manajemen dan teknis harus bekerjasama dalam melihat peluang, dengan adanya kinerja yang terintegrasi, maka hasil yang maksimal dapat tercapai.

Namun sebaliknya apabila Bentoel mampu memanfaatkan momentum ini, Benteol akan memperoleh keuntungan yang telah diusahakan oleh para pesaingnya, jadi perumusan strategi ini dapat dilakukan dengan mudah atau dengan kata lain meniru kesuksesan dari para pesaing. Sebagai contoh ketika Sampoerna Hijau dan Djarum 76 berhasil menghidupkan kembali rokok jenis SKT ini, Bentoel dapat segera meniru atau setidaknya mengikuti kesuksesan yang dialami pesaingnya.


IMPLEMENTASI

Barangkali cara yang paling jelas untuk meningkatkan pertumbuhan adalah memperbaiki pangsa pasar. Perolehan pangsa dapat didasarkan pada tindakan yang taktis seperti periklanan, perijinan perdagangan, promosi atau pengurangan harga. Masalahnya bahwa pangsa yang didapat dengan beberapa sarana dapat menjadi sulit untuk mempertahankan. Pendekatan yang dipilih adalah untuk menggerakkan pangsa permanen yang lebih banyak melibatkan mempertinggi nilai pelanggan atau menetralkan kekuatan para pesaing. Maka kebutuhan untuk menciptakan atau mempertinggi asset dan keahlian dari bisnis dan menetralkan para pesaing itu.


Implementasi strategi yang ditetapkan oleh BP dengan mendorong kedua produk andalannya (Country dan Sejati), pertama – tama BP melakukan pencitraan terhadap kedua produk ini, dengan menggenjot iklan di berbagai media radio dan juga memajang media komunikasi below the line, mulai dari sticker, poster, sun screen, hanging mobile, flag sign, spanduk, banner, umbul-umbul, sampai displai produk.

Dengan memahami secara keseluruhan segmen ini yang umumnya adalah seorang pekerja keras dalam lingkungan yang keras, rokok Sejati berusaha menyampaikan pesan “Emang Bikin Bangga.” Citra yang ingin dibentuk dari iklan tersebut: Sejati adalah merek yang dekat, mengerti dan menghargai konsumen. Tema tersebut sengaja diambil agar Sejati menjadi bagian komunitas target pasar. Untuk itulah, pemilihan endorser adalah orang-orang biasa yang ditampilkan kebersahajaannya, seperti apa adanya. Namun hal yang paling penting adalah citra yang ditanamkan dalam benak konsumen, pemahaman terhadap konsumen perlu dilakukan secara intensif, karena segmen ini ingin disentuh secara manusiawi. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mensponsori even/acara daerah seperti pasar malam, sekaten, musik rakyat, dan sebagainya. Jadi merek Sejati ini ingin selalu dekat dengan target pasarnya.

Pencitraan yang dilakukan PT. Bentoel Prima ini ternyata berhasil. Penjualan Sejati terus meningkat. Nicholas B. Tirtadinata mengungkapkan, saat ini total produksi Sejati sudah menembus angka 60 juta batang/minggu. Dengan tema komunikasi ini, citra merek Sejati dapat cepat terangkat, karena di industri rokok, yang terpenting adalah harga dan image untuk segmen ini.

Keberhasilan PT. Bentoel Prima kembali menduduki posisi keempat terbesar di Industri rokok selain keberhasilannya dalam pencitraan produk, juga ditunjang infrastruktur yang mereka miliki, seperti sumber daya manusia dan distribusi yang ditunjang oleh sistem teknologi informasi yang terintegrasi. Pada saat ini BP memiliki sistem SAP yang terintegrasi, dimana tiap salesman menggunakan PDA yang terintegrasi dengan SAP.

Dengan memakai PDA, kerja para tenaga penjualan akan lebih efektif dan efisien. sebelum menggunakan sistem tersebut, sebagian waktu kerja para tenaga penjualan dihabiskan di kantor untuk mencatat atau membuat laporan. Dengan sistem ini, pada saat pagi hari, dengan mengunduh data di PDA, mereka akan tahu stok yang mesti dibawa, jumlah yang harus ditagih ke toko, dan rute yang harus dikunjungi. Kecepatan dalam hal administratif tersebut akan mempercepat kinerja tenaga penjualan di lapangan.

Keberadaan sistem terintegrasi dalam SAP ini tidak hanya memudahkan kerja tenaga penjualan. Bagi manajemen PT. Bentoel Prima sistem tersebut sangat membantu, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, karena data – data sudah tersedia secara real time dan lebih akurat daripada dilakukan secara konvensional.

Dengan sistem seperti itu, tenaga penjualan PT. Bentoel Prima merasa senang karena bisa menjual lebih banyak, bisa mencapai target, dan serta pekerjaan mereka terasa lebih ringan karena sudah tidak perlu membuat laporan dan rekap penjualan secara manual. Dan yang lebih penting, mereka akan tampak lebih profesional di mata gerai yang dikunjungi. Hal ini juga akan turut mendongkrak citra PT. Bentoel Prima secara korporat.



PENUTUP

Pertumbuhan yang dialami BP memang cukup menggembirakan, hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan dari Nicholas Tirtadinata yang cukup jeli melihat peluang dan tren yang tengah terjadi. Tidak mudah bermain di industri rokok, disamping regulasi yang harus dihadapi dan tekanan – tekanan sosial yang terus mengancam dan dimana pada saat ini terdapat ratusan merek rokok di berbagai jenis yang silih berganti berada di pasaran.

Pengembangan pasar ini terbukti bagi PT. Bentoel Prima merupakan strategi efektif, hanya dengan memoles produknya yang lama untuk berusaha merambah konsumen baru yang belum tergarap secara maksimal oleh Bentoel. Hal ini terbukti dengan naiknya peringkat PT. Bentoel Prima ke posisi keempat terbesar dalam industri rokok di Indonesia, yang mana telah terpuruk ke posisi enam dibawah rokok Marloboro dan Nojorono. Keberhasilan ini menurut Direktur PT. Bentoel Prima adalah dikarenakan Bentoel sangat memahami kondisi riil dari konsumen yang menjadi segmennya yakni kelas menengah kebawah, dengan membuat slogan “Emang Bikin Bangga” Bentoel ingin menyentuh preferensi konsumen menengah bawah dengan memberikan apresiasi yang layak, karena pada umumnya profesi ini kurang mendapat apresiasi dari lingkungan dimana mereka berada.

Terakhir, adalah sebuah keharusan bagi perusahaan untuk selalu dapat berubah baik secara organisasional maupun strategi yang diimplementasikan. Karena kondisi persaingan usaha khususnya di bidang rokok merupakan kondisi dinamis yang selalu berubah ubah. Sangat mungkin strategi pengembangan pasar ini sudah tidak sesuai lagi pada tahun depan. Kejelian melihat peluang dan celah pasar adalah hal utama dalam mencapai sebuah keberhasilan ini, karena dalam industri ini indikator keberhasilan secara umum dapat dilihat dari total penjualan rokoknya.



REFERENSI

Whellen, Thomas L and Hunger. 2006. Strategic Management and Business Policy. Pearson Education Inc. Upper Saddle. (case 10)


Internet:

http://www.ririsatria.net/2008/08/11/penetrasi-pasar-dan-pengembangan-produk-ala-friendster-di-indonesia/

http://www.swa.co.id/sekunder/konsultasi/pemasaran/strategi/details.php?cid=4&id=130

http://www.jakartaconsulting.com/art-01-06.htm

MAKALAH STRATEGI KEBERHASILAN AIR ASIA


LATAR BELAKANG
Tony Fernandes adalah seorang Chief Executive Officer (CEO) maskapai penerbangan Air Asia, yang melakukan perubahan revolusioner bisnis penerbangan. Pilihannya pada konsep penerbangan murah diilhami oleh easyJet, Ryanair di Eropa, lalu pendahulu mereka yaitu Southwest Airlines di AS. Saat proposal konsep penerbangan murah diajukan kepada Perdana Menteri Malaysia, waktu itu Dr. Mahathir Mohamad, beliau mendukung, tetapi syaratnya harus mengakuisisi maskapai yang ada, karena ijin baru telah ditutup. Namun tidak berapa lama Tony dapat kabar bahwa Asia Air yang awalnya milik seorang bangsawan kaya Malaysia sedang menuju kebangkrutan, akan dijual. Maka, dengan hanya 1 Ringgit Malaysia (Rp 2500) maskapai itu dibeli. Untuk itu dia dapat dua pesawat Boeing 737-300, tapi harus menanggung hutangnya yang hampir Rp 100 milyar.

Konsep penerbangan murahnya ternyata berhasil. Dalam waktu tujuh bulan (Desember 2002) dia sudah memperoleh pemasukan Rp 282,5 milyar, membukukan keuntungan Rp 48,5 milyar, dengan 1,1 juta penumpang.Dengan sukses ini tantangan yang menghadang di depan adalah persaingan dengan Malaysia Air Service (MAS), maskapai milik pemerintah Malaysia, seperti Garuda di Indonesia. Untuk itu Tony memilih untuk membuka rute penerbangan regional, ke Thailand dan Indonesia. Dan ini tantangan yang tidak mudah. Berbagai strategi dan cara dia tempuh hingga akhirnya berhasil. Ini terjadi setelah dia mendirikan perusahaan Air Asia Thailand, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Thaksin, Perdana Menteri Thailand saat itu.

Untuk masuk ke Indonesia Air Asia ‘beruntung,’ karena saat itu ada Awair yang kebetulan diambang kebangkrutan. Tony membelinya sebagai ‘pintu masuk’ ke Indonesia. Dengan demikian maka tercapailah tujuannya menjadi maskapai penerbangan murah skala regional. Sebelum masuk ke Singapura, Tony masih harus memantapkan posisinya di Malaysia sendiri. Sebagai maskapai penerbangan murah (LCC) efisiensi adalah hal pokok. Karena itu Air Asia perlu punya lapangan terbang sendiri yang biaya operasinya juga murah. Tony berencana membangun bandara Subang yang letaknya tak jauh dari Kuala Lumpur. Tapi keinginan ini langsung ditentang oleh pengelola dan serikat pekerja Kuala Lumpur International Airport (KLIA), karena akan mengancam cita-cita KLIA menjadi pusat (hub) regional, bersaing dengan Changi Airport, Singapura. Setelah melalui perjuangan yang alot dengan Kementerian Perhubungan, akhirnya Air Asia mendapat terminal khusus di KLIA. Walaupun kurang baik, karena kepadatan jadwal penerbangan membuat banyak waktu pesawat menunggu, yang berarti pemborosan bahan bakar. Tapi apa boleh buat.Persaingan atau kadang konflik dengan MAS tak dapat dihindarkan. Tony berkali-kali menyatakan bahwa pangsa pasarnya berbeda, karena dia fokus pada kelas yang sebelumnya tidak membayangkan dirinya naik pesawat terbang. Dia mengadopsi model bisnis maskapai penerbangan termurah pertama kali di dunia yaitu Southwest Airlines di Amerika. Bisnis penerbangan identik dengan prestos, gengsi, dan image’nya hanya untuk kalangan atas karena mahal, dan sekarang menjadi penerbangan murah, sehingga hal ini menjadi falsafah bisnis Air Asia sebagai penerbangan yang murah (LCC : Low Cost Carrier) dengan memfokuskan pada segmen menengah bawah.

STRATEGI PERUSAHAAN
  • Air Asia maskapai pertama yang memperkenalkan sistem tanpa tiket, pemesanan tiket lewat sms, e-banking, e-ticketing, dan memperkenalkan situs web multi bahasa.
  • Air Asia menerapkan model armada biaya rendah menjaga biaya tetap rendah sampai ditingkat minimum dengan berbagai tingkat kebijakan dibidang oprasional seperti meniadakan makanan dan minuman, waktu penerbangan 3-3,5 jam, jam kerja karyawan selalu tetap sehingga tidak ada lembur.
  • Air Asia mendorong pelanggan untuk menggunakan internet dalam bertransaksi.
  • Air Asia mencari landasan termurah.
  • Mengunakan awak kabin yang sama untuk rute pulang pergi.
  • Melakukan strategi unggul dengan pembentukan Thai Air Asia (shin corporation Thailand) tahun 2003 dan Indonesia Air Asia (awair Indonesia) di tahun 2004.
  • Memiliki fasilitas bandara sendiri di Malaysia yaitu LCTT (Low Cost Carrier Terminal).
  • Menerapkan strategi biaya sebagai pedoman dasar inovasi yang berbasis biaya (low cost) dan pemuasan kebutuhan pelanggan (Customer Care & Satisfaction).
  • Mengedepankan keselamatan penumpang dan awak pesawat.
  • Melakukan pemeriksaan rutin mulai dari pemeriksaan tingkat rendah “A” check hingga pemeriksaan tingkat tinggi “C” check.
  • Melakukan pengembangan dan penambahan armada.
  • Menjual tiket murah yang menurut statistik rute dan waktunya, memang kemungkinan besar kosong

PRESTASI AIR ASIA
  • Award Best Manage Company
  • Award Best Low Cost Airlines
  • Award Make Everyone can fly
Perbandingan kinerja keuangan tahun 2006 hingga pertengahan 2007 yaitu penjualan tiket naik 55%, pemasukan tambahan naik 76%, pendapatan naik 57%, dan begitu juga untuk tahun berikutnya mengalami peningkatan rata-rata relatif sama dengan 2007.

REFERENSI
http://www.airasia.com

Makalah ini baru dalam versi draft...
Untuk versi lengkap atau mau
Makalah Judul lain...
Silakan Request Aja..
Diana - o85868o39oo9
Pokoknya Beresss
Ditunggu Ordernya Yaa...
Thanks