PERAN SDM SEBAGAI STRATEGIC PARTNER DAN STRATEGIC PLAYER





IDENTIFIKASI DALAM PERUSAHAAN BAGAIMANA PERAN SDM (SUMBER DAYA MANUSIA) DALAM MENENTUKAN KELEMAHAN-KELEMAHAN PERAN SDM SEBAGAI STRATEGIC PARTNER DAN STRATEGIC PLAYER

PENDAHULUAN
Perubahan akan selalu terjadi dan hal ini membentuk turbulensi (turbulence) bagi lingkungan bisnis dan kondisi ini menjadikan pelaku bisnis harus meningkatkan kemampuannya untuk tetap dapat bersaing dan bertahan di dalam kompetisi yang tinggi. Begitu juga, kinerja organisasi akan optimal jika ada kesesuaian antara organisasi dengan lingkungan serta jika kesenjangan strategik (strategic gap) itu nol (Ansoff dan McDonnell, 1990). Jika organisasi melakukan perencanaan strategik dengan baik, maka salah satu faktor yang harus dianalisis adalah lingkungan luar (Wheelen dan Hunger, 2006), yang tujuannya untuk mengukur dan memahami kondisi lingkungan luar yang turbulen dan pengaruhnya pada organisasi (ancaman dan peluang).
Dalam artikelnya Lasmahandi (2006) menyitir sebuah pernyataan dari Dave Ulrich (1997), seorang Profesor di bidang Pengembangan Perusahaan dari Universitas Michigan:
"In the field of Human Resources, death rites have been proclaimed, eulogies written and funerals prepared for the demise of the HR Function. But these eulogies are premature. HR as we know it (with images of policy police, regulators, administrative guardians) has passed, and the rise of the new HR is well underway"
Dari ungkapan di atas, terlihat bahwa peran tradisional Fungsi SDM , yang selama ini ada, tidak dapat lagi dipertahankan sepenuhnya seperti dulu, bila fungsi tersebut ingin tetap hadir di dalam bisnis. Peran tradisional ini bukanlah tidak penting, namun peran tradisional tersebut harus diperluas dan diperkaya. Untuk itulah, maka Fungsi SDM yang ada di perusahaan harus sudah mulai melakukan perubahan perannya, dari pemain peran tradisional yang pasif, menjadi pemain peran yang bertindak proaktif dan memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Model peran MSDM yang digunakan adalah (Dave Ulrich, 1997) : peran MSDM sebagai strategic partner, change agent, employee champion, danadministrative expert.
IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
-          Bagaimana peran SDM dalam perusahaan?
-          Bagaimana SDM menentukan kelemahan perannya sebagai strategic partner?
-          Bagaimana SDM menentukan kelemahan perannya sebagai strategic player?


makalah ini hanya versi draft saja..
klo mau versi lengkapnya,
ato mau bikin judul laen.
lahkan contact o85 868o 39oo9 (Diana)
ditunggu ordernya yah...
thanks.

Kerjasama Strategis, Blue Bird Group Benamkan Teknologi Interkoneksi Microsoft Ke Armada Premium Big Bird



Kerjasama Strategis, Blue Bird Group Benamkan Teknologi Interkoneksi Microsoft Ke Armada Premium Big Bird
Oleh Dailysocial | Jagat Pintar – 22 jam yang lalu

Setelah sukses menghadirkan aplikasi pesan taksi secara langsung dari perangkat smartphone, salah satu jaringan transportasi umum terbesar di Indonesia, Blue Bird Group kembali mengumumkan kerjasamanya dengan raksasa IT Microsoft. Bukan pengembangan aplikasinya di Windows Phone yang telah lebih dahulu hadir, kerjasama ini menghasilkan produk terbaru dari layanan reservasi taksi Blue Bird yakni aplikasi Taxi Mobile Reservation (TMR) dan juga integrasi teknologi keperluan bisnis dari Microsoft yang dibenamkan pada armada Big Bird Premium Bus.
Resmi diluncurkan kemarin (5/2) di bilangan Pacific Place Jakarta Pusat, Blue Bird Group tengah bersuka cita mengumumkan kehadiran aplikasi reservasi terbaru yang bernama Blue Bird TMR. Aplikasi ini walau memiliki fungsi yang sama dengan aplikasi-aplikasi sebelumnya yang telah hadir pada banyak perangkat smartphone, aplikasi terbaru ini dikhususkan bagi perangkat tablet dan desktop yang menggunakan sistem operasi Windows 8.
Tak banyak perubahan yang dihadirkan, seluruhnya memiliki fungsi yang sama persis dengan aplikasi sebelumnya di platform lain. Mulai dari pemesanan taksi secara langsung dengan akses yang singkat, fitur tracking orderan taksi dengan menggunakan GPS, hingga fitur menghubungi pengemudi taksi langsung dari aplikasi tersebut juga tetap hadir.
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, kerjasama antara Blue Bird Group dengan Microsoft ini juga menghadirkan layanan kebutuhan bisnis yang disematkan dalam layanan armada terbaru dari Blue Bird Group yakni Big Bird Premium. Sebagai informasi singkat, armada ini merupakan “kasta” tertinggi dari produk Big Bird yang diperuntukkan bagi kebutuhan bisnis dan hiburan. Melalui kerjasama tersebut, armada Big Bird Premium ini terintegrasi dengan infrastruktur informasi Blue Bird Group yang didukung penuh oleh Microsoft seperti Windows 8, Office 365, Lync, SharePoint, dan juga Microsotft Exchange.
“Armada baru bus Big Bird Premium menjawab kebutuhan pebisnis agar tetap terkoneksi ke semua dokumen dan data mereka dengan aman. Layanan  inovatif ini menghadirkan pengalaman baru yang menyenangkan bagi siapapun untuk tetap produktif sekaligus terhibur di perjalanan,” ujar Noni Purnomo selaku Presiden Direktur Blue Bird Group.
Senada dengannya, pihak Microsoft melalui Lucky Gani, Business Group Head Windows Division mengatakan, kemitraan ini menjadikan peluang yang baik bagi Blue Bird Group dan Microsoft untuk menjawab kebutuhan adanya fasilitas mobile meeting dan hiburan bagi para pebisnis dan konsumen pada umumnya. Ia mengungkapkan pula, armada bus Big Bird Premium merupakan armada yang terintegrasi dengan teknologi tinggi dari Microsoft.
“Armada Big Bird Premium terkoneksi ke cloud, sehingga memudahkan semua pengguna perangkat tablet, notebook, ultrabook, hybrid, dan bahkan desktop all-in-one dengan sistem operasi Windows 8,” ungkapnya setelah ditemui DailySocial pada Rabu (5/2) siang.
Dengan kehadiran aplikasi reservasi taksi terbaru yang diperuntukkan bagi sistem operasi Windows 8 dan juga integrasi teknologi keperluan bisnis yang dihadirkan pada armada Big Bird Premium, maka semakin lengkaplah sudah upaya Blue Bird Group dalam menyentuh ranah teknologi yang ditujukan untuk menjangkau kalangan konsumennya lebih jauh.
Tak ada tantangan yang cukup berarti bagi inovasi yang dilakukan oleh Blue Bird Group bersama Microsoft ini. Walau perkembangan aplikasi reservasi taksi di Indonesia masih sangat belia, namun setidaknya kehadiran inovasi semacam ini mampu mengedukasi pasar yang memiliki potensi tinggi akan penggunaan aplikasi reservasi taksi. Blue Bird Group sendiri dalam perihal penyediaan aplikasi reservasi taksi hingga saat ini masih belum memiliki pesaing terlebih dari penyedia jasa kompetitor lainnya yang serupa.

disadur persis dari link sebelah

KAMPANYE PUBLIC RELATIONS VISIT JOGJAKARTA


KAMPANYE PUBLIC RELATIONS

VISIT JOGJAKARTA




JOGJAKARTA, salah satu tempat / destinasi wisata yang memadukan antara heritage, culture, natural, dan modern yang perlu dipromosikan eksistensinya agar mendukung pendapatan dari sector pariwisata. Sebagai seorang International Public Relations, maka yang akan saya lakukan adalah mengadakan kampanye VISIT JOGJAKARTA, dengan detail sebagai berikut:


Perencanaan dan persiapan

VISIT JOGJAKARTA mengaktivasi halaman "Travel Update" pada website mereka untuk memberikan laporan perkembangan terkini kepada para wisatawan.

"Jogjakarta Live" pada VisitJogjakarta.com diluncurkan dengan menampilkan foto-foto yang diberi tanggal, di upload oleh warga Jogjakarta, bersamaan dengan twitter dan tayangan webcam dari berbagai destinasi wisata di Jogjakarta.

Ketiga hal ini: tim promosi, laman "Travel Update" dan "Jogjakarta Live" ditetapkan sebagai basis dari kegiatan kampanye Visit Jogjakarta ini. Kampanye ini ditujukan untuk wisatawan, industri pariwisata, pemerintah, perusahaan perjalanan dan media baik domestik maupun internasional. Tim promosi langsung bertindak dan melakukan pertemuan harian, untuk mengantisipasi, memonitor dan merespon dengan cepat segala perubahan yang terjadi. Tim promosi VISITJOGJAKARTA juga bekerjasama dengan Departemen Pariwisata dan berbagai lembaga negara bagian lainnya, agar aspek pariwisata tetap mendapat perhatian dan prioritas dalam berbagai pembahasan.

Strategi yang ditetapkan dalam penangangan krisis ini adalah dengan membangun kepercayaan, sebagai pendorong utama dalam memutuskan untuk berwisata ke Jogjakarta dalam masa-masa krisis ini. Hal ini dilakukan dengan membangun kesatuan industri, menetapkan contoh promosi dan komunikasi bagi seluruh elemen industri untuk turut memberikan informasi secara transparan, agar para wisatawan dapat melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi di Jogjakarta, dan tertarik untuk datang. Kesatuan pesan dari seluruh elemen industri dijaga dengan mendorong platform komunikasi agar setiap elemen dan relawan dalam industri pariwisata di Jogjakarta berkomunikasi secara seragam dan searah.

Makalah ini hanya versi draft saja..
untuk versi lengkap,
silahkan call o85 868o 39oo9 
kami tunggu ordernya yahhh

STRATEGI PENYEHATAN PERUSAHAAN MERPATI AIRLINES





STRATEGI PENYEHATAN PERUSAHAAN MERPATI AIRLINES


PENDAHULUAN
Airlines  adalah  perusahaan  penerbangan  yang  kegiatannya menghubungkan dua tempat tertentu atau lebih tinggi dengan menggunakan pesawat udara. Pada perkembangan sekarang ini, banyak menjamur perusahaan-perusahaan penerbangan dalam negeri mau pun perusahaan penerbangan asing, yang dikelola oleh pemerintah  maupun swasta. Di mana setiap perusahaan penerbangan tersebut masing-masing  ingin  berusaha  mendapatkan  pangsa  pasar  di  Indonesia  baik domestik mau pun internasional. Dengan melayani rute-rute domestik maupun internasional  sehingga  persaingan  yang  besar  dalam  bisnis  airlines  domestik maupun internasional tidak dapat dihindari.
PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  merupakan  salah  satu  perusahaan  penerbangan  yang  diberikan kepercayaan oleh pemerintah sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jalur-jalur perintis di Tanah Air. Oleh karena itu, PT. Merpati Nusantara Airlines sering kita kenal sekarang ini dengan sebutan Airbridge of Indonesia atau sebagai Perusahaan Penerbangan Perintis Indonesia.
Merpati Nusantara Airline (Merpati) menjadi sorotan dalam dasawarsa terakhir. Maskapai penerbangan "pelat merah" itu tengah sakit. Berbagai upaya dan strategi telah dan sedang digalakkan untuk mendukung komitmen  tersebut,  di  antaranya  adalah  program  restrukturisasi. Program ini meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan perolehan laba, efisiensi, dan efektifitas sumber daya manusia, serta daya saing yang berkesinambungan.
Pemerintah dan para "dokter" di Kementerian BUMN tengah berupaya keras menyehatkan kinerja keuangan, melakukan pemindahan kantor operasional hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Alasan pemerintah mempertahankan Merpati adalah agar perusahaan yang didirikan pada tahun 1975 itu tetap pada tugasnya yaitu melayani rute-rute penerbangan terutama jalur perintis di wilayah Indonesia bagian timur.
Sesungguhnya upaya pemerintah menyelamatkan Merpati yang kian "berdarah-darah" ini telah berlangsung sejak 11 tahun belakangan ini, ketika perusahaan tersebut mengalami defisit keuangan yang semakin besar. Sejak krisis moneter melanda negeri ini, Merpati makin terpuruk tercermin dari utang yang lebih besar dibanding asetnya sendiri. Seiring bermunculannya maskapai penerbangan yang menerapkan sistem layanan "low cost carrier" (LCC), Merpati yang memiliki slogan "a pleasant flight a wonderful place" (penerbangan menyenangkan ke tempat yang indah) ini semakin tidak bisa berbuat banyak, karena mesti bersaing dengan perusahaan swasta yang pengelolaannya lebih efisien. Memasuki persaingan maskapai di era penerbangan internasional itu, Merpati memang berupaya meningkatkan performanya dengan menerapkan tiga tahapan yaitu masa "re-engineering" (1999-2000), "profitization" (2001-2004), "privatization" (2003-2004).
Namun upaya manajemen yang tentunya telah bergonta-ganti ternyata tidak mampu membawa perusahaan ke arah yang lebih sehat. Kerugian terus meningkatn sejak tahun 2002 dan mencapai puncak pada tahun 2006, ketika perseroan yang memiliki 2.590 karyawan ini mencatat defisit Rp283 miliar. Akibat utang yang terus membengkak, memaksa Merpati memangkas rute-rute penerbangannya, padahal di sejumlah daerah terutama di pedalaman jelas-jelas masih membutuhkan "kepakan sayap" Merpati.

Menurut catatan Kementerian BUMN, hingga tahun 2007 perseroan memiliki utang sebesar Rp2,1 triliun, dengan modal negatif sekitar Rp1,1 triliun serta total aset yang hanya sekitar Rp952 miliar. Parahnya, perseroan dibebani rugi operasi sebesar Rp20 miliar per bulan. Kondisi tersebut mendorong manajemen perusahaan pada 2003 mengajukan suntikan dana dari APBN ke Merpati dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN). Namun dana talangan sebesar Rp450 miliar baru terkabul tahun 2007 di saat perusahaan dinakhodai Direktur Utama Hotasi Nababan, di bawah kuasa pemegang saham pemerintah yaitu Menneg BUMN Sugiharto. Dengan berbagai opsi penyehatan dan restrukturisasi yang diajukan kepada pemerintah dan DPR, suntikan dana sebesar Rp 450 miliar dengan rincian biaya revitalisasi armada sebesar Rp140 miliar, restrukturisasi utang sebesar Rp180 miliar dan peningkatan produktifitas sebesar Rp120 miliar.
Perusahaan dikatakan sakit apabila mengalami deteriorasi adaptasi perusahaan dengan lingkungan yang berakibat pada rendahnya kinerja dalam jangka waktu tertentu yang berkelanjutan, sehingga perusahaan kehilangan sumber daya dan dana (Cameron,1988). Ketidaksehatan ekonomis perusahaan yang diukur denga kinerja operasional dan kinerja strategis akan berdampak pada ketidaknormalan (ketidaksehatan) kinerja organisasi.  Kondisi tersebut terjadi saat perusahaan mengalami posisi penurunan (decline) yang ditandai dengan berkurangnya sumberdaya dan dan secara berkelanjutan.  Dalam makalah ini, penulis berusaha untuk memberikan rekomendasi strategi penyehatan perusahaan yang dapat dilakukan oleh Merpati Airlines. 

 Makalah ini hanya versi draft saja..
klo mau versi full, silahkan contact
o85 868o 39oo9 (Diana)
ditunggu ordernya yah... 
terima kasih