STRATEGI BASARNAS DAN NGO (LIRA) DALAM MENANGANI KASUS BENCANA GEMPA LOMBOK 2018

STRATEGI BASARNAS DAN NGO (LIRA) DALAM MENANGANI KASUS BENCANA GEMPA LOMBOK 2018

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang berada pada wilayah ring of fire, membuatnya rentan terhadap berbagai bencana alam. Kerusakan akibat bencana membutuhkan penanganan dan bantuan untuk pemulihan. Pemerintah merupakan penanggung jawab dalam proses pemulihan ini, berkoordinasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat atau organisasi non profit, membuat program-program untuk membantu korban/penyintas, yang dalam pelaksanaannya di lapangan, dilakukan oleh relawan.
Gempa bumi Lombok 2018 adalah bencana gempa bumi yang melanda Pulau Lombok. Gempa utama terjadi pada bulan Agustus yaitu pada tanggal 5 Agustus 2018. Gempa ini adalah gempa utama dari rangkaian gempa bumi di Pulau Lombok sejak gempa awalan 6,4 Mw pada tanggal 29 Juli 2018. Pada gempa awalan tersebut, sebanyak 4 kabupaten terdampak langsung gempa; Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Barat, dan Kabupaten Lombok Tengah, bahkan hingga ke Kabupaten Sumbawa Barat (di luar Pulau Lombok). Menyebabkan kerusakan 6.638 rumah dan juga beberapa fasilitas vital masyarakat; perkantoran, sekolah, rumah ibadah, jembatan, dan toko.[1][1] Dalam gempa tersebut terdapat korban jiwa sejumlah 19 orang yang meninggal, 365 korban luka, dan tidak kurang dari 10.701 jiwa mengungsi dan tersebar secara geografis di Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Utara.
Di saat penanganan darurat dampak gempa 6,4 SR masih berlangsung, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, gempa dengan skala 7 SR terjadi pada tanggal 5 Agustus 2018. Pasca gempa ini BMKG merilis peringatan tsunami, namun peringatan tersebut kemudian dicabut. Rilis BNPB pada saat itu menyatakan korban meninggal 82 orang, ratusan terluka, dan lebih dari 3000 rumah rusak, dan lebih dari 10.000 orang harus mengungsi.
Kemudian pada hari Minggu tanggal 19 Agustus 2018, gempa bumi tektonik kembali mengguncang wilayah Lombok Timur, yang dirasakan juga oleh warga Bali. Menurut informasi dari BMKG, gempa terjadi sebanyak dua kali dengan kekuatan gempa pertama mencapai 5,4 SR dan gempa susulan kedua berkekuatan 6,5 SR.[2][2]
Laporan terbaru mengenai korban dari gempa Lombok adalah yang dilaporkan pada hari Sabtu 18 Agustus 2018, yaitu tercatat 469 orang meninggal dunia, 1.054 orang mengalami luka luka dan dirawat di sejumlah tenda pengungsian di Lombok Utara dan Kota Mataram.[3][3] Pasca-proses evakuasi terakhir, seluruh Tim SAR bersama TNI, Polri, Ditsatwa Polda NTB, Pemadam Kebakaran, dan Dinas Pekerjaan Umum NTB kembali ke posko Utama di Lapangan Tanjung. Mereka akan bersiaga hingga tanggap darurat berakhir tanggal 25 Agustus.
Dalam menangani kasus bencana gempa Lombok tersebut, berbagai pihak bahu-membahu turun tangan memberikan bantuan kepada para korban. Dalam tulisan ini, akan dianalisa bagaimana strategi Basarnas dan NGO (LIRA) dalam menangani kasus bencana gempa Lombok 2018.

PEMBAHASAN
1.      Basarnas
1.1.  Sejarah Basarnas
Sejarah keberadaan Basarnas bermula dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada tahun 1950. Sejak saat itu Indonesia tidak lagi dikategorikan sebagai wilayah yang tak terlindung oleh suatu mekanisme SAE. Praktiknya, dibentuk suatu panitia teknis guna merancang Badan Gabungan SAR berskala nasional, dan menentukan pusat operasi-operasi regional serta anggaran pembiayaan dan pengadaan prasarana maupun sarananya.[4][4]

1.2.  Peran Basarnas
Badan SAR Nasional adalah lembaga pemerintah yang bergerak di bidang pencarian dan pertolongan (Search And Rescue) yang awalnya berada dibawah naungan Departemen Perhubungan, dalam melaksanakan tugas pokoknya memerlukan dukungan dan partisipasi dari semua pihak dalam memanfaatkan berbagai fasilitas sarana, prasarana, personil, dan meterial yang dimiliki oleh berbagai instansi Pemerintah, Swasta, Organisasi, dan Masyarakat. Mulai bulan November 2006, Basarnas tidak lagi berada di bawah Departemen Perhubungan (Dephub). Sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2006, badan ini langsung di bawah presiden.[5][5]

1.3.  Strategi Basarnas dalam Bencana Gempa Lombok
Dalam perannya menangani kasus bencana yang terjadi seperti gempa bumi Lombok ini, koordinator penanganan berada pada BAKORNAS PBP, disini Basarnas menjadi salah satu unsur dari Bakornas PBP. Peranan SAR adalah yang paling mengemuka karena harus bertindak paling awal pada setiap bencana alam yang terjadi, sehingga SAR menjadi titik pandang bagi masyarakat yang tertimpa musibah. Selain itu, dalam penanganan terhadap bencana lain dipertegas dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 43 tahun 2003, dimana dinyatakan “Basarnas mempunyai tugas membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang atau material yang hilang atau dikhawatirkan hilang, atau menghadapi bahaya dalam pelayaran dan atau penerbangan, serta memberikan bantuan SAR dalam bencana dan musibah lainnya sesuai dengan peraturan SAR nasional dan intemasional”.

2.      NGO LIRA
2.1.  Profil Organisasi LIRA
Organisasi masyarakat (ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau dalam istilah lainnya sebagai Non-Governmental Organization (NGO) memegang peranan penting sebagai pilar demokrasi yang mewujudkan masyarakat sipil (civil society) yang kuat dan mampu memperjuangkan hak-hak rakyat dalam kehidupan bernegara. Ormas dan LSM merupakan organisasi yang didirikan oleh individu atau kelompok secara sukarela yang bertujuan untuk mendukung dan menopang aktivitas atau kepentingan publik tanpa bermaksud mengambil keuntungan finansial. Ormas dan LSM merupakan organisasi legal di mata hukum yang bekerja tanpa adanya ketergantungan dari pemerintah, atau setidaknya pengaruh dari pemerintah tidak diberikan secara langsung. Pada kasus di mana Ormas dan LSM mendapatkan dana dari pemerintah, tetap tidak boleh ada keanggotaan LSM tersebut dari unsur pemerintah. Ada beberapa jenis organisasi yang terbentuk antara lain LSM, yayasan sosial, organisasi keagamaan, organisasi Kepemudaan, dan organisasi yang didasarkan atas profesi.[6][6]
LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) dirikan tahun 2004 dari Embrio Blora Center (Tim Relawan SBY-JK bersama Sudi Silalahi, Prof.Dr. Marsudi Kisworo, M.Sc). Tujuannya mengawasi kinerja Pemerintahan SBY-JK, khususnya mendorong pemerintahan yang bersih dan anti KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Sebagai LSM, LIRA kemudian mendaftar di Kesbangpol Depdagri untuk memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) tahun 2010. Pendaftaran SKT bagi setiap LSM kemudian diatur dalam Permendagri Nomor: 33 tahun 2012. Setelah itu kemudian terbit UU Keormasan No.17 tahun 2013 jadi LSM LIRA adalah organisasi masyarakat yang tidak berbadan hukum yang mengatur dirinya berdasarkan konstitusi
AD/ART LSM LIRA.[7][7]
2.2.  Strategi LIRA dalam Bencana Gempa Lombok
KESIMPULAN


[1][1] Yeu. (2018). Laporan Situasi #2 Gempa Lombok. Diambil dari: http://www.yeu.or.id/download-list/41/laporan-program.html?f=MjAxODA4MDYwMTQ0MTMucGRm
[2][2] Sucipto, Ady. (2018). Gempa Bumi Tektonik Guncang Lombok Timur Turut Dirasakan Warga Bali. Diambil dari: http://bali.tribunnews.com/2018/08/19/breaking-news-2-gempa-bumi-tektonik-guncang-lombok-timur-turut-dirasakan-warga-bali (19 Agustus 2018)

[3][3] Rachmawati, Fitri. (2018). 469 Orang Tewas akibat Gempa Lombok, Tim SAR Harap Tak Ada Lagi Korban. Diambil dari: https://regional.kompas.com/read/2018/08/17/18482681/469-orang-tewas-akibat-gempa-lombok-tim-sar-harap-tak-ada-lagi-korban. (19 Agustus 2018)
[4][4] Munandar, H. (2008). Mengenal PMI dan BaSARnas, Dua Garda Terdepan Menghadapi Bencana: Misi, Peranan, serta Arti Penting PMI dan BaSARnas bagi masyarakat luas. Esensi.
[5][5] Purnama, Y. A. (2009). Markas Komando Dan Pelatihan Tim Sar Pantai Parangtritis Dengan Transformasi Karakter Sar Pantai” Lugas, Cepat, Tegas” (Skripsi, UAJY).
[6][6] Herdiansah, A. G. (2016). Peran Organisasi Masyarakat (Ormas) Dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam Menopang Pembangunan Di Indonesia. Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, 1(1), 49-67.
[7][7] Lira News. (2017). LSM LIRA Hanya Satu, Ini Penjelasan Presiden LSM LIRA HM. JUSUF RIZAL (I). Diambil dari: http://www.liranews.com/berita/2017/03/17/147/lsm-lira-hanya-satu-ini-penjelasan-presiden-lsm-lira-hm-jusuf-rizal-i #ixzz5ObXcodd5 (19 Agustus 2018)

Mau dibuatkan paper HI seperti ini?
Atau tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy Order :)
 

STRATEGI PT BANK CENTRAL ASIA DALAM FINTECH DAN E-MONEY



STRATEGI PT BANK CENTRAL ASIA DALAM FINTECH DAN E-MONEY

Studi kasus ini akan membahas tentang PT Bank Central Asia Tbk yang merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Dalam studi kasus ini, penulis akan membahas tentang bagaimana perusahaan ini dapat menjadi bank nomor tiga dengan aset terbesar di Indonesia, dan nomor satu untuk kategori bank swasta. Strategi yang diterapkan oleh BCA juga akan dibahas, termasuk analisis apakah strategi tersebut dapat membantu perusahaan untuk dapat terus bertahan dan menjadi yang terdepan mengingat perkembangan teknologi dan informasi juga mempengaruhi perkembangan ekonomi dunia dan nasional yang sangat berpengaruh pada sektor perbankan.
Studi kasus ini akan terbagi ke dalam dua bagian, yang pertama yaitu mini case study yang akan membahas tentang gambaran perusahaan secara keseluruhan serta studi kasus yang diambil. Bagian kedua adalah briefing note yang isinya adalah pembahasan terkait analisa kritis pada strategi yang perusahaan tersebut gunakan. Kedua analisis ini nantinya dapat digunakan untuk menilai posisi BCA sebagai perusahaan perbankan swasta terbesar di Indonesia.

SECTION I : MINI CASE STUDY

A.    Industri Perbankan di Indonesia
Industri perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih baik sejak tahun 2016, dimana sebelumnya lembaga perbankan menghadapi masa yang penuh tantangan karena adanya penurunan dalam sektor ekonomi makro yang mempengaruhi rendahnya harga-harga komoditas serta minyak dan gas.[1]
Perkembangan perekonomian yang baik di Indonesia dinilai sebagai pasar yang paling menarik untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di wilayah Asia Tenggara. Hal ini didukung oleh sistem perbankan di Indonesia yang dinilai positif dan stabil karena adanya kemajuan dalam lingkungan operasional negara. Dan salah satu pemimpin bank pemerintah di Indonesia mengatakan bahwa jika semua bank mengalami pretumbuhan yang pesat, maka dalam lima tahun ke depan kondisi pasar perbankan di Indonesia akan sangat menjanjikan.[2]
The current Indonesia’s banking industry menunjukkan bahwa industri perbankan Indonesia menjadi salah satu yang menguntungkan di Asia Tenggara, dan dikatakan bahwa Indonesia harus memasang target akan masuknya 50-50 bank ke Indonesia dalam jangka panjang. Terkait perkembangan di bidang ekonomi, Presiden Joko Widodo menarketkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen yang sebagian besar didominasi oleh pertumbuhan di bidang teknologi keuangan. Dilaporkan juga bahwa terkait digitalisasi Indonesia, perusahaan financial technology (fintech) dapat menyumbang 10 persen GDP to the economy in Indonesia in 2025. [3]
Terkait perkembangan fintech, dikatakan bahwa lembaga perbankan besar di Indonesia dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada dan mengubah cara pandang terkait hubungan dengan konsumen, manajemen risiko, serta tujuan. Fintech disini tidak akan mengancam keberadaan dan pertumbuhan lembaga perbankan di Indonesia, akan tetapi mereka dapat berinvestasi serta berkolaborasi dengan perusahaan tersebut. Bahkan dalam perbembangan perbankan saat ini, beberapa lembaga perbankan telah mengembangkan produk fintech milik mereka sendiri.[4]

B.     PT Bank Central Asia
PT Bank Central Asia merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1957. Saat ini BCA telah menjadi bank dengan aset terbesar nomor tiga di Indonesia, dan merupakan bank dengan aset terbesar nomor satu di sektor swasta. BCA diketahui berhasil menstabilkan manajemen keuangannya sejak terjadinya krisi ekonomi Asia pada akhir tahun 1990an, yang mengakibatkan kebangkrutan pada sistem perbankan nasional.[5]
BCA sendiri memiliki prioritas di bidang kenyamanan, keamanan dan kehandalan selama memberikan pelayanan finansial untuk seluruh nasabah. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan utama yaitu untuk menjadi pemimpin di industri perbankan nasional yang berkontribusi besar untuk pereokonomian Indonesia. Selain itu, diketahui visi dan misi yang dijunjung oleh perusahaan yaitu[6]:
Visi
Menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.
Misi
·         Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
·         Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
·         Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA.
C.    Corporate Strategy
Sebagai salah satu perusahaan di bidang perbankan, PT Bank Central Asia tentu saja memiliki strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk dapat menjadi perusahaan perbankan terbaik.
1.      Bekerjasama dengan perusahaan fintech
Seiring dengan perkembangan teknologi ekonomi, perusahaan financial technology (fintech) pun semakin berkembang dengan jumlah yang semakin meningkat. Tuntutan kepraktisan, efektifitas, efisiensi, dan kecepatan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fitur-fitur pembayaran non tunai yang disediakan oleh perushaan fintech.
2.      Bermitra dengan merchant dan perusahaan transportasi
Sebelum melakukan program kerjasama dengan perusahaan fintech, sebelumnya BCA sudah mengeluarkan produk e-money berbasis chip (offline) yang berupa kartu dan berbasis server (online). E-money sendiri dibuat dengan tujuan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan uang tunai, dan merupakan instrumen pembayaran yang semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Data statistik Bank Indonesia menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia serta jumlah transaksi menggunakan e-money yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.[7]
3.      Menaikkan limitasi e-money
Pada pertengahan tahun 2018, BCA menaikkan limit e-money dalam kartu Flazz dari IDR 1 juta menjadi IDR 2 juta. Menaikkan limit dalam kartu Flazz ini dikarenakan adanya peningkatan pada jumlah transaksi dan nominal uang yang digunakan untuk transaksi. Menaikkan jumlah limitasi ini diharapkan akan lebih memudahkan pengguna dalam melakukan proses transaksi non tunai dengan menggunakan kartu BCA Flazz. Akan tetapi masih belum banyak nasabah yang menaikkan limitasi kartu Flazz ini.[8]

D.    Problem
Terkait dengan perkembangan financial technology (fintech) yang menyediakan kepraktisan, efektifitas, efisiensi, dan kecepatan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada, ada yang melihat ini merupakan bentuk ancaman untuk industri perbankan, tapi ada juga yang menganggap bahwa ini merupakan peluang untuk industri perbankan.
Pertumbuhan fintech di Indonesia sendiri berjalan dengan sangat pesat, dan Otoritas Jaksa Keuangan (OJK) melihat bahwa fintech telah mengambil sebagian besar pangsa pasar industri perbankan. Hal inilah yang dianggap sebagai ancaman untuk industri perbankan. Disaat yang sama OJK mengatakan bahwa fintech harus bisa dianggap sebagai peluang bagi bank. Kemunculan fintech akan mendorong perbangkan untuk melakukan digitalisasi dan otomatisasi dan langkah ini dapat memangkas biaya perbankan hingga 30 persen. Maka dari itu, OJK mendorong lembaga perbankan untuk dapat bekerja sama dengan industri fintech.[9]
SECTION II : BRIEFING NOTE

Analisis strategi yang diterapakan oleh BCA di atas akan dilakukan berdasarkan pada variabel pada conceptual model for bank marketing milik Snehal J. Bhatt dan Krishna Gor, yang mencakup empat variabel yaitu awareness, acceptability, availability, serta affordability.[10]
CONCLUSION
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang diterapkan oleh BCA terbukti dapat meningkatkan jumlah nasabah pengguna e-money. Faktor harga dan ketersediaan, serta kerjasama dengan merchant dan perusahaan transportasi membantu meningkatkan jumlah pengguna e-money. Terutama kartu e-money yang digunakan untuk menggunakan alat transportasi umum serta mengakses jalan Tol. Untuk memaksimalkan semua strategi yang telah diterapkan, akan lebih baik jika BCA memaksimalkan iklan untuk meningkatkan awareness masyarakat kan produk dan informasi terkait e-money dan fintech. Dengan memaksimalkan empat variabel dari Bhatt dan Gor, diharapkan BCA dapat meningkatkan jumlah nasabah pengguna e-money dan membantu BCA dalam mewujudkan tujuannya yaitu menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia.

BIBLIOGRAPHY


Ernst & Young Global Limited. (2017, March). The Indonesian banking industry: unfolding the opportunity. Retrieved August 18, 2018, from https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity/$FILE/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity.pdf
BCA. (2016, June 13). Uji Coba Penggunaan Uang Elektronik Flazz Di Gerbang Tol Palimanan. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2016/06/14/07/02/uji-coba-penggunaan-uang-elektronik-flazz-di-gerbang-tol-palimanan
BCA. (2018, April 23). PT Bank Central Asia Tbk First Quarter 2018 Results - Maintaining a Solid Performance. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2018/04/24/02/13/pt-bank-central-asia-tbk-hasil-kinerja-kuartal-i-2018-mempertahankan-soliditas-kinerja
BCA. (n.d.). Flazz. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/flazz
BCA. (n.d.). Sakuku. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/sakuku
BCA. (n.d.). Vision and Mision. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Cari-Tahu-Tentang-BCA/Visi-dan-Misi
Bhatt, S. J., & Gor, K. (2012). Recent Trends in Marketing Strategy in Banking Sector. Innovation in Banking and Finance Volume-1, March 2012, 45-48.
Indonesia Investments. (n.d.). Bank Central Asia. Retrieved August 18, 2018, from Indonesia Investments: https://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/bank-central-asia/item193?
Lim, B. (2017, August 25). Indonesia's banking industry is attracting many investors — but there are major risks. Retrieved August 18, 2018, from CNBC: https://www.cnbc.com/2017/08/25/indonesias-banking-industry-is-attracting-many-investors--but-there-are-major-risks.html
Nisaputra, R. (2017, June 17). Fintech Jadi Ancaman Sekaligus Peluang Bagi Bank. Retrieved August 18, 2018, from infobanknews.com: http://infobanknews.com/fintech-jadi-ancaman-sekaligus-peluang-bagi-bank/
Samsumar, L. D. (2016). Konsep dan Tantangan Penggunaan Teknologi E-Money sebagai Alat Pembayaran Alternatif di Indonesia. Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016, 102-107.
Septyaningsih, I. (2018, January 15). Salurkan Kredit ke UMKM, BCA Gandeng Fintech KlikACC. Retrieved August 18, 2018, from Republika.co.id: https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/01/15/p2l5yx423-salurkan-kredit-ke-umkm-bca-gandeng-fintech-klikacc
Sitanggang, L. M. (2017, September 13). Redam persaingan, BCA akan gandeng fintech. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/redam-persaingan-bca-akan-gandeng-fintech
Sitanggang, L. M. (2018, March 22). Transaksi Flazz BCA naik 166% di bulan Februari 2018. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/transaksi-flazz-bca-naik-166-di-bulan-februari-2018
Walfajri, M. (2018, July 3). BCA sudah terapkan limit uang elektronik Rp 2 juta. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-sudah-terapkan-limit-uang-elektronik-rp-2-juta
Widyastuti, K., Handayani, P. W., & Wilarso, I. (2017). Tantangan dan Hambatan Implementasi Produk Uang Elektronik di Indonesia: Studi Kasus PT XYZ. Jurnal Sistem Informasi (Journal of Information Systems). 1/13 (2017), 38-48.



[1] Ernst & Young Global Limited. (2017, March). The Indonesian banking industry: unfolding the opportunity. Retrieved August 18, 2018, from https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity/$FILE/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity.pdf
[2] Lim, B. (2017, August 25). Indonesia's banking industry is attracting many investors — but there are major risks. Retrieved August 18, 2018, from CNBC: https://www.cnbc.com/2017/08/25/indonesias-banking-industry-is-attracting-many-investors--but-there-are-major-risks.html
[3] Ibid. Lim (2017)
[4] Ibid. Lim (2017)
[5] Indonesia Investments. (n.d.). Bank Central Asia. Retrieved August 18, 2018, from Indonesia Investments: https://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/bank-central-asia/item193?
[6] BCA. (n.d.). Vision and Mision. Retrieved August 18, 2018, from BCA: https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Cari-Tahu-Tentang-BCA/Visi-dan-Misi
[7] Samsumar, L. D. (2016). Konsep dan Tantangan Penggunaan Teknologi E-Money sebagai Alat Pembayaran Alternatif di Indonesia. Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016, 102-107.
[8] Walfajri, M. (2018, July 3). BCA sudah terapkan limit uang elektronik Rp 2 juta. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-sudah-terapkan-limit-uang-elektronik-rp-2-juta
[9] Nisaputra, R. (2017, June 17). Fintech Jadi Ancaman Sekaligus Peluang Bagi Bank. Retrieved August 18, 2018, from infobanknews.com: http://infobanknews.com/fintech-jadi-ancaman-sekaligus-peluang-bagi-bank/
[10] Bhatt, S. J., & Gor, K. (2012). Recent Trends in Marketing Strategy in Banking Sector. Innovation in Banking and Finance Volume-1, March 2012, 45-48.


Mau dibuatkan paper HI seperti ini?
Atau tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy Order :)