COMPARE AND CONTRAST ESSAY ADIDAS VERSUS NIKE



ADIDAS VERSUS NIKE

            Two well-known sport apparel suppliers are Adidas and Nike, which have competed in soccer world started from shoes, team sponsored by them, and even the ball itself. Apparel cannot be detached from the two big brands that have been long worldwide are Nike and Adidas. Almost all the two brand product lines control domestic market. It can be seen from outlets spread in various cities. Also counterfeit products that spread almost in each street seller. Clearly Adidas and Nike do not only compete head to head, even they also acquire other brands for the competition of image rights. It cannot be disowned that effective and continuous promotion becomes the key of both brands to attract costumers’ heart. In this essay, I would like to compare and contrast between Adidas and Nike in historical, logo, motto, and technological aspects.
            In historical aspect, Adidas was born before Nike. It was established in Herzogenaurach, Germany in 1920 by two brothers Adolf (Adi) Dassler and Rudolph Dassler. At the beginning, this company only produced slippers. One day in 1925, Adi was successful to design a pair of sport shoes, and since that time, reparation and development effort in shoes was done persistently. After they had done various innovations, in 1927s, Adidas has been successful to design special shoes for sports and in 1928 they gave shoes freely to athletes who participated in Amsterdam Olympiad. Supported with by broadcasting and television, Adidas enjoyed profit from sport event such as Olympiad or soccer, because their three-strip logo is easy to recognize from far distance (Stoetzel, 2012: 242).    
            Meanwhile, initially Nike was known as Blue Ribbon Sports, established by tract athlete Philip Knight and his coach, Bill Bowerman from University of Oregon on January 1964. At the beginning, the company operated as distributor for Japan shoes maker, Onitsuka Tiger (Haisten, Payton: 2012).



Ini hanya versi sample...
Untuk order versi lengkapnya, silahkan hubungi o85868o39oo9
dengan menyebutkan judul di atas
trims...
 

Terjemahan Jurnal: Strategy and Organization at Singapore Airlines - Achieving sustainable advantage through dual strategy

Judul Asli:
Strategy and Organization at Singapore Airlines: Achieving sustainable advantage through dual strategy

Penulis:

Loizos Heracleous a, Jochen Wirtz b



STRATEGI DAN ORGANISASI DI SINGAPORE AIRLINES: 
MENCAPAI KEUNTUNGAN YANG DAPAT DIPERTAHANKAN MELALUI STRATEGI GANDA



Intisari:
Singapore Airlines secara konsisten bertindak lebih baik dari pada pesaing-pesaingnya sepanjang sejarah, dalam konteks lingkungan industry keras. Kami memguji bagaimana Singapore Airlines  telah mencapai kinerja yang  terkemuka  dan mempertahankan keuntungan kompetitifnya melalui secara efektif mengimplementasikan strategi ganda : perbedaan melalui keahlian jasa dan inovasi, bersama dengan kepemimpinan biaya simultan dalam kelompok sebayanya. Kami menguji elemen-elemen organisasional yang telah membiarkan perusahaan untuk bertindak demikian, mengilustrasikan penjajaran strategisnya dengan menggunakan kerangka penjajaran vertical dan kesimpulan dengan menyoroti tantangan signifikan kedepan.
kata Kunci: keuntungan yang dapat ditahan. Penjajaran strategis, strategi ganda


1.                  Pendahuluan
Industry perusahaan pesawat terbang (airline) telah diganggu dengan beberapa faktor seperti kapasitas berlebihan, komoditasi penawaran, persaingan pembunuh yang diperburuk dengan masuknya pembawa harga rendah,  dan periode sebentar-sebentar dibawah kinerja berbahaya (Costa dkk., 2002)/ beberapa faktor social ekonomi tingkat makro seperti naiknya harga minyak, krisis SARS, keprihatinan mengenai munculnya flu burung, tsunami Asia dan meningkatnya keprihatinan terorisme  selanjutnya telah mempengaruhi profitabilitas dengan kurang baik. Di tahun 2006, perusahaan pesawat terbang global menderita kerugian bersih $ 500 juta atau 0,1% penghasilan, yang mengakumulasikan kerugian bersih $42 milyar antara 2001 dan 2006 (Asosiasi Transportasi Udara Internasional, 2007). Di tahun 2007, industry perusahaan pesawat terbang membuat keuntungan bersih sedang $5,6 milyar pada penghasilan $490milyar, ekuivalen dengan kurang dari 2% margin (Asosiasi Transportasi Udara Internasional, 2008). Harapan dari 2008 kedepan tetap suram. Tidak mengejutkan, industry tersebut secara teratur diberi tingkatan sebagai industry yang bekerja paling buruk dalam 500 ranking Fortune Global.
Di lingkungan industry ini, Singapore Airlines telah secara konsisten bertindak lebih baik dari pada pesaing-pesaingnya. Itu belum pernah menempatkan kerugian pada dasar tahunan, telah mencapai kembalian mencukupi dan unggul dibandingkan dengan industrinya, dan telah menerima ratusan penghargaan industry karena kualitas jasanya. Kami menyarankan bahwa SIA telah mencapai kinerja terkemukanya dengan mengimplementasikan strategi ganda: pembedaan melalui keunggulan dan inovasi jasa, bersama dengan kepemimpinan biaya simultan di kelompoknya. Strategi seperti itu dianggap tidak dapat dicapai oleh Michael Porter (1985) yang mempertahankan bahwa pembedaan dan kepemimpinan biaya harus ekslusif secara mutual. Sejak mereka membutuhkan jenis investasi berbeda lintas rantai nilai. Kami menguji elemen-elemen strategi ganda ini, menyoroti penjajaran strategis SIA dengan menggunakan kerangka penjajaran vertical (penjajaran antar lingkungan, strategi, kompetensi dan organisasi inti); dan menyimpulkan dengan menyoroti tantangan signifikan kedepan bagi Singapore Airlines. 

2. Studi Kasus
            Kasus yang diteliti pada Singapore Airlines dilakukan selama lebih dari tujuh tahun dan menguji strategi dan daya saing yang dimiliki perusahaan, khususnya tentang kompetensi organisasionalnya yang mengutamakan mutu pelayanan namun hemat biaya (Heracleous dkk, 2009). Lebih jauh, kami meneliti bagaimana kompetensi-kompetensi ini dikembangkan dan didukung oleh bentuk operasional dan strategi fungsional dari SIA, misalnya strategi pengembangan SDM dan proses-proses inovasi internal. Kami mengumpulkan data yang berkaitan dengan hal-hal tersebut, baik data primer maupun sekunder.
            Kemudian, untuk meneliti sumber-sumber database di SIA dan industri penerbangan, kami telah melakukan 18 wawancara secara mendalam (daftar responden yang diwawancara terdapat di Appendix). Dari data wawancara, kami dapat mengetahui lebih dalam mengenai cara-cara SIA dalam melaksanakan operasi dan  proses-proses internalnya untuk mengembangkan kompetensi pokok dari mutu pelayanan yang hemat biaya, memperoleh keuntungan yang berdaya saing dan mengungguli perusahaan penerbangan lain yang telah berada dalam lingkup kelompoknya selama berpuluh-puluh tahun. Kami telah membuat transkrip dan menganalisis hasil wawancara tersebut untuk mengidentifikasi praktek-praktek dan motif umum yang kami kemukakan dalam paper ini.

3. Strategi Singapore Airlines
continued....

Terjemahan ini cuma versi sample aja

Untuk versi lengkap atau terjemahan lainnya

Silakan Request

o81858o39oo9 (Diana)

Ditunggu ordernya yaa?

Thanks 


* Terjemahan ini tidak menggunakan software, google translate atau sejenisnya..