Tahapan Formulating Objectives dalam Bidang Kepemimpinan



Tahapan Formulating Objectives dalam Bidang Kepemimpinan

Pendahuluan
Pemimpin dalam suatu organisasi maupun dalam pemerintahan memegang peran yang amat penting demi kemajuan organisasi atau institusi tersebut. Dalam perkembangan sekarang ini, orang-orang sangat mendambakan pemimpin yang peduli dan melayani. Harapan terbesar terhadap seorang pemimpin baru oleh masyarakat adalah kepemimpinan yang melayani, apabila gaya kepemimpinan ini berkembang niscaya institusi yang dipimpinnya akan sejahtera, bila ia menjadi seorang pemimpin terhadap sekelompok masyarakat, maka rakyatnya akan makmur.
Kepemimpinan dengan pendekatan baru menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan lagi dalam menghadapi tuntutan zaman yang begitu cepat. Proses menyusun rencana strategis merupakan usaha merencanakan langkah-langkah strategis dalam jangka menengah oleh sebuah lembaga. Literatur mengenai manajemen strategis menyebutkan bahwa proses menyusun rencana strategis merupakan awal sistem manajemen strategis yang diikuti dengan pelaksanaan dan sistem kontrol strategis.
Esensi kepemimpinan dalam setiap organisasi apapun sangat diperlukan kehadiran  dan  perannya,  sekalipun  dalam  organisasi  itu  telah  ditata  struktur  dan mekanisme kerja sedemikian sempurna. Kepemimpinan berperan untuk menserasikan kepentingan antar berbagai pihak. Hakekat kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang  agar terarah ke titik tujuan  akhir organisasi.

Pembahasan
1.    Kepemimpinan
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist)cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin.Menurut Young Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Moejiono memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya
Dari berbagai teori yang dikemukakan para tokoh, dapat diidentifikasikan bahwa pada dasarnya teori kepemimpinan itu ada tiga macam, yaitu : (a) teori sifat (trait theory); (b) teori perilaku (behavior theory); (c) teori lingkungan (environmental theory). Adapun yang lainnya merupakan gabungan dari teori perilaku, misalnya teori pribadi dan situasi yang merupakan gabungan dari teori sifat, perilaku, dan lingkungan.
2.    Pola Kepemimpinan
Menurut Glassman Edward[1], pola kepemimpinan adalah kemampuan yang digunakan untuk memengaruhi bawahan supaya sasaran orgasnisasional dapat dicapai. Pola kepemimpinan belum selalu apa yang diperkirakan tetapi adalah pola yang dipersepsikan oleh bawahannya.
Pola kepemimpinan yang dikembangkan oleh seorang pemimpin dipengaruhi oleh tiga faktor utama yang menjadi kekuatanya dan menentukan sejauh mana ia akan melakukan pengawasan terhadap kelompok yang dipimpin yaitu: kekuatan yang bersumber pada dirinya sendiri, kekuatan yang bersumber pada kelompok yang dipimpin dan situasi. Teori ini disebut dengan Continum Leadership yang dikemukakan oleh Tannenbaum, Weachter dan Massarik[2].
3.    Gaya Kepemimpinan
Menurut Sedarmayanti[3] berpendapat bahwa gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk memengaruhi bawahan agar sasaran tercapai atau gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan seorang pemimpin.
4.    Tujuan Kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task-related) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group-maintenance) atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok  lain, penengah perbedaan pendapat, dan sebagainya.
Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal/ filosofis yang dapat memberikan pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai. Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.
Tujuan kepemimpinan meliputi tujuan organisasi, tujuan kelompok, tujuan pribadi anggota kelompok, dan tujuan pribadi pemimpin. 
a.    Tujuan organisasi dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan dan menghindari diri dari maksud-maksud yang irasional organisasi yang ada.
b.    Tujuan kelompok dimaksudkan untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga tujuan kelompok dapat segera tercapai.
c.    Tujuan pribadi anggota kelompok maksudnya untuk memberi pengajaran, pelatihan, penyuluhan, konsultasi bagi tiap anggota kelompok sehingga anggota  kelompok  dapat mengembangkan pribadinya.
d.    Tujuan pribadi pemimpin maksudnya untuk memberi kesempatan pada pimpinan berkembang dalam tugasnya, seperti mempengaruhi, memberi nasehat, dan sebagainya.

Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggungjawab total terhadap usaha mencapai atau melampaui tujuan organisasi. Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, maka hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi menjadi renggang.
Penetapan tujuan yang efektif menjadikan visi semakin terfokus karena menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai visi tersebut. Semakin jelas tujuan yang dimiliki, semakin tajam fokusnya, demikian sebaliknya. Penetapan tujuan yang efektif menjadikan visi semakin terfokus karena menjelaskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai visi tersebut. Sebuah visi akan tetap sama dalam jangka waktu yang lama, sedangkan sebuah misi akan menyesuaikan dengan visi. 

Daftar Pustaka
Burns, J. MacGregor. (1978). Leadership. New York: Harper & Row.

Covey, Stephen R. (2004). The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness. New York: Free Press.

Hasibuan, Malayu S.P., (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi  Aksara, 

Kartono, Kartini. (2003). Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Kotter, John P. (1996). Leading Change, Boston, Boston, Massachusetts, Harvard Business Press.

Miftah Thoha, (2003). Prilaku Organisasi Konsep dasar dan aplikasinya, Jakarta; Raja Grafindo Persada

Mujiono, Imam. (2002). Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.

Muninjaya A.G. (2004). Manajemen Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Robbins, Stephen P. (2006). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarrta: Erlangga.

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju

Sutarto. (1991). Dasar-dasar kepemimpinan administrasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Su’ud, Muh, (2000). Persepsi Sosial Tentang Kredibilitas Pemimpin, Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol.3, No.1. Hal 51-65

Yukl, Gary. (2006). Leadership in organizations.6th Edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson-Prentice Hall.

Ini hanya sampel saja…
Mau tau versi lengkapnya?
Atau mau order (custom) sesuai request juga bisa
Silahkan WA/ Call ke o81858o39oo9 (Diana)
Ditunggu yaa.. Happy Order J



[1] Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
[2] Muninjaya A.G. (2004). Manajemen Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta.
[3] Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar Maju

Kejahatan Virtual Cybercrime Ransomwere WannaCry



Digitalisasi media dalam kehidupan masyarakat
Studi Kejahatan Virtual Cybercrime Ransomwere WannaCry

Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi modern mengantarkan masyarakat pada era digital yang semuanya dapat dibagikan ke pihak lain, data diperkecil maupun data dirubah sebagian, lalu membentuk sebuah jaringan yang disebut Global Village oleh McLuhan yang mana jarak sudah tidak memiliki batasan untuk saling berhubungan dalam pertukaran informasi tentang apapun. Angka, kata, gambar, suara, data dan gerak adalah hal yang sudah dan menjadi sebuah kebiasaan masyarakat di era digital ini.
Cyber crime merupakan kejahatan yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan computer, zaman global yang sedang berlangsung seperti saat ini mengubah kehidupan manusia baik secara komunikasi dan menunjang pekerjaan tidak bisa lepas dari peranan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam hal ini, sebagai contoh dengan maraknya penggunaan komputer yang menawarkan berbagai macam program aplikasi untuk menunjang efesiensi pekerjaan kita hingga merambat ke alat komunikasi yang juga menawarkan berbagai macam fasilitas dan program  penunjang lainnya.
Serangan Ransomware Wannacry telah membuat gaduh sedikitnya 99 negara di dunia, termasuk di Indonesia. Program jahat (malware) ini telah menyerang perangkat komputer yang menggunakan sistem operasi Windows 8 dan versi sebelumnya. Malware ini juga mengunci data-data penting di dalamnya dan meminta uang tebusan bila ingin data tersebut bisa diakses kembali.
Ransomeware WannaCry menggunakan tool yang dikembangkan oleh lembaga keamanan nasional Amerika Serikat NSA (National Security Agency). Tool ini berhasil dibocorkan oleh kelompok peretas bernama Shadow Brokers. Temuan peneliti dari Prancis menyebutkan bahwa tool tersebut punya kode EternalBlue yang memiliki kemampuan mengeksploitasi celah yang ada di Microsoft Windows. Ransomwere ini telah merugikan Indonesia di beberapa rumah sakit. Dengan hal tersebut, maka tulisan ini akan menjelaskan mengenai malware Ransomware WannaCry di Indonesia dalam kejahatan cybercrime.
 
Landasan Teori
a.      Cybercrime
Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan.
Sedangkan menurut Peter[1], Cyber crime adalah “The easy of cyber crime is crimes directed at computer or a computer system. The nature of cyber crime, however, is more complex. As we will see later, cyber rime can take the form of simple snooping into a computer system for which we have no authorization it can be the feeing of computer virus into the wild. It may be malicious vandalism by a disgruntled employee. Or it may be theft of data, money, or sensitive information using a computer system.
b.      Cyber Sabotage and Extortion
Kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Kejahatan ini sering disebut sebagai cyber-terrorism.

Pembahasan
1.      Kasus Malware Ransomware WannaCry
WannaCry (wcry) atau juga dikenal sebagai Wanna Decryptor adalah program Ransomware spesifik yang mengunci semua data pada sistem komputer dan membiarkan korban hanya memiliki dua file: instruksi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya dan program Wanna Decryptor itu sendiri.
Saat program itu dibuka, komputer akan memberitahukan kepada korban bahwa file mereka telah di-encrypt, dan memberikan mereka tenggat waktu untuk membayar, dengan memperingatkan bahwa file mereka akan dihapus.
Ransome Wannacry merupakan kejahatan teroris dalam sistem komputer atau cyber sabotage and extortion. Dimana, pelakunya membuat gangguan, kerusakan atau penghancuran suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Kemudian pada akhirnya pelaku meminta uang tebusan untuk memperbaiki kerusakan sistem jaringan komputer yang telah disabotasenya tersebut. 

2.      Pengaruh dan Dampak Teknologi Digital terhadap Masyarakat
Trend keamanan sekarang ini telah berubah dari serangan oleh perseorangan (hacker) menjadi espionage dari sebuah negara (cyberwar). Ditemukan bukti dari catatan serangan malware terhadap sistem komputer didunia, bahwa malware dapat memberikan dampak yang lebih besar dari segi kerugian materiil dan non materiil. Setiap orang memiliki kemungkinan besar untuk terjangkit malware dalam sistem komputer yang dimiliki karena malware dapat menyerang melalui media disk (offline) maupun internet, sms, chat (online). Banyak yang beranggapan malware dapat ditangani oleh antivirus.
Kemajuan teknologi informasi (internet) dan segala bentuk manfaat di dalamnya membawa dampak negatif tersendiri, dimana semakin mudahnya para penjahat melakukan aksinya yang semakin merisuakan masyarakat. Penyalahgunaan yang terjadi dalam cyber space inilah yang dikenal sebagai cyber crime atau dalam literatur lain digunakan istilah computer crime. Dari pengertian tersebut maka dapat dirumuskan bahwa computer crime merupakan perbuatan yang melawan yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sasaran/ alat atau komputer sebagai objek baik untuk memperoleh  keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.
Tidak ada celah lagi yang bisa digunakan untuk memanipulasi masyarakat dalam konteks keterbukaan dan demokrasi. Setiap elemen masyarakat, secara individu-ke-individu (one-to-one), atau dari kelompok-ke-kelompok (community-to-community) atau banyak-ke-banyak (many-to-many) secara terbuka dan seketika terjadi tanpa ada sensor atau manipulasi fakta. 

SOLUSI
Dengan adanya kasus Ransome Wannacry yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu, maka perlu adanya penanganan yang jelas dan cepat tanggap yang dilakukan. Hal yang perlu dilakukan tersebut antara lain adalah:
a.       Tindakan preventif yang bisa dilakukan adalah selalu melakukan update serta backup data, merupakan hal yang wajib dilakukan agar terhindar dari malware, baik ransomware, virus, ataupun trojan. Update baik dari segi aplikasi, antivirus, dan OS yang digunakan
b.      Melakukan hardening terhadap sistem yang digunakan dan matikan service yang tidak diperlukan. Lalu hindari sembarangan mengklik link atau file yang dikirimkan oleh pihak yang tidak dikenal.
c.       Sebuah ransomware sebagian besar akan menunjuk ke suatu link, yang kemudian meminta untuk mengunduh software. Teknik lain yang dilakukan adalah dengan menyisipkan ransomware ke dalam file-file.
d.      Selalu periksa software dan dokumen yang diunduh, pastikan pengirimnya orang yang benar-benar dikenal.
e.       Melakukan vulnerability scanning terhadap komputer-komputer jaringan. Khusus untuk ransomware Wannacry, beberapa produk vulnerabilty scanner sudah membuat modul-modul yang mampu mendeteksi vulnerability kelemahan yang dieksploitasi oleh Wannacry. Namun demikian, vulnerability scanning juga tidak hanya dimaksudkan untuk mendeteksi ransomware, tetapi juga dapat mendeteksi jika ada kelemahan-kelemahan di dalam sistem.

Mau tau versi lengkapnya?
Atau mau order (custom) sesuai request juga bisa
Silahkan WA/ Call ke o81858o39oo9 (Diana)
Ditunggu yaa.. Happy Order 

[1] Peter Stephenson, Investigating Computer Related  Crime: A Handbook for Cooperate Investigators, (London New York Washington D.C: CRS Press,2000), hal. 56