MAKALAH PERANAN PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN




  
PENDAHULUAN
Secara teoritis maupun empiris, pertumbuhan sektor pertanian telah terbukti memberikan kontribusi nyata terhadap penanggulangan kemiskinan di Indonesia. selama krisis menunjukkan bahwa tatkala sektor-sektor lain, khususnya sektor konstruksi dan industri manufaktur, mengalami kontraksi hebat sektor pertanian tetap mampu tumbuh positif. Tatkala sektor-sektor lain melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran, penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian justru meningkat tajam. Tatkala sektor ekspor produk non pertanian mengalami penurunan, ekspor produk pertanian justru mengalami peningkatan tajam.
Pertumbuhan sektor pertanian harus didorong dengan meningkatkan produktivitas dan produksi yang lebih tinggi, perluasan jaringan irigasi dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Ilmu pengetahuan dan teknologi memainkan peran penting dalam aspek ini. Pertumbuhan sektor pertanian akan memberikan kontribusi besar terhadap penanggulangan kemiskinan apabila terjadi distribusi pemilikan lahan yang merata, teknologi baru yang dapat diadopsi oleh petani kecil, dan pembangunan infrastruktur pedesaan yang menghubungkan desa-desa ke pasar lokal dan mendorong petani supaya mampu melakukan diversifikasi kegiatan ke arah usaha-usaha non pertanian di pedesaan.
Pertumbuhan sektor pertanian tidak hanya memberikan dampak positif dalam penanggulangan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan usahatani, tetapi juga dapat mendorong kegiatan sektor non pertanian di pedesaan. Hasil studi memperlihatkan bahwa kenaikan nilai tambah sektor pertanian sebesar US$ 1 dapat mendorong kenaikan nilai tambah sektor non­pertanian sekitar US$ 0.5 - 1.


KEBIJAKAN STRATEGI DAN PROGRAM SEKTOR PERTANIAN
Salah satu kebijakan dalam membangun pedesaan dan meningkatkan kesejahteraan petani adalah meningkatkan nilai tambah produksi pertanian dan nilai tambah tersebut sebagian besar dinikmati oleh petani. Atas dasar itu, sangat penting bagi pemerintah untuk menggalakkan pembangunan industri pertanian rakyat di wilayah pedesaan. Pembangunan infrastruktur di pedesaan atau wilayah pertanian, seperti pembangunan jalan-jalan desa, jaringan irigasi dan sebagainya, akan berdampak positif terhadap kelancaran distribusi dan atau pemasaran input dan output pertanian. Pada akhirnya akan berdampak positif pada kegiatan pertanian dan peningkatan produksi.
Salah satu faktor dominan yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian adalah tingkat pendidikan. Semakin rendah tingkat pendidikan semakin rendah produktivitas hasil pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Atas dasar itu, program-program pembangunan di pedesaan perlu difokuskan pada peningkatkan kecerdasan para petani. Dengan kata lain program pembangunan pertanian sebaiknya diangkat dari bawah, disain program sesuai kebutuhan petani dan petani diajarkan atau didorong selalu berusaha mandiri. Bantuan atau program pembangunan pertanian di Departemen Pertanian (Deptan) harus selalu dihubungkan dengan tujuan akhir, yakni membangun petani yang mandiri dan tidak tergantung pada bantuan pemerintah.

KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu memberikan dampak positif terhadap pengurangan jumlah penduduk miskin. Pertumbuhan tinggi yang kita harapkan adalah pertumbuhan yang mempunyai kualitas yang ditentukan oleh semakin menurunnya jumlah penduduk miskin. Atas dasar itu, pemerintah harus dapat menjamin pertumbuhan yang tinggi pada masa datang akan terjadi pada sector pertanian.
Dalam jangka pendek, sektor jasa dan pertanian relatif kurang persisten dibanding industri dan perdagangan. Hal ini dapat dimaklumi mengingat kegiatan di sektor pertanian yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan bersifat musiman. Namun hal ini dapat ditanggulangi dengan penelitian dan pengembangan tenologi pertanian, yang tentunya hal ini membutuhkan peran serta pemerintah dan sector swasta dalam menanggapi permintaan pengembangan teknologi ini.
Sedangkan dalam jangka panjang sektor pertanian lebih persisten dibandingkan dengan sektor industri dan perdagangan. Hal ini terlihat dengan tumbuhnya permintaan baik nasional maupun dunia akan produk – produk pertanian.

 DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. Keadaan Angkatan Kerja Indonesia, 1985-1998.

Simatupang, P., Nizwar Syafa’at, Khairina M.N., Amiruddin Syam, Saktyanu K. Dermoredjo, dan Budi Santoso. 2000. Kelayakan Pertanian Sebagai Sektor Andalan Pembangunan Ekonomi Nasional. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Supriyati dan Syafa’at, N. 2000. Analisis Perubahan Struktur Kesempatan Kerja di Indonesia, 1995-1998: Implikasinya Pada Peran Sektor Pertanian Dalam Penyerapan Tenaga Kerja. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dalam Era Otonomi Daerah. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian Deptan.


Makalah ini masih dalam versi draft,
Untuk versi lengkap atau
Butuh makalah judul lain
Request aja...
Diana - o85868o39oo9
Dijamin Beress - Anti Plagiat
Ditunggu Ordernya Yaa 



MAKALAH KOMPARASI BUDAYA DAN STRATEGI ALFAMART DAN INDOMARET





PENDAHULUAN
Perkembangan perekonomian saat ini sangat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di segala bidang terutama bidang perdagangan yang mulai menawarkan produk investasi seperti franchise, lisensi, dan lain-lain. Diantara sekian banyak produk investasi yang ditawarkan, franchise merupakan salah satu alternatif investasi yang dipilih karena proses pengoperasiannya yang mudah, dan sistem manajerial yang sudah jelas serta sesuai dengan standar operasi yang telah dilaksanakan di perusahaan secara umum.
Konsep bisnis waralaba (franchise) akhir-akhir ini telah menjadi salah satu trendsetter yang memberi warna baru dalam dinamika perekonomian Indonesia. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, animo masyarakat Indonesia terhadap munculnya peluang usaha waralaba sangat signifikan. Animo ini terefleksi pada dua cermin yakni : jumlah pembeli waralaba dan jumlah peluang usaha (business opportunity) yang terkonversi menjadi waralaba.
Alfamart dan Indomaret merupakan dua waralaba retail yang menonjol dan bersaing secara ketat untuk memperebutkan pasar ritel di Indonesia. Makalah ini berusaha membandingkan budaya dan strategi yang terdapat pada kedua waralaba tersebut.

ANALISIS
Budaya perusahaan  dan  strategi yang terdapat pada Indomaret dan Alfamart sebagai perusahaan waralabat tertuang dalam kerangka kerja yang dikenal sebagai SOP (Standard Operational Procedure). SOP dapat dikatakan jiwa dari kehidupan waralaba. Tanpa SOP yang jelas, gamblang mudah dimengerti dan diaplikasikan, kesuksesan waralaba akan sulit tercapai. SOP akan memuat secara detail pedoman pengoperasian suatu usaha, mulai dari suplai bahan baku, manajerial, pelatihan SDM, keuangan, marketing dan promosi, sampai pada riset pengembangan usaha. Setiap detail akan dibukukan menjadi manual-manual sesuai dengan segmennya masing-masing. Faktor-faktor yang menjadi persyaratan suatu waralaba seperti yang tersebut diatas umum disebut dengan istilah franchisibility. Oleh karena standarisasi yang cukup tinggi, memberikan keuntungan bagi masyarakat yang ingin membeli waralaba.
Konsep manajemen strategik :
  • Pemantauan lingkungan baik secara internal dan eksternal.
  • Pemantauan profil perusahaan untuk mengidentifikasi Strength( kekuatan) dan weakness (kelemahan)
  • Formulasi Strategi termasuk mengembangkan visi misi dan tujuan perusahaan. Pada tahap ini lebih ditekankan pada aktivitas utama yaitu menyiapkan strategi alternative, pemilihan strategi, dan menetapkan strategi yang akan digunakan.
  • Implementasi strategi yang mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, menetapkan kebijakan, memotivasi karyawan, mengalokasikan sumber daya manusia, menetapkan struktur organisasi yang efektif, menyiapkan anggaran, mengembangkan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
  • Evaluasi dan pengawasan kinerja nyata suatu perusahaan.
Sejalan dengan visi Alfamart menjadi  “jaringan ritel terbesar di Indonesia yang Memberdayakan pengusaha kecil dan memenuhi kebutuhan konsumen. Gerai gerai Alfamart menawarkan produk produk kebutuhan sehari hari. Setiap toko beroperasi berdasarkan filosofi toko komunitas yaitu toko yang berlokasi di wilayah pemukiman dan menawarkan layanan yang efisien serta kemudahan untuk dicapai dari rumah.
Budaya Alfamart :
Keunikan dan kekuatan penawaran Alfamart didasarkan pada pemahaman atas kebutuhan konsumen dengan menawarkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, layanan yang ramah dan bersahabat, suasana berbelanja yang bersih dan nyaman, serta lokasi yang mudah dijangkau. Alfamart telah menerapkan misi mereka untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Secara konsep manajemen strategik ,lokasi lokasi penetapkan gerai gerai alfamart telah ditentukan dengan perhitungan yang matang.  Strategi pemilihan lokasi inilah yang menentukan efektif tidaknya suatu gerai dari alfamart.
Alfamart memiliki tujuan untuk membantu usaha kecil dan menengah terutama koperasi, pondok pesantren, yayasan sosial dan organisasi sosial yang sejenis untuk memiliki usaha yang berkesinambungan dan menguntungkan secara efisien yaitu dengan menjadi terwaralaba alfamart. Semua aktifitas tersebut didukung oleh manajemen sumber daya manusia yang berbasis perencanaan dan pengembangan organisasi , pedoman jalur karir, administrasi, personalia yang akurat, manajemen kinerja serta pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi.
Sejalan dengan visinya, perseroan tetap aktif mengembangkan para pengusaha kecil dan menengah melalui program store as sales point (SSP) dan kios, bekerjasama dengan pemerintah daerah. Lingkungan perusahaan internal adalah lingkungan yang dapat dikendalikan, diantaranya yaitu budaya Alfamart  :Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik lagi, kepuasan para pelanggan/konsumen, kualitas dan produktifitas tertinggi, kerjasama team..
Alfamart memiliki strategi dalam merebut pasar. Mereka terus berekspansi ke wilayah – wilayah yang memiliki potensi pasar. Mereka juga menyinergikan antara komunikasi dan marketing serta cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Itu pula yang membuat Alfamart mencoba mengembangkan gerai sebagai community store yang terintegrasi dengan lingkungan mereka. Itu artinya, setiap toko Alfamart memiliki tanggung jawab sosial terhadap perkembangan lingkungan sekitar. Misalnya, ketika wilayah toko Alfamart ada kejadian gizi buruk, maka Alfamart mencoba membantu dengan memberikan makanan tambahan. Manajemen juga mengupayakan warga lokal agar bisa menjadi karyawan Alfamart. Untuk strategi komunikasi dan pemasaran yang terintegrasi, Alfamart menciptakan event dan program. Dengan cara ini, brand image dan emotional bonding antara konsumen dan Alfamart dapat meningkat. Karena itu, program marekting selain memiliki keunikan juga mampu memberikan memorable experience kepada pelanggan.

Sedangkan pada Indomaret, budaya perusahaannya adalah : 
  • Dalam bekerja kami menjungjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kebenaran, keadilan
  • Kerja sama tim
  • Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis
  • Kepuasan pelanggan
Dari visi, misi, dan budaya kedua perusahaan ritel tersebut wajar kalau kedua ritel ini bersaing ketat untuk memenangkan pasar.  Indomaret berusaha agar lokasi mereka berkonsep one stop shopping. Setiap gerai ada bisnis pendukung, seperti ATM, Bank, dan restoran kecil. Yang tak kalah penting adalah kepuasan, kemudahan, dan kenyamanan bagi konsumen.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan penulis adalah Alfamart telah menerapkan kebijakan strategic yang cukup efektif dalam menjalankan operasi usaha mereka. Implementasi konsep – konsep manajemen strategik sesuai dengan visi, misi dan tujuan Alfamart. Efektifitas  strategi tersebut dibuktikan dari menjamurnya gerai gerai Alfamart yang berada baik dikota besar maupun kota kecil di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Luthans, F. 1998. Organizational Behavior, 7th ed, Mc.Graw-Hill International Editions.

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Applikasi, Edisi Bahasa Indonesia PT. Prenhallindo, Jakarta.

Schneider, Susan C dan Jean-Louis Barsoux. 1997. Managing Across Culture. Prentice Hall. England.


Makalah ini masih dalam versi draft,
Untu versi lengkap atau
Butuh makalah judul lain
Request aja...
Diana - o85868o39oo9
Dijamin Beress - Anti Plagiat
Ditunggu Ordernya Yaa 

MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI PT. BENTOEL





PENDAHULUAN

Industri rokok saat ini tengah mengalami pasang surut baik secara pendapatan maupun penjualannya yang dapat dikatakan tiap tahunnya makin tak menentu. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai hal mulai dari peraturan pemerintah, regulasi, pajak sampai dengan masuknya merek – merek baru yang menyasar segmen yang semakin spesifik. Ketatnya persaingan ini menyebabkan banyaknya keluar-masuk sebuah merek rokok, baik merek local maupun merek internasional.

PT. Bentoel Prima merupakan salah satu pemain rokok terbesar di Indonesia, yang didirikan oleh didirikan Ong Hok Liong pada 1930 di kota Malang. Walaupun bukan pemimpin pasar, PT Bentoel Prima dapat disejajarkan dengan perusahaan rokok ternama seperti HM Sampoerna, Gudang Garam dan Djarum. Namun pada beberapa tahun lalu sampai dengan tahun 2006, PT. Bentoel Prima mengalami masa – masa suram, merek – merek yang dimilikinya terasa layu di benak konsumen, sebagai contoh adalah Bentoel Biru yang pada masa lalu adalah kunci sukses dan merupakan produk andalan PT. Bentoel Prima, serasa tak berdaya menghadapi gempuran hebat dari para pesaingnya seperti Gudang Garam dan Djarum Super.

Saat ini, PT Bentoel Prima berusaha memoles produknya satu persatu untuk dapat lebih bernilai di pasar, karena sampai dengan saat ini PT Bentoel Prima memiliki kelemahan di bidang branding dan pencitraan dibanding merek lain. Menurut Nicholas B. Tirtadinata, adalah tidak mungkin bagi PT. Bentoel Prima untuk mengangkat semua produknya untuk dapat disejajarkan dengan produk terkenal seperti Djarum Super, Gudang Garam, Sampoerna, dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki Bentoel, jadi saat ini PT. Bentoel Prima perlu sangat berhati – hati jika memilih salah satu atau beberapa dari produknya untuk diangkat

Jadi strategi yang dilakukan oleh BP saat ini adalah mengikuti tren yang telah ada atau dengan kata lain meniru keberhasilan dari para pesaing, sebagai contoh adalah jenis rokok SKT yang semula dianggap tua oleh konsumen, berhasil diangkat oleh HM Sampoerna melalui mereknya Sampoerna Hijau, dan disini PT. Bentoel Prima melalui mereknya Sejati mengikuti tren pasar ini.



STRATEGI PILIHAN

Dari berbagai strategi yang ada, PT. Bentoel Prima memilih untuk berkonsentrasi pada kedua produknya yakni Country dan Sejati. Karena kedua produk ini sedang bertumbuh pesat. Merek Country, walaupun secara sekilas produk ini seperti merek internasional, sebenarnya Country murni milik PT. Bentoel Prima, diberi nama Country karena BP ingin mencoba menembus segmen pasar rokok putih yang sekarang ini didominasi merek internasional. Sedangkan merek Sejati, meskipun produk rokok SKT, yang semula hampir mati dapat dihidupkan kembali berkat usaha yang intens dari Sampoerna Hijau dan Gudang Garam Merah, disini Sejati berusaha memanfaatkan momentum yang ada.

Jadi strategi yang dipilih oleh BP adalah pengembangan pasar, yakni dengan menggunakan produk yang sudah ada (Country dan Sejati) untuk menjajal sebuah pangsa pasar yang lebih luas, karena selama ini merek Country hanya berkutat di Sumatera Utara dan Sejati hanya kuat di Jawa Barat. Oleh karena dengan sumberdaya yang terbatas, PT. Bentoel Prima dapat berusaha memanfaatkan momentum yang tengah terjadi di industri rokok nasional. Walaupun dapat dikatakan sebagai pengikut pasar (follower) BP tetap diperhitungkan di dalam industri rokok Indonesia dalam peringkat keempat diatas Marlboro dan Nojorono.

Strategi pengembangan pasar ini lebih lanjut dikatakan oleh Marketing Officer Bentoel Prima, adalah salah satu cara yang paling efektif karena sudah terbukti berhasil oleh rokok merek lain. Hanya saja strategi ini cukup beresiko atau tidak menghasilkan apa – apa apabila PT Bentoel Prima terlambat atau lamban dalam merespon kondisi pasar atau persaingan. Misalnya ketika tren pasar tergugah oleh tema yang diusung Sampoerna Hijau “Asyiknya Rame-Rame” dan Bentoel terlambat mengeluarkan tema baru untuk mereknya maka Bentoel akan semakin tenggelam dalam hingar bingar rokok Sampoerna. Jadi pihak manajemen dan teknis harus bekerjasama dalam melihat peluang, dengan adanya kinerja yang terintegrasi, maka hasil yang maksimal dapat tercapai.

Namun sebaliknya apabila Bentoel mampu memanfaatkan momentum ini, Benteol akan memperoleh keuntungan yang telah diusahakan oleh para pesaingnya, jadi perumusan strategi ini dapat dilakukan dengan mudah atau dengan kata lain meniru kesuksesan dari para pesaing. Sebagai contoh ketika Sampoerna Hijau dan Djarum 76 berhasil menghidupkan kembali rokok jenis SKT ini, Bentoel dapat segera meniru atau setidaknya mengikuti kesuksesan yang dialami pesaingnya.


IMPLEMENTASI

Barangkali cara yang paling jelas untuk meningkatkan pertumbuhan adalah memperbaiki pangsa pasar. Perolehan pangsa dapat didasarkan pada tindakan yang taktis seperti periklanan, perijinan perdagangan, promosi atau pengurangan harga. Masalahnya bahwa pangsa yang didapat dengan beberapa sarana dapat menjadi sulit untuk mempertahankan. Pendekatan yang dipilih adalah untuk menggerakkan pangsa permanen yang lebih banyak melibatkan mempertinggi nilai pelanggan atau menetralkan kekuatan para pesaing. Maka kebutuhan untuk menciptakan atau mempertinggi asset dan keahlian dari bisnis dan menetralkan para pesaing itu.


Implementasi strategi yang ditetapkan oleh BP dengan mendorong kedua produk andalannya (Country dan Sejati), pertama – tama BP melakukan pencitraan terhadap kedua produk ini, dengan menggenjot iklan di berbagai media radio dan juga memajang media komunikasi below the line, mulai dari sticker, poster, sun screen, hanging mobile, flag sign, spanduk, banner, umbul-umbul, sampai displai produk.

Dengan memahami secara keseluruhan segmen ini yang umumnya adalah seorang pekerja keras dalam lingkungan yang keras, rokok Sejati berusaha menyampaikan pesan “Emang Bikin Bangga.” Citra yang ingin dibentuk dari iklan tersebut: Sejati adalah merek yang dekat, mengerti dan menghargai konsumen. Tema tersebut sengaja diambil agar Sejati menjadi bagian komunitas target pasar. Untuk itulah, pemilihan endorser adalah orang-orang biasa yang ditampilkan kebersahajaannya, seperti apa adanya. Namun hal yang paling penting adalah citra yang ditanamkan dalam benak konsumen, pemahaman terhadap konsumen perlu dilakukan secara intensif, karena segmen ini ingin disentuh secara manusiawi. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan mensponsori even/acara daerah seperti pasar malam, sekaten, musik rakyat, dan sebagainya. Jadi merek Sejati ini ingin selalu dekat dengan target pasarnya.

Pencitraan yang dilakukan PT. Bentoel Prima ini ternyata berhasil. Penjualan Sejati terus meningkat. Nicholas B. Tirtadinata mengungkapkan, saat ini total produksi Sejati sudah menembus angka 60 juta batang/minggu. Dengan tema komunikasi ini, citra merek Sejati dapat cepat terangkat, karena di industri rokok, yang terpenting adalah harga dan image untuk segmen ini.

Keberhasilan PT. Bentoel Prima kembali menduduki posisi keempat terbesar di Industri rokok selain keberhasilannya dalam pencitraan produk, juga ditunjang infrastruktur yang mereka miliki, seperti sumber daya manusia dan distribusi yang ditunjang oleh sistem teknologi informasi yang terintegrasi. Pada saat ini BP memiliki sistem SAP yang terintegrasi, dimana tiap salesman menggunakan PDA yang terintegrasi dengan SAP.

Dengan memakai PDA, kerja para tenaga penjualan akan lebih efektif dan efisien. sebelum menggunakan sistem tersebut, sebagian waktu kerja para tenaga penjualan dihabiskan di kantor untuk mencatat atau membuat laporan. Dengan sistem ini, pada saat pagi hari, dengan mengunduh data di PDA, mereka akan tahu stok yang mesti dibawa, jumlah yang harus ditagih ke toko, dan rute yang harus dikunjungi. Kecepatan dalam hal administratif tersebut akan mempercepat kinerja tenaga penjualan di lapangan.

Keberadaan sistem terintegrasi dalam SAP ini tidak hanya memudahkan kerja tenaga penjualan. Bagi manajemen PT. Bentoel Prima sistem tersebut sangat membantu, khususnya dalam proses pengambilan keputusan, karena data – data sudah tersedia secara real time dan lebih akurat daripada dilakukan secara konvensional.

Dengan sistem seperti itu, tenaga penjualan PT. Bentoel Prima merasa senang karena bisa menjual lebih banyak, bisa mencapai target, dan serta pekerjaan mereka terasa lebih ringan karena sudah tidak perlu membuat laporan dan rekap penjualan secara manual. Dan yang lebih penting, mereka akan tampak lebih profesional di mata gerai yang dikunjungi. Hal ini juga akan turut mendongkrak citra PT. Bentoel Prima secara korporat.



PENUTUP

Pertumbuhan yang dialami BP memang cukup menggembirakan, hal ini tidak terlepas dari kepemimpinan dari Nicholas Tirtadinata yang cukup jeli melihat peluang dan tren yang tengah terjadi. Tidak mudah bermain di industri rokok, disamping regulasi yang harus dihadapi dan tekanan – tekanan sosial yang terus mengancam dan dimana pada saat ini terdapat ratusan merek rokok di berbagai jenis yang silih berganti berada di pasaran.

Pengembangan pasar ini terbukti bagi PT. Bentoel Prima merupakan strategi efektif, hanya dengan memoles produknya yang lama untuk berusaha merambah konsumen baru yang belum tergarap secara maksimal oleh Bentoel. Hal ini terbukti dengan naiknya peringkat PT. Bentoel Prima ke posisi keempat terbesar dalam industri rokok di Indonesia, yang mana telah terpuruk ke posisi enam dibawah rokok Marloboro dan Nojorono. Keberhasilan ini menurut Direktur PT. Bentoel Prima adalah dikarenakan Bentoel sangat memahami kondisi riil dari konsumen yang menjadi segmennya yakni kelas menengah kebawah, dengan membuat slogan “Emang Bikin Bangga” Bentoel ingin menyentuh preferensi konsumen menengah bawah dengan memberikan apresiasi yang layak, karena pada umumnya profesi ini kurang mendapat apresiasi dari lingkungan dimana mereka berada.

Terakhir, adalah sebuah keharusan bagi perusahaan untuk selalu dapat berubah baik secara organisasional maupun strategi yang diimplementasikan. Karena kondisi persaingan usaha khususnya di bidang rokok merupakan kondisi dinamis yang selalu berubah ubah. Sangat mungkin strategi pengembangan pasar ini sudah tidak sesuai lagi pada tahun depan. Kejelian melihat peluang dan celah pasar adalah hal utama dalam mencapai sebuah keberhasilan ini, karena dalam industri ini indikator keberhasilan secara umum dapat dilihat dari total penjualan rokoknya.



REFERENSI

Whellen, Thomas L and Hunger. 2006. Strategic Management and Business Policy. Pearson Education Inc. Upper Saddle. (case 10)


Internet:

http://www.ririsatria.net/2008/08/11/penetrasi-pasar-dan-pengembangan-produk-ala-friendster-di-indonesia/

http://www.swa.co.id/sekunder/konsultasi/pemasaran/strategi/details.php?cid=4&id=130

http://www.jakartaconsulting.com/art-01-06.htm