Tampilkan postingan dengan label komunikasi pemasaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label komunikasi pemasaran. Tampilkan semua postingan

Analisis Kampanye Iklan Teh Sariwangi

 

Analisis Kampanye Iklan Teh Sariwangi

 

A.    Pendahuluan

Menurut William (1993), iklan adalah sebuah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mem promosikan produk, memotivasi dan mengajak massa untuk bertindak sesuai dengan pemasang iklan. Komunikasi yang terdapat pada iklan tersebut memuat informasi tentang produk yang disertai dengan kata, gambar, dan suara yang dikemas dengan tampilan yang menarik, lucu, sekaligus mendorong masyarakat untuk melakukan pembelian dan penggunaan dari produk atau jasa yang diiklankan. Selain itu, iklan tersebut juga berperan sebagai perubah suatu produk menjadi sebuah citra, yang mana citra tersebutlah yang membawa dampak dan menambah nilai ekonomi dari produk tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, iklan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah iklan mengenai suatu produk minuman, yaitu Teh Sariwangi.

Sariwangi adalah salah satu merek teh lokal di Indonesisa yang diperkenalkan pada tahun 1973 dalam format teh celup. Pada saat itu, teh celup tersebut dinilai sebagai suatu cara baru dalam minum teh yang lain dari teh serbuk. Terlebih di Indonesia sendiri, terdapat tradisi minum teh atau yang biasa disebut “ngeteh”, untuk menjalin tali silahturahmi antar sesama masyarakat. Hal tersebut membuat Sariwangi mendapat tempat di masyarakat, bahkan masih digemari hingga saat ini. Seiring perkembangannya, Sariwangi melakukan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran, salah satunya adalah dengan beriklan. Iklan-iklan yang dibuat oleh Sariwangi selalu menggunakan tema seputar kehidupan sehari-hari yang menarik dan hangat, sehingga dianggap sebagai suatu merek teh yang berbeda dari kompetitornya (Safitri, 2014). Berdasarkan hal ini, tulisan ini akan menganalisis mengenai 3 iklan teh Sariwangi dari 3 waku yang berbeda, yaitu . 

B.     Pembahasan

Teh Sariwangi adalah salah satu merek teh lokal di Indonesisa yang diperkenalkan pada tahun 1973 dalam format teh celup. Sariwangi ini pertama kali di perkenalkan oleh PT Sariwangi Agricultural Estate Agency, yang kemudian di akuisisi oleh PT Unilever Tbk pada tahun 1980an. Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh PT Unilever Tbk telah memberikan sariwangi identitas sebagai merek teh celup Indonesia dengan citra aspiratif dan premium. Bahkan Unilever juga membuat serangkaian iklan yang terintegrasi atau mempunyai satu benang merah untuk dijadikan headline dalam iklan mereka. Contohnya di dalam iklannya teh sariwangi memasukkan hal-hal yang dapat mengangkat nilai dari sebuah teh dengan menambahkan nilai-nilai lainnya. Berikut iklan-iklan teh Sariwangi yang akan dianalisis.

a.       Iklan Sariwangi “Hangatnya Kebersamaan” (1997)

Iklan ini ditayangkan pada tahun 1997, yang memperlihatkan kehangatan suatu keluarga. Latar dari iklan ini berada pada pagi hari, dimana semua anggota keluarga menyempatkan minum teh sebelum melaksanakan aktivitasnya masing-masing, baik sekolah, bekerja, dan mengurus rumah. Melalui iklan ini, Sariwangi ingin memperkenalkan dirinya sebagai ikon dari kehangatan dan kebersamaan, dimana dengan umpan membuat teh bagi keluarganya akan membuat orang di sekitarnya sadar dan mencoba untuk bergabung dan berkomunikasi lagi. Sehingga hal kecil tersebut menjadi makna besar dalam masyarakat.


b.      Iklan Sariwangi “Mari Ngeteh, Mari Bicara” (2007)

 

Gambar 1. Iklan Sariwangi “Mari Ngeteh, Mari Bicara

 

Iklan ini diperkenalkan pada tahun 2007, yang mengusungkan tema nilai-nilai komunikasi dalam kampanye iklannya. Dimana pada iklan ini, Sariwangi menitikberatkan pada pentingnya berkomunikasi dengan baik dan lancar agar dapat menciptakan suasana yang hangat dan harmonis dalam keluarga. Selain itu, dalam tema iklan ini, Sariwangi juga memasukkan pesan tentang gender di dalamnya, dengan tujuan agar dapat membantu kaum wanita mewujudkan kesetaraan gender. Kampanye ini merupakan program sosial guna memberikan inspirasi, meningkatkan kesadaran, dan memfasilitasi wanita dalam mengambil inisiatif untuk berkomunikasi lebih baik dalam menciptakan kehidupan yang selaras antara laki-laki dan wanita.

 

c.       Iklan Sariwangi “Berani Bicara” (2017)


Gambar 3. Iklan Sariwangi “Berani Bicara” (2017)

 

Iklan terakhir yang dibahas adalah iklan yang dikeluarkan pada tahun 2017 lalu, yang mengusung tema “Berani Bicara”. adalah potret keluarga yang harmonis, tetapi disini keadaannya dimana sang anak sedang membicarakan isi hatinya kepada sang ibu sembari meminum teh, namun tidak berani mengutarakan kepada ayahnya. Namun sang ibu terus mendorong anaknya untuk mengutarakan dan membicarakan kepada ayahnya. Akhirnya anaknya berani mengutarakan keinginannya untuk menonton konser, yang kemudian ditanggapi oleh sang ayah dengan mengatakan “gak boleh, kecuali ayah yang nganterin”. Hal ini menunjukkan bahwa sang ayah menyetujui atau memperbolehkan anaknya untuk menonton konser. saling sibuk dengan urusan masing-masing. Dengan kata lain, iklan Sariwangi ini ingin menyampaikan bahwa dalam sebuah keluarga, setiap anggota harus saling berbicara tentang segala hal meskipun tentang suatu masalah yang sulit. Hal ini dilakukan agar mereka dapat menghadapi dan menyelesaikannya bersama sehingga tidak berlarut-larut yang pada akhirnya dapat membuat hubungan antar anggota keluarga tetap hangat dan harmonis (Suwaibah, 2017).