Tampilkan postingan dengan label Output logistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Output logistik. Tampilkan semua postingan

Carrefour: Managing Global Supply Chain


Carrefour: Managing Global Supply Chain
Pendahuluan 
Perkembangan dunia usaha, terutama dalam bisnis usaha penjualan barang, semakin berkembang pesat. Ketatnya persaingan membuat para pengusaha berlomba-lomba memberikan layanan terbaik untuk menarik konsumen agar berkunjung dan berbelanja di tempatnya. Selain layanan yang diberikan, para pengusaha tersebut juga perlu memperhatikan kondisi barang yang ditawarkan, agar pengunjung yang membeli barang-barang tersebut tidak kecewa. Persediaan barang terkadang menjadi kendala dalam setiap usaha. Persediaan barang haruslah sesuai dengan permintaan pasar. Seringkali kendala tersebut menjadi hambatan pada setiap perusahaan retail. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya lost of sales, yang mengakibatkan hilangnya penghasilan yang mungkin diperoleh (Dwiyangtri & Hidayatuloh, 2012).
Di era modern ini, persaingan bisnis yang amat ketat menuntut para pengelola bisnis untuk menciptakan model baru dalam pengelolaan aliran produk dan informasi. Pergeseran pandangan manajemen membawa perubahan sistem manajemen perusahaan yang tidak sekedar menekankan pada integrasi proses internal perusahaan dan kualitas, akan tetapi juga mulai menekankan juga integrasi proses internal dan eksternal. Implementasi supply chain management (SCM) atau menajemen rantai pasokan merupakan salah satu bagian penting untuk memperbaiki kemampuan kompetisi organisasi bisnis. Supply chain management menjadi suatu strategi kompetitif untuk menjembatani perusahaan dengan supplier dan distributor dalam interorganizational system (IOS). Supply chain adalah suatu proses yang terintegrasi, di mana sejumlah entitas bekerja sama untuk mendapatkan raw material, mengubah raw material menjadi produk jadi dan mengirimkannya ke retailer dan customer. yaitu merupakan kesatuan dari supplier, manufacturing, customer, dan delivery process (Radhi & Hariningsih, 2015).
Supply chain management merupakan salah satu kegiatan utama yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pasar yang semakin kompleks, dinamis, dan kompetitif membutuhkan visi global dari rantai pasokan yang mengintegrasikan semua agen dan elemen sistem. Penting untuk mempertimbangkan semua aliran yang ada dalam rantai pasokan, dari asal ke pelanggan akhir, dan dalam rantai permintaan, dari pasar ke produsen. Mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan pelanggan adalah faktor kunci untuk memahami kesuksesan perusahaan. Bekerja bersama, rantai permintaan dan pasokan menciptakan rantai pasokan-permintaan dan, ketika dikelola secara memadai, pasokan disinkronkan dengan baik dengan permintaan dan memberikan nilai bagi semua konsumen dan pemasok (Cambra-Fierro & Ruiz-Benítez, 2011).
Terlepas dari tantangan yang diciptakan, mengembangkan rantai pasokan yang efektif dan efisien dapat menjadi kompetensi inti atau bahkan kompetensi yang berbeda. Kompetensi inti adalah fungsi apa pun, yang dilakukan perusahaan dengan baik. Di sisi lain, kompetensi yang berbeda adalah fungsi yang dilakukan dengan baik dan unik. Dasar persaingan di banyak industri di masa depan akan berkisar pada pengembangan rantai pasokan. Pendukung analisis rantai pasokan mengurangi proses non-inti (limbah) dan merampingkan jaringan pemasok dan logistik. Dengan demikian jaringan rantai pasokan mencakup pemasok hulu, hilir, dan lateral yang memproduksi barang, jasa, atau aktivitas bernilai tambah lainnya. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan dukungan tulang punggung untuk mendistribusikan dan berbagi informasi secara langsung untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh mitra rantai pasokan (Tummala, Phillips, & Johnson, 2006).
Membuat perubahan pada supply chain membantu menurunkan biaya dan memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah bersaing berdasarkan harga. Ini sangat penting ketika memproduksi barang-barang fungsional yang sensitif terhadap harga. Selain itu, perampingan sistem rantai pasokan dapat mengurangi permintaan dan ketidakpastian waktu sambil menciptakan konsistensi produk yang berkualitas dan pasokan yang dapat diandalkan. Itu juga dapat meningkatkan tingkat layanan pelanggan yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Bekerja bersama untuk mencapai penghematan biaya memungkinkan perusahaan untuk menargetkan sumber daya mereka ke dalam bidang transformasi khusus. Masing-masing perusahaan dapat lebih mengoptimalkan kinerja dengan berbagi informasi dan menghapus proses yang berlebihan (Tummala, Phillips, & Johnson, 2006).
Carrefour adalah merek yang diakui secara internasional dalam hypermarket, supermarket, toko serba ada dan segmen hard discount, yang saat ini menjangkau semua jenis pelanggan, dan diperingkat sebagai merek ritel makanan berkinerja terbaik di Eropa oleh Interbrand pada tahun 2008. Format hypermarket, dibuat pada tahun 1963 di Prancis adalah bidang usaha yang terkuat di grup. Pada tahun 1999, setelah akuisisi Promode, Carrefour menjadi pemimpin di Eropa dan perusahaan kedua di dunia dalam sektor ini dengan membuka cabang di 33 negara (Cambra-Fierro & Ruiz-Benítez, 2011). Menghadapi persaingan perusahaan retail, Carrefour pun juga mengimplementasikan supply chain management. Berdasarkan uraian di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk membahas supply chain management yang diimplementasikan oleh Carrefour.