Tampilkan postingan dengan label management manajemen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label management manajemen. Tampilkan semua postingan

Pengambilan Keputusan Strategis: Kasus Keputusan Strategis Yang Dibuat BUMN Dalam Konsep Bisnis

 

Pengambilan Keputusan Strategis:

Kasus Keputusan Strategis Yang Dibuat BUMN Dalam Konsep Bisnis

A.    Pendahuluan

Dalam pengambilan keputusan, keputusan sendiri mengandung arti sebagai hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Pengambilan keputusan (decision making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil (Dagun, 2006). Sementara menurut J.Reason, Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitifyang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia (Reason, 1990).

Tentang pengambilan keputusan ini tentunya juga menjadi bagian penting dalam menjalani bisnis, khususnya dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, para manajer dan para pemimpin dalam suatu organisasi bisnis harus memiliki kekuatan besar dalam menghasilkan kinerja yang baik untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Seiring dengan kondisi yang demikian, para manajer maupun para pimpinan lainnya akan dihadapkan pada berbagai pilihan yang harus diambil dalam menentukan langkah-langkah bagi penjalanan organisasinya (Usman, 2014). Oleh karena mereka harus pandai-pandai dalam melakukan pengambilan keputusan, sebab ini akan mementukan keberlangsungan organisasinya di masa depan.

Dalam perkembangan tentang pengambilan keputusan ini, ada yang dinamakan sebagai teori pengambilan keputusan strategis. Dalam makalah ini akan membahas tentang konsep dari teori pengambilan keputusan strategis, yang mana kemudian akan dikaitkan dengan sebuah kasus yang terjadi, dalam makalah ini kasus yang diambil adalah tentang kasus keputusan startegis yang dibuat BUMN dalam konsep bisnis. BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara. Ini adalah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Pasal 1 ayat 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara). Sama halnya dengan perusahaan atau organisasi lainnya, BUMN dalam menjalankan bisnis dan sebagai suatu badan usaha juga diharuskan melakukan pengambilan keputusan yang strategis, khususnya dalam konsep berbisnis. 

B.     Pembahasan

Dalam pengambilan keputusan strategis di bidang Bisnis, BUMN sering mendapat kendala. Direksi BUMN dalam melakukan investasi atau transaksi guna memperoleh pendapatan (revenue) dan pertumbuhan (growth) perseroan dihadapkan pada situasi yang dilematis yang menimbulkan keraguan-keraguan dalam pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan karena adanya direksi BUMN yang dipidana karena keputusan bisnisnya dianggap merugikan keuangan negara. Padahal jika merujuk pada Undang-Undang Perseroan Terbatas, direksi dilindungi oleh prinsip Business Judgment Rule (BJR)  (Pramagitha & Sukranatha, 2019).

Prinsip BJR diatur dalam Pasal 97 ayat (5) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan prinsip ini, direksi BUMN pembuat keputusan bisnis yang mengakibatkan kerugian bagi BUMN tidak dapat bertanggung jawab secara pribadi dengan syarat keputusan bisnis tersebut diambil berdasarkan itikad baik dan kehati-hatian (Pramagitha & Sukranatha, 2019). Selain melindungi para pimpinan ketika mengambil keputusan dan berdampak buruk terhadap BUMN, prinsip ini pada dasarnya juga mengharuskan para pimpinan pengambil keputusan berhati-hati dalam memutuskan sesuatu termasuk harus selalu mmerhatikan tugas-tugas utamnya (Affandhi, 2016).

Analisis Kasus Miss-Management Lion Air

Analisis Kasus Miss-Management Lion Air

Pendahuluan

            Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang sering mendapatkan keluhan dari masyarakat dan liputan dari media masssa, mulai dari masalah jadwal keberangkatan pesawat yang sering ditunda atau delay sampai masalah perusakan bagasi yang dilakukan oleh karyawan Lion Air. Pada awal tahun 2012, Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara mengatakan bahwa pada Lion Air merupakan maskapai penerbangan yang paling sering terlambat dengan angka ketepatan waktu penerbangan rata-rata sebesar 66,78%(Putra, 2012).

Latar Belakang

            Lion Air merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan di bawah naungan PT. Lion Mentari Airlines pada tahun 1999.Lion Air berkantor pusat di Jakarta, dan pertama kali beroperasi pada Juni 2000 dengan pesawat pertama Boeing 737-200 PK-LIA dengan rute pertama ke Pontianak. Lion Air ini menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik dan memiliki 103 armada persawat yang beroperasi dan telah memesan 213 unit Airbus A320 serta 201 unit Boeing 737 yang menggantikan armada-armada lama Lion Air. Bahkan pada tahun 2009, Lion Air mulai menyaingi maskapai Garuda Indonesia untuk melayani rute perjalanan para jemaah Haji dan Umroh ke Saudi Arabia dengan mendatangkan armada terbarunya, yaitu Boeing 747-400.Dalam melaksanakan bisnisnya, Lion Air mengusung slogan “We Make People Fly”.Lion Air juga memiliki visi dan misinya untuk menunjang pencapaian tujuan organisasinya.

............

Sejarah Perusahaan

Sejak penerbangan perdananya, maskapai Lion Air terus mengalami perkembangan.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan penumpang dan peningkatan jumlah armada yang dimiliki oleh Lion Air.Persaingan yang ketat di industri maskapai penerbangan membuat Lion Air melakukan inovasi dengan menurunkan harga dan membuka rute baru dengan berfokus di wilayah Indonesia bagian Timur.Hal ini yang membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan pertama yang memberikan dua kelas, yaitu bisnis dan ekonomi.Namun penurunan harga tersebut terkadang seringkali mengkhawatirkan para pelanggan akan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak maskapai, bahkan yang lebih mengkhawatirkannya lagi, kualitas pemeliharaan pesawat juga dapat menurun yang dapat menyebabkan potensi keselamatan penerbangan menjadi menurun. Hal inilah yang juga terjadi di Lion Air, dimana pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya sebanding dengan harga murah yang ditawarkan, seperti misalnya jadwal-jadwal keberangkatan pesawat Lion Air yang sering mengalami penundaan dan perusakan dan kehilangan bagasi yang dilakukan oleh para karyawannya.

............

Carrefour: Managing Global Supply Chain


Carrefour: Managing Global Supply Chain
Pendahuluan 
Perkembangan dunia usaha, terutama dalam bisnis usaha penjualan barang, semakin berkembang pesat. Ketatnya persaingan membuat para pengusaha berlomba-lomba memberikan layanan terbaik untuk menarik konsumen agar berkunjung dan berbelanja di tempatnya. Selain layanan yang diberikan, para pengusaha tersebut juga perlu memperhatikan kondisi barang yang ditawarkan, agar pengunjung yang membeli barang-barang tersebut tidak kecewa. Persediaan barang terkadang menjadi kendala dalam setiap usaha. Persediaan barang haruslah sesuai dengan permintaan pasar. Seringkali kendala tersebut menjadi hambatan pada setiap perusahaan retail. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya lost of sales, yang mengakibatkan hilangnya penghasilan yang mungkin diperoleh (Dwiyangtri & Hidayatuloh, 2012).
Di era modern ini, persaingan bisnis yang amat ketat menuntut para pengelola bisnis untuk menciptakan model baru dalam pengelolaan aliran produk dan informasi. Pergeseran pandangan manajemen membawa perubahan sistem manajemen perusahaan yang tidak sekedar menekankan pada integrasi proses internal perusahaan dan kualitas, akan tetapi juga mulai menekankan juga integrasi proses internal dan eksternal. Implementasi supply chain management (SCM) atau menajemen rantai pasokan merupakan salah satu bagian penting untuk memperbaiki kemampuan kompetisi organisasi bisnis. Supply chain management menjadi suatu strategi kompetitif untuk menjembatani perusahaan dengan supplier dan distributor dalam interorganizational system (IOS). Supply chain adalah suatu proses yang terintegrasi, di mana sejumlah entitas bekerja sama untuk mendapatkan raw material, mengubah raw material menjadi produk jadi dan mengirimkannya ke retailer dan customer. yaitu merupakan kesatuan dari supplier, manufacturing, customer, dan delivery process (Radhi & Hariningsih, 2015).
Supply chain management merupakan salah satu kegiatan utama yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Pasar yang semakin kompleks, dinamis, dan kompetitif membutuhkan visi global dari rantai pasokan yang mengintegrasikan semua agen dan elemen sistem. Penting untuk mempertimbangkan semua aliran yang ada dalam rantai pasokan, dari asal ke pelanggan akhir, dan dalam rantai permintaan, dari pasar ke produsen. Mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan pelanggan adalah faktor kunci untuk memahami kesuksesan perusahaan. Bekerja bersama, rantai permintaan dan pasokan menciptakan rantai pasokan-permintaan dan, ketika dikelola secara memadai, pasokan disinkronkan dengan baik dengan permintaan dan memberikan nilai bagi semua konsumen dan pemasok (Cambra-Fierro & Ruiz-Benítez, 2011).
Terlepas dari tantangan yang diciptakan, mengembangkan rantai pasokan yang efektif dan efisien dapat menjadi kompetensi inti atau bahkan kompetensi yang berbeda. Kompetensi inti adalah fungsi apa pun, yang dilakukan perusahaan dengan baik. Di sisi lain, kompetensi yang berbeda adalah fungsi yang dilakukan dengan baik dan unik. Dasar persaingan di banyak industri di masa depan akan berkisar pada pengembangan rantai pasokan. Pendukung analisis rantai pasokan mengurangi proses non-inti (limbah) dan merampingkan jaringan pemasok dan logistik. Dengan demikian jaringan rantai pasokan mencakup pemasok hulu, hilir, dan lateral yang memproduksi barang, jasa, atau aktivitas bernilai tambah lainnya. Teknologi informasi dan komunikasi memberikan dukungan tulang punggung untuk mendistribusikan dan berbagi informasi secara langsung untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh mitra rantai pasokan (Tummala, Phillips, & Johnson, 2006).
Membuat perubahan pada supply chain membantu menurunkan biaya dan memungkinkan perusahaan untuk lebih mudah bersaing berdasarkan harga. Ini sangat penting ketika memproduksi barang-barang fungsional yang sensitif terhadap harga. Selain itu, perampingan sistem rantai pasokan dapat mengurangi permintaan dan ketidakpastian waktu sambil menciptakan konsistensi produk yang berkualitas dan pasokan yang dapat diandalkan. Itu juga dapat meningkatkan tingkat layanan pelanggan yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Bekerja bersama untuk mencapai penghematan biaya memungkinkan perusahaan untuk menargetkan sumber daya mereka ke dalam bidang transformasi khusus. Masing-masing perusahaan dapat lebih mengoptimalkan kinerja dengan berbagi informasi dan menghapus proses yang berlebihan (Tummala, Phillips, & Johnson, 2006).
Carrefour adalah merek yang diakui secara internasional dalam hypermarket, supermarket, toko serba ada dan segmen hard discount, yang saat ini menjangkau semua jenis pelanggan, dan diperingkat sebagai merek ritel makanan berkinerja terbaik di Eropa oleh Interbrand pada tahun 2008. Format hypermarket, dibuat pada tahun 1963 di Prancis adalah bidang usaha yang terkuat di grup. Pada tahun 1999, setelah akuisisi Promode, Carrefour menjadi pemimpin di Eropa dan perusahaan kedua di dunia dalam sektor ini dengan membuka cabang di 33 negara (Cambra-Fierro & Ruiz-Benítez, 2011). Menghadapi persaingan perusahaan retail, Carrefour pun juga mengimplementasikan supply chain management. Berdasarkan uraian di atas, maka tulisan ini bertujuan untuk membahas supply chain management yang diimplementasikan oleh Carrefour.