Tampilkan postingan dengan label manajemen operasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manajemen operasional. Tampilkan semua postingan

Manajemen Operasi Perusahaan Jasa: Kasus Maskapai Penerbangan AirAsia Indonesia Selama Masa COVID-19

 

Manajemen Operasi Perusahaan Jasa: Kasus Maskapai Penerbangan AirAsia Indonesia Selama Masa COVID-19

A.    Pendahuluan

Bisnis saat ini telah menjadi salah saru bagian penting dalam kebidupan manusia. Setiap aktivitas yang terjadi, bisnis akan selalu terlibat didalamnya, sekecil apapun itu. Salah satu aktivitas bisnis yang terjadi biasanya berguhungan dengan dua hal, antara bisnis yang menghasilkan produk atau menyediakan jasa. Dalam makalah ini akan berfokus pada bisnis penyedianaan jasa saja.

Jasa diartikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihaklain, pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menakibatkan kepemilikan apapun. Dari sini dapat dikethaui bahwa jasa bukanlah barang, tetapi suatu aktifitas yang dapat dirasakan secara fisik dan membutuhkan interaksi antara satu pihak ke pihak lain (Kotler & Keller, 2009).


Selama pandemi berlansung, COVID-19 telah mempengaruhi sebegai sektor kehidupan manusia, termasuk sektor bisnis penerbangan. Banyak penerbangan yang dihentikan selama masa pandemi ini, dimana ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus agar tidak semakin meluas. Oleh sebab itulah, dalam makalah ini aan dibahas tentang seperti apa proses manajemen operasi yang diterapkan oleh pihak Air Asia selama masa pandemi COVID-19 ini.

B.     Pembahasan

1.      Konsep Manajemen Operasi

Manajemen operasi adalah ilmu manajemen operasi yang diterapkan di pabrik dan di perusahaan jasa.Manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan produk dan jasa melalui proses transformasi inputmenjadi output (Heizer & Render, 2008). Kegiatan menciptakan produk dan jasa tersebutdilakukan di dalam organisasi. Manajemen operasi juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau pelayanan (Chase, Jacobs, & Aquilano, 2006).

Manajemen operasi juga berkaitan dengan pengelolaan semua proses individu seefektif mungkin. Dalam fungsi operasi, keputusan manajemen dapat dibagi ke dalam keputusan strategik (jangka panjang), keputusan taktik (jangka menengah), dan keputusan perencanaandan pengendalian operasi (jangka pendek). Keputusan manajemen operasi pada level strategik mempengaruhi keefektifan perusahaan atau organisasi jangka panjang. Keputusan ini harus seiring dengan strategi korporasi. Keputusan yang dibuat pada level strategik merupakan kondisi yang tetap atau merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan operasi jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan jangka menengah meliputi penjadwalan material dan tenaga kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sedangkan perencanaan dan pengendalian operasi jangka pendek mencakup rencana kerja harian atau mingguan, prioritas penyelesaian pekerjaan, dan siapa yang melaksanakan kegiatan operasi tersebut (Ariani, 2016).


2.      Profil Perusahaan Jasa: AirAsia Indonesia

Dalam bisnis dan/atau industri penerbangan, AirAsia sudah tidak asing lagi di untuk masyarakat Asia dan kawasan ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). Sebagai maskapai bertarif rendah terbaik, AirAsia menghubungkan pengunjung dan destinasi melalui 293 rute; 90 diantaranya dikategorikan sebagai rute unik–rute-rute yang hanya dioperasikan oleh AirAsia Group. Di tahun 2017, AirAsia Group, mencakup AirAsia Group Berhad (Kelompok Maskapai Gabungan dari AirAsia Malaysia, AirAsia Indonesia, AirAsia Philippines, AirAsia Thailand, AirAsia India, dan AirAsia Japan), menguatkan posisinya sebagai pemimpin industri penerbangan melalui dua tonggak sejarah, yaitu menerbangkan 435 juta penumpang dan melipatgandakan armadanya dari 2 pesawat di tahun 2001 menjadi 205 pesawat di akhir 2017(AAID, n.d.).


3.      Proses Manajemen Operasi di Perusahaan

Saat ini, berbagai sektor industri bisnis tengah mengalami masa sulit ditengah pendemi COVID-19. Banyak aktivitas yang dihentikan, sehingga proses bisnis mulai terganggu. Salah satunya dalah dalam industri maskapai penerbangan. Jumlah permintaan jasa di sektor penerbangan anjlok akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang memukul keras industri ini di seluruh dunia.Berbagai negara menutup seluruh pintu perbatasan bagi warga negara asing demi mencegah penularan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini. Pada akhirnya ini membuat sejumlah maskapai penerbangan terpaksa harus menghentikan operasinya, baik secara internasional maupun nasional (Setiaji, 2020).


Analisis Kasus Miss-Management Lion Air

Analisis Kasus Miss-Management Lion Air

Pendahuluan

            Lion Air merupakan salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang sering mendapatkan keluhan dari masyarakat dan liputan dari media masssa, mulai dari masalah jadwal keberangkatan pesawat yang sering ditunda atau delay sampai masalah perusakan bagasi yang dilakukan oleh karyawan Lion Air. Pada awal tahun 2012, Direktorat Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara mengatakan bahwa pada Lion Air merupakan maskapai penerbangan yang paling sering terlambat dengan angka ketepatan waktu penerbangan rata-rata sebesar 66,78%(Putra, 2012).

Latar Belakang

            Lion Air merupakan perusahaan penerbangan yang didirikan di bawah naungan PT. Lion Mentari Airlines pada tahun 1999.Lion Air berkantor pusat di Jakarta, dan pertama kali beroperasi pada Juni 2000 dengan pesawat pertama Boeing 737-200 PK-LIA dengan rute pertama ke Pontianak. Lion Air ini menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik dan memiliki 103 armada persawat yang beroperasi dan telah memesan 213 unit Airbus A320 serta 201 unit Boeing 737 yang menggantikan armada-armada lama Lion Air. Bahkan pada tahun 2009, Lion Air mulai menyaingi maskapai Garuda Indonesia untuk melayani rute perjalanan para jemaah Haji dan Umroh ke Saudi Arabia dengan mendatangkan armada terbarunya, yaitu Boeing 747-400.Dalam melaksanakan bisnisnya, Lion Air mengusung slogan “We Make People Fly”.Lion Air juga memiliki visi dan misinya untuk menunjang pencapaian tujuan organisasinya.

............

Sejarah Perusahaan

Sejak penerbangan perdananya, maskapai Lion Air terus mengalami perkembangan.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan penumpang dan peningkatan jumlah armada yang dimiliki oleh Lion Air.Persaingan yang ketat di industri maskapai penerbangan membuat Lion Air melakukan inovasi dengan menurunkan harga dan membuka rute baru dengan berfokus di wilayah Indonesia bagian Timur.Hal ini yang membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan pertama yang memberikan dua kelas, yaitu bisnis dan ekonomi.Namun penurunan harga tersebut terkadang seringkali mengkhawatirkan para pelanggan akan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak maskapai, bahkan yang lebih mengkhawatirkannya lagi, kualitas pemeliharaan pesawat juga dapat menurun yang dapat menyebabkan potensi keselamatan penerbangan menjadi menurun. Hal inilah yang juga terjadi di Lion Air, dimana pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya sebanding dengan harga murah yang ditawarkan, seperti misalnya jadwal-jadwal keberangkatan pesawat Lion Air yang sering mengalami penundaan dan perusakan dan kehilangan bagasi yang dilakukan oleh para karyawannya.

............

Just In Time Kasus Pada Pizza Hut Delivery (PHD) Kerobokan


Analisis Lean system Case: Just In Time
Kasus Pada Pizza Hut Delivery (PHD) Kerobokan

A.    Pendahuluan
Lean system adalah sistem produksi yang berfokus pada identifikasi secara sistematis dan penghapusan waste (pemborosan) dari suatu proses dan melibatkan perubahan, meningkatkan proses, produktivitas dan memberikan produk bermutu kepada produsen dan konsumen dengan biaya terrendah (Kurnia, 2011). Berbicara tentang Lean system ini sebenarnya tidak dapat dipisahkan dengan dari Toyota Production System-nya Toyota.  Sebab konsep Lean ini pertama kali diperkenalkan dengan tujuan untuk menggambarkan filosopi sistem produksi dari produsen kendaraan di Jepang, khususnya sistem produksi Toyota (Toyota Production System/TPS). Lean secara keseluruhan memberikan penilaian yang terfokus untuk peningkatan proses yang berkelanjutan. APICS dictionary mendefinisakan lean sebagai suatu filosofi bisnis yang tujuan utama diadakannya adalah untuk meminimasi penggunaan sumber daya yang tidak efisien dalam berbagai aktifitas produksi. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien dalam hal ini adalah penggunaan biaya, waktu dan proses yang meyebabkan waste (pemborosan). Ketika Lean berhasil diimplementasikan dengan baik, maka akan menambah hasil produksi serta mengurangi barang persediaan, barang jadi dan barang dalam proses. Dengan kata lain, Lean merupakan pendekatan yang dilakukan untuk meminimasi waste (pemborosan) dengan cara menghilangkan nonvalue added process dalam sebuah aliran kerja (Gaspersz & Fontana, 2011).
Kini penerapan lean system memang sangat diperlukan, sebab  di era globalisasi seperti sekarang ini, pada dasarnya menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang yang menjadi ciri globalisasi dewasa ini adalah tekanan perdagangan yang kompetitif sehingga menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif mereka agar dapat memenangkan persaingan yang terjadi. Peningkatan keunggulan ini dilakukan dengan salah satu caranya adalah dengan cara menerapkan lean system pada proses produksi, seperti konsepnya, penggunaan lean system ini dapat membantu suatu perusahaan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi perusahaanya (Hazmi, Karningsih, & Supriyanto, 2012). Bersamaan dengan ini, maka tidak heran jika lean system pada dasarnya identik dengan perusahaan yang bergerak di bidang manufactur, atau perusahaan yang memproduksi barang. Dengan ini pula, lean system sering dikenal juga dengan nama lean manufacturing.
Dalam hal ini, penerapan lean manufacturing di perusahaan dipengaruhi oleh lima elemen primer, yaitu manufacturing flow, organisasi, logistik, metrics dan proses  kontrol. Kondisi penerapan lima elemen primer  lean ini akan mempengaruhi  keberagaman  waste  yang terjadi pada saat proses produksi berlangsung. Jika  waste  pada saat proses produksi beragam, maka akan mengakibatkan efektivitas proses produksi di perusahaan rendah. Waste yang beragam dan efektivitas proses produksi yang rendah mengindikasikan bahwa penerapan lean manufacturing belum baik, sehingga diperlukan analisis terhadap implementasi lean di perusahaan dan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan (Trisnal, 2016).
Oleh sebab itulah, secara garis besar, dalam penerapan lean system, sebuah perusahaan dituntut untuk menghasilkan output berkualitas dalam jumlah yang tepat dan pada tempat yang tepat pula, dengan material, waktu proses, tenaga kerja, ruangan, waktu set up, mesin dan lain sebagainya semeninimal mungkin. Jika ini diterapkan, maka pemborosan dalam berbagai aspek akan berkurang, pemakaian perdesiaan dapat di tekan dan proses produksi akan mengalis dengan baik.
Berkaitan dengan hal ini, dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu contoh penerapan lean system pada suatu perusahaan dalam proses produksinya. Dalam hal ini, penerapan lean system akan di hubungkan dengan penerapan sisten produksi just in time. Perusahaan menggunakan sistem produksi just in time, adalah dimana sistem produksi seperti ini mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem pengendalian persediaan yang adaptif terhadap laju permintaan, agar tidak terjadi stock out ataupun kelebihan bahan baku. Persediaan yang optimal adalah persediaan yang menjamin tersedianya sumber daya pada waktu dan jumlah yang tepat, serta dengan pengalokasian biaya total persediaan yang minimum (Istiqomah & Marie, 2015). Jadi secara garis besar, dapat dikatakan bahwa penerapan lean system akan di fokuskan pada efisiensi penggunaan persediaan. Sebagai contoh, dalam hal ini adakan dibahas tentang apa yang dilakukan oleh perusahaan Pizza Hut Delivery (PHD) yang ada di Indonesia, khususnya outlet yang berlokasi di Bali, tepatnya yang beralamat di Jalan Raya Kerobokan No. 51, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Kabupaten Badung Badung, Bali. 
B.     Pembahasan
1.      Pengertian Just in Ttime dalam Lean System
Pada  dasarnya, dalam situasi persaingan pasar global yang sangat kompetitif seperti sekarang ini, dimana sebagaian besar pasar menetapkan harga (produsen harus mengikuti harga pasar yang berlaku) serta pelanggan hanya membeli produk pada saat dibutuhkan dengan harga yang kompetitif pada tingkat kualitas yang diinginkan, maka setiap perusahaan haruslah memiliki stategi yang tepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang demikian. Oleh sebab itulah, penerapan strategi pasar tepat waktu (Just In Time) lebih tepat dibandingkan strategi produksi konvensional (Gasperz, 2005). Pada dasarnya strategi pasar just in time ini menurut Mulyadi (2009) merupakan suatu manufacturing philosophy yang mulai diterapkan di Jepang pada tahun tujuh puluhan (1970an), lebih tepatnya ini dikembangkandan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation di Jepang, sehingga sering disebut juga sebagai sistem produksi Toyota (Toyota Production System/TPS). Strategi ini kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan Jepang, terutama setelah krisis minyak dunia pada tahun 1973. Tujuan utama dari sistem produksi tepat waktu ini adalah mengurangi ongkos produksi dan meningkatkan produkstivitas total industri secara keseluruhan dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus (Gasperz, 2005). Setelahnya, stretegi ini mulai diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di U.S.A (United State of America) dua puluh tahun kemudian (Mulyadi, 2009).
2.      Profil Perusahaan
Dalam makalah ini, contoh penerapan penggunaan strategi just in time sebagai bagian dari lean system production, adalah dilihat adari apa yang terjadi di salah satu perusahaan di indonesia yang ebrgerak di bidang industry makanan, yaitu  Pizza Hut Delivery (PHD) Kerobokan, yang berlokasi di Jalan Raya Kerobokan No. 51, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Kabupaten Badung Badung, Bali.
Pada dasarnya, Pizza Hut telah ada sejak Januari, 1984, di Indonesia. Toko pertamanya di buka di Djakarta Theater Building, Thamrin. Toko ini terbuka bagi umum dengan menyajikan pizza untuk pertama kalinya terhadap konsumen Indonesia. Sebagai rantai restoran pizza terbesar di dunia dengan lebih dari 13.000 outlet tersebar di 97 negara, Pizza Hut yang berada dibawah naungan Yum Restaurant International telah dinikmati diseluruh dunia dengan lebih dari 200 juta orang semenjak pertama kali restoran Pizza Hut dibuka pada tanggal 31 May 1958, di Wichita, Kansas, Amerika Serikat (PHD, 2019).
3.      Penerapan Lean system Just in time Pada Perusahaan
Memasuki tahun 2017, Pizza Hut Delivery Kerobokan mulai melakukan penerapan Lean system Just in time  dalam perusahaanya, khususnya dalah dalam hal manajemen persediaan. Strategi penggunaan menejemen persediaaan yang tepat sangat di perluakn bagi Pizza Hut Delivery Kerobokan. Pasalnya ini diperluakan untuk menjaga kelancaran proses produksinya, khususnya dalam hal penyediaan bahan baku.
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan, Pizza tentu memiliki beberapa bahan utama dalam pembuatannya, dalam hal ini,  abhan utama atau bahan baku untuk emmbuat pizza yang paling utama adalah  Dough (adonan), keju mozzarella, dan sauce. Ketiga bahan ini merupakan bahan yang wajib ada dan peggunaanya paling banyak diantra bahan-bahan lain. Sehingga, biaya penyediaanya akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan yang lainnya.
C.    Kesimpulan
Berdasarkan penjelsan tesebut, maka dapat di simpulkan bahwa dalam kondisi dunia bisnis yang penuh persaingan, maka perusahaan-perusahaan di dunia dituntut untuk meningkatkan keunggulan kompetitif mereka agar dapat memenangkan persaingan yang terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk peningkatan keunggulan dapat dilakukan dengan dengan meminimasi waste (pemborosan) dan menghasilkan output berkualitas dalam jumlah yang tepat dan pada tempat yang tepat pula, dengan penggunaan material, waktu proses, tenaga kerja, ruangan, waktu set up, mesin dan biaya semeninimal mungkin. Ini disebut sebagai stategi produksi lean system, dimana salah satunya berfokus pada optimalisasi persediaan agar tidak terjadi stock out ataupun kelebihan bahan baku atau yang disebut dengan strategi just in time.


Ini hanya sampel saja yaa..

Untuk versi lengkapnya atau minta dibuatkan custom
silahkan WA ke 0882-9980-0026
Happy order kakak  :))