Tampilkan postingan dengan label marketing mix. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label marketing mix. Tampilkan semua postingan

Geprek Bensu Sebagai Salah Satu Brand Artis Di Indonesia



Geprek Bensu Sebagai Salah Satu Brand Artis Di Indonesia

Pendahuluan
         Sesuai dengan perkembangan yang semakin maju, sistem dan strategi pemasaran dewasa ini terus berkembang. Para pebisnis akan selalu mengembangkan dan mencari ide-ide kreatif untuk dapat meningkatkan penjualannya dan tentu saja memuaskan kebutuhan pelanggannya. Para pebisnis senantiasa menggunakan banyak cara untuk menyampaikan pesannya kepada masyarakat umum (Saputra, 2010). Termasuk didalamnya apa yang dilakukan oleh para artis tanah aor saat ini, memanfaatkan ketenaran untuk menarik perhatian masyarakat.
Disamping itu, saat ini berbisnis bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk didalamnya adalah dalam kalangan para artis, atau biasa yang disebut dengan bisnis artis. Bisnis artis setiap tahunnya semakin mewabah. Saat ini banyak kalangan artis yang mulai menjalani bisnis hingga menciptakan. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa karir sebagai artis tidak selamanya menjajikan. Peruabahan zaman dan kemunculan artis-artis baru di dunia hiburan yang lebih muda, bertalenta dan lebih sesuai dengan selera masayarakat yang baru, menjadikan banyak artis-artis senior mulai menjalankan bisnis milik sendiri untuk menjamin pemasukan. Tak jarang untuk menjadikan mereka membuat brand-brand sendiri sesuai dengan bisnis yang tengah marak saat ini.
Beberapa saat yang lalu, brand milik artis di bidang kue kekinian sebagai oleh-oleh khas daerah menjadi perhatian. Sederat artis yang menjajal bisnis ini sebagian besar merupakan para artis senior yang sudah terkenal sejak lama. Mulai dari Titi Kamal (Vava Cake), Syahrini (Princess Cake), Laudya Cynthia Bella(Bandung Makuta), Indra Bekti (Cirebon Sultana), Ussy Pratama (Cirebon Kelana), Shireen Sungkar (Bogor Raincake), Dude Herlino (Jogja Scrummy), Zaskia Adya Mecca (Mamahke Jogja), Sarwendah (Jambi Jambe), Chelsea Olivia (Semarang Wife Cake), dan masil banyak lagi yang lainnya (April Pagi, 2017). Bisnis yang dimiliki artis ini lebih cenderung pada oleh-oleh berupa kue. Selain itu, binis distro dan fashion juga tidak lepas dari area bisnis yang diincar, mulai dari baju hingga kosmentik.
Adanya fenomena yang demikian, bisnis kuliner juga semakin digeluti oleh para artis, salah satunya yaitu dengan apa yang dilakukan oleh Ruben Onsu dengan salah satu brandnya yang bernama Geprek Bensu. Rumen Onsu, lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai presenter, komedian, dan aktor. Dimana awal karirinya dimulai dengan pentas hiburan bersama Lenong Bocah saat usianya 7 tahun. Lenong Bocah adalah program serial tv komedi tradisional Betawi yang tayang di stasuiun Tv TPI pada tahun 1990 (Viva, 2018). Hingga kini karir Ruben masih terus berlanjut, dimana presenter merupakan pekerjaan yang paling sering dilakukannya, jika dilihat dari banyakny aacaa yang dibawakannya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu brand ciptaan Ruben yang cukup terkanal dibidang kuliner, yaitu Geprek Bensu sebagai trend brand artis di Indonesia saat ini
Pembahasan
1.      Teori bersangkutan
a.      Strategi Pamasaran dan Marketing Mix
Strategi adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan atau pengusaha untuk mencapai suatu tujuan (Sunarya & dkk, 2011). Sedangkan Pemasaran adalah suatu proses social yang merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari pelanggan dalam rangka memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggan (Arif, 2012). Dengan demikian, maka yang dsebut sebagai strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan untuk memperoleh hasil yang optimal (Hasan, 2010). Berkaitan dengan ini, strategi pemsaran sering dikaitkan dengan marketing mix (bauran pemsaran). Hal ini karena merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, promosi dan distribusi (marketing mix)terhadap pesaing dekatnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2012:52), terdapat komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix ini yang terkenal dengan sebutan 4P yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat, dan Promosi. Berikut ini merupakan pengertian dari masing –masing elemen bauran pemasaran di atas:
·         Produk (Product): merupakan kombinasi penawaran barang dan jasa perusahaan kepada pasar, yang mencakup antara lain : kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.
·         Harga (Price): adalah sejumlah harga yang harus dibayar untuk produk atau jasa tertentu.
·         Saluran Distribusi (Place): aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
·         Promosi (Promotion): Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya

b.      Brand Artis
Brand Artis, merupakan istilah yang asih cukup baru. Hal ini karena artis biasanya hanya digunakan oleh perusahaan tertentu untuk membantu mereka mempromosikan produk yang dimiliki. Istilah ini dikenal dengan sebutan Celebrity Endorser. Endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan   untuk   mendukung suatu produk. Sedangkan selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur atau atlet) yang dikenal karena prestasinya di dalam bidang-bidang yang berbeda dari produk yang  đidukungnya. Selebriti dipandang sebagai individu yang disenangi oleh masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu lain. Maka, celebrity endorser  adalah proses penggunaan artis sebagai bintang iklan di media-media, mulai dari media cetak, media sosial, maupun media telivisi (Shimp, 2003).
2.      Profile dan Sejarah Geprek Bensu
Nama Geprek Bensu Tidak terlepas dari nama Ruben Onsu sebagai pemilik. Dilakangan masyarakat ia lebih dikenal sebagai presenter, komedian, dan aktor. Awal karirijya dimulai dari keikutsertannya dalam acara pentas hiburan Lenong Bocah yang merupakan program serial tv komedi tradisional Betawi yang tayang di Stasiun Tv TPI pada tahun 1990, ketika masih berusia 7 tahun. 
Awal mula berdirinya brand dan ide bisnis ini adalah karena kebiasaan Ruben Onsu membeli telur dari peternak ayam yang ia bantu, temannya yang merupakan agen telur di Bali. Pada suatu pertemuan, terdapat seorang peternak berceletuk meminta bantuan supaya Ruben membantu mereka dengan membeli ayam.Sementara itum untuk ide nama I Am Geprek Bensu ini didapat Ketika Ruben terjebak macet di jalan raya Ibu Kota. Penggunaan nama 'I Am' di depan dan nama 'Bensu' di belakang, dimana tujuannya adalah untuk  memberikan keunikan dan menjadi pembeda dengan ayam geprek lain. Sekain itu, penggunaan kata 'I Am' dirasa Ruben fleksibel untuk pengembangan usaha ke depan. Ini dilakukan untuk membuka potensi bisnis baru yang bukan hanya berfokus pada ayam semata di masa depan. Maka tidak aneh jika nama Geprek Bensu jauh lebih melekat dikalangan masyarakat. Gerai pertama Geprek Bensu dibuka di kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Maret 2017. Gerai tersebut tidak besar, hanya cukup untuk menampung bahan baku dan karyawan yang berjumlah 5 orang. Akibat minat masyarakat, 2 minggu kemudian Ruben membuka cabang di Depok. Untuk promosi, Ruben memanfaatkan akun sosial media probadi untuk meawarkan usahannya (Kurniawan, 2017).
3.      Analisis Stategi Pemasaran
a.      Produk
Pertama kali mendengar kata “Geprek Bensu”, hal pertama kali yang muncul dipikirakn kebanyakan orang pasti adalah ayam geprek, karena pada pada dasarnya ayam geprek memang menjadi menjadi khas lebih dulu. Namun demikian, seiring dengan berkembangnya zaman, bukan hanya ayam saja yang dapat “digeprek” melainkan makanan lain seperti tahu-tempe, dll. Hal inilah yang diterapkan dalam Geprek Bensu sebagai produk yang ditawarkan, dimana makan geprek tidak hanya berpusat pda sayan semata. Hal ini membuktitan apa yang diungkapkan oleh Ruben sebelumnya bahwa kata “I Am” dalamI Am Geprek Bensu”, membukan potensi bahan lain untuk bisa digeprek.
Selain berpusat pada makan geprek, semakin berkembangnya Geprek Bensu semakin banyak pula variasi-variasi produk yang ditawarkan (Geprek Bensu, 2018). Beberapa diantaranya yaitu dikategorikan sebagai berikut:
·      
b.      Promosi
Promosi masa kini dapat diakuakn dengan berbagai cara, baik secara offline maupun online. Sebelumnya telah disebutkan bahwa Rumen yang merupakan salah satu artis terkenal di Indonesia sebagai pemilik Geprek Bensu hanya mempromosikan bisnis ini melalui akun instagram primadi miliknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa metode ini sangat efektif.
c.       Price
Dari keseluruhan menu yang disediakan, kisaran harga yang ditawarkan cukup berwariasi dan terjangkau untuk kalangan masyarakat, Rp3.000an sampai Rp30.000an. Harga paling rendah yaitu Rp3.300, ini untuk produk minuman dengan variasi tiga rasa, leci jeruk yuzu dan manga. Sementara harga tertinggi yaitu Rp 29.700 untuk Paket Mie Geprek Leleh . sementara untuk harga lain rata-rata dijual dengan harga Rp 16.500, Rp 22.000, dan 24.200 (Geprek Bensu, Katalog, 2018). Dengan kisaran harga yang demikian, maka ini masih dapat dijangkau dengan oleh msayarakat, termasuk untuk kalangan kaum milenial yang lebih suka menyantap makanan sepat saji.
d.      Place
Untuk tempat, Geprek Bensu semula hanya menyediakan gerai di kawasan Jakarta dan Depok, namun seiring dengan semakin meningkatknya permintaan, lokasi gerai semakin lama semakin bertambah. Bahkan hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, Ruben Onsu secara resmi telah membuka Outlet Geprek Bensu ke-89 di Bogor (Karlita, 2018). Ini merupakan jumlah yang cukup fantastis. Selain itu, jumlah gerai yang mencapai angka 89 ini tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk di luar jawa.
 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa, fenomena brand artis masih dapat dikatakan baru, dimana artis tidak lagi berperan untuk mempromosikan produk milik perushaan-perusahaan tertentu, melainkan para artis tersebut telah tergugah untuk membuka bisnis sendiri dengan membuat sebuah brand. Brand yang dibuat oleh mereka ini dalam pemasarannya secara tidak langsung di bantu oleh image yang yang sebelumnya telah tercipta didalam diri artis terkait. Sebagai contoh, hal inilah yang terjadi pada contoh kasus Geprek Bensu, dimana Ruben Onsu yang merupakan pemiliknya adalah seorang artis terkenal di Indonesia, melalui keahlian sebagai presenter dan komedian. Hal ini terbukti bahwa dalam hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, jumlah gerai yang didirikan telah mencapai angka 89 diseluruh indonesia, dikarenakan permintaan yang semakin meningkat. Meskipun demikian, jenis produk yang bervariasi dan harga yang terjangkau menjadi nilai tambah untuk merek ini digemari oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
April Pagi. (2017). 26 Toko Kue Artis dari Seluruh Indonesia, Rekomendasi Buah Tangan Setelah Liburan. Retrieved Agustus 14, 2018, from Phinemo: https://phinemo.com/26-kue-artis-yang-lagi-tren-jadi-buah-tangan-saat-traveling/
Arif, M. N. (2012). Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Geprek Bensu. (2018, Agustus). Katalog. Retrieved Agustus 14, 2018, from Geprek Bensu: https://geprekbensu.com/katalog/
Geprek Bensu. (2018). Kategori Menu. Retrieved Agustus 14, 2018, from Geprek Bensu: https://geprekbensu.com/category/menu/
Hasan, A. (2010). Marketing Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Helda. (2018, Mei 16). Selain Jadi Artis, Ini 8 Bisnis Ruben Onsu dan Sarwendah. Retrieved Juli 14, 2018, from Money Smart: https://www.moneysmart.id/selain-jadi-artis-ini-8-bisnis-ruben-onsu-dan-sarwendah/
Karlita, N. (2018, Agustus 05). Ruben Onsu Resmikan Outlet Geprek Bensu ke-89 di Bogor. Retrieved Agustus 14, 2018, from Industry: http://www.industry.co.id/read/40209/ruben-onsu-resmikan-outlet-geprek-bensu-ke-89-di-bogor
Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Prinsip-prinsipPemasaran. Edisi. 13. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, I. (2017, Juli 23). Ruben Onsu Cerita tentang Ide Awal Pendirian Bisnis I Am Geprek Bensu. Retrieved Agustus 14, 2018, from Tabloid Bintang: https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/72742/ruben-onsu-cerita-tentang-ide-awal-pendirian-bisnis-i-am-geprek-bensu
Maulana, I., & Prasetia, A. R. (2015). Strategi Kreatif Usaha Kuliner Indonesia Untuk Memperluas Pasar Ke Kawasan Asia Tenggara Dalam Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Bandung: Universitas Widyatama .
Olenski, S. (2018, April 02). Brands, Branding And Celebrities. Retrieved Agustus 14, 2018, from Forbes-CMO Network: https://www.forbes.com/sites/steveolenski/2018/04/02/brands-branding-and-celebrities/#651f94994db9
Sancoko, A. H. (2015). Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Makanan Dan Minuman Pada Depot Time To Eat Surabaya. Agora Vol. 3,No. 1, 2015.
Saputra, H. (2010). Pengaruh Penggunaan Marketing Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pond’s (Studi Kasus pada Masyarakat Lingkungan VI Helvetia Tengah Medan). Jurnal Keuangan & B isnis Volume 2 No. 3.
Shimp, T. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi. Pemasaran.Terpadu, Jilid I (edisi 5). Jakarta: Erlangga.
Sumarni, M., & Soeprihanto, J. (2010). Pengantar Bisnis (Dasar - dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta: Liberty Yogyakrta.
Sunarya, P. A., & dkk. (2011). Kewirausahaan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Viva. (2018). Profile Ruben Onsu. Retrieved Agustus 14, 2018, from Viva: https://www.viva.co.id/siapa/read/391-ruben-onsu

Mau dibuatkan paper seperti ini?
Atau tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy Order :)
 

Pricing Strategy AirAsia



Pricing Strategy AirAsia
Pendahuluan
Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Alat Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.
Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini penduduk Indonesia menjadikan transportasi udara menjadi transportasi utama. Semenjak tahun 2000 dilonggarkannya peraturan mengenai penerbangan maskapai, oleh karena itu banyak maskapai-maskapai yang bermunculan di Indonesia. Banyaknya bisnis penerbangan di Indonesia pada saat ini menyebabkan para pengusaha di bidang maskapai penerbangan di hadapkan pada arus persaingan yang ketat. Situasi persaingan yang ketat untuk memasuki pasar baru telah menyebabkan perusahaan-perusahaan maskapai penerbangan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Ketatnya persaingan yang terjadi di industri penerbangan nasional dan internasional adalah hal persaingan dalam harga dan produk yang ditawarkan bukan perang dalam hal pelayanan (service) untuk meningkatkan jumlah konsumen. Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Pasar yang sudah ada, banyak produk dengan berbagai keunggulan serta memiliki nilai lebih dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar dari pesaing. Alternatif yang lebih baik adalah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan pasar yang sudah ada, salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah konsumen.
Banyak perusahaan maskapai yang menawarkan berbagai strategi dalam menghadapi persaingan diantaranya ada perusahaan maskapai yang menawarkan full service atau dengan menawarkan harga yang rendah (Low Cost Carrier), ada beberapa perusahaan maskapai yang menggunakan strategi dengan menawarkan harga rendah untuk merebut pangsa pasar di Indonesia untuk menghadapi persaingan yang begitu ketat.
AirAsia mengalami perkembangan yang sangat cepat. Dari sebuah perusahaan yang punya hutang hampir Rp 100 milyar di tahun 2001, kemudian melalui Tony Fernandes, tiba-tiba menjelma menjadi perusahaan LCC terkemuka di Asia dengan keuntungan bersih sekitar Rp 567 milyar pada pertengahan tahun 2007. AirAsia “hanya” bermain di kelas bawah dalam kelompok yang disebut “Low Cost Carrier ”. Ciri strategi bersaing AirAsia dengan fokus pada penerbangan murah, atau low cost carrier  (LCC). Segmen yang dilayani terutama mereka yang sensitif terhadap harga, bahkan lapisan masyarakat yang belum pernah menggunakan transportasi udara

Profil AirAsia
AirAsia adalah maskapai penerbangan berbiaya hemat dan murah terkemuka di Asia asal Malaysia yang berkantor pusat di Kuala Lumpur. Dalam kurun waktu 12 tahun, AirAsia telah melayani 88 destinasi, menerbangkan lebih dari 220 juta penumpang, yang berkembang dari 2 buah pesawat menjadi 150 buah pesawat. AirAsia menjadi maskapai penerbangan ASEAN dengan basis operasi di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan India. Jaringan rute AirAsia tersebar di seluruh Asia Tenggara juga Cina, India, dan Australia. AirAsia meraih gelar The World’s Best Low Cost Airline dari SkyTrax  selama enam tahun berturut-turut, yaitu tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014, serta The World’s Leading Low Cost Airline di ajang World Travel Awards 2013. Maskapai ini pun dinobatkan sebagai maskapai terbaik penerbangan bertarif rendah di dunia dan pelopor perjalanan berbiaya rendah di Asia.
Maskapai penerbangan AirAsia awalnya dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia, namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh Mantan Eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi serendah 10RM bersaing dengan Malaysia Airlines.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi udara dengan sistem harga murah (low cost) dan sistem What You Pay Is What You Get. AirAsia memang perushaan yang saat ini sangat melesat kepopularitasannya di industri penerbangan. Dengan semboyan “Now Everyone Can Fly” membuat suatu sistem penerbangan murah (low cost) baru dengan penjualan online dengan alamat AirAsia.com. AirAsia sendiri adalah sebuah perusahaan berbasis di Malaysia terlibat dalam penyediaan jasa transportasi udara. Perusahaan mengoperasikan armada 90 pesawat dan terbang ke lebih dari 60 tujuan dari hub di Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Pricing Strategi
Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan seluruh elemen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas dari setiap elemen dan keseluruhan elemen. Tujuan yang menuntun strategi penetapan harga haruslah merupakan bagian dari tujuan yang menuntun strategi pemasaran secara keseluruhan.
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikian atas penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.
Strategi penetapan harga menjadikan tantangan yang semakin meningkat untuk banyak perusahaan, karena deregulasi, informasi dari pembeli, persaingan global yang ketat, pertumbuhan pasar yang lambat dan peluang perusahaan untuk meningkatkan posisi pasarnya. Harga berdampak pada kinerja keuangan dan berpengaruh penting pada nilai penempatan posisi merek di benak pelanggan. Harga juga memungkinkan menjadi sebuah perwakilan dari ukuran kualitas produk manakala pelanggan sulit mengevaluasi produk yang kompleks.
Di dalam proses penetapan harga jual suatu produk, perusahaan hendaknya mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir.

Pricing Strategi AirAsia
AirAsia masuk ke Indonesia pada December 2005 dengan mengambil alih dari perusahan Air Wagon International (AWAIR). Pada saat itu juga Indonesia AirAsia masuk ke Indonesia sebagai maskapai bertarif rendah. Indonesia AirAsia pada awal kemunculan sama sekali tidak memiliki competitor sama sekali, karena secara keseluruhan maskpai di Indonesia merupakan maskapai premium yang menawarkan fasilitas lengkap atau biasa yang disebut full service. Ada beberapa hal yang membuat Indonesia AirAsia menjadi maskapai yang bertarif rendah antara lain; fasilitas tambahan seperti bagasi check-in, makanan, dan pemilihan tempat duduk, belum termasuk dalam tarif tiket. Untuk mendapat fasilitas tersebut, penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan. Hal tersebut membuat tarif Indonesia AirAsia dibawah tarif rata-rata maskapai lain.
Berlomba-lomba dengan tarif merupakan salah satu strategi maskapai untuk mencapai target jumlah penumpang. Maskapai seperti Indonesia AirAsia sudah menawarkan tarif rendah dengan fasilitas yang disesuaikan seperti check-in bagasi, makanan, dan tempat duduk yang dimana penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk fasilitas tersebut. Maskapai full service menjadi ancaman tersendiri bagi Indonesia AirAsia yang dimana mereka menawarkan tarif yang relatif sama dengan Indonesia AirAsia untuk bulan tertentu. Hal tersebut membuat maskapai full service dan tarif rendah melakukan perang tarif.  Namun, maskapai full service tidak selalu menawarkan tarif murah karena biaya operasional mereka yang besar yang harus maskapa tanggung sendiri.
AirAsia Indonesia membuat model biaya hemat melalui implementasi dari berbagai strategi kunci dengan mengutamakan keselamatan dan memastikan tarif terhemat dan produktivitas yang tinggi. Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bagi para penumpang tanpa menurunkan kualitas dan layanan yang diberikan. Selain itu, AirAsia juga berusaha memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara sederhana dan efisien. AirAsia juga menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk memudahkan proses pembelian produk dan perjalanan serta menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian menjadi sederhana dengan berbiaya yang rendah.
AirAsia ingin memberikan pelayanan terbaik kepada para penumpang dengan menerapkan tarif sehemat-hematnya dengan mengutamakan slogan “Now Everyone Can Fly”. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh dengan kualitas yang diberikan, tetapi AirAsia berkomitmen memberikan pelayanan yang melebihi dari ekspektasi penumpangnya. Air Asia selalu berusaha sebagai maskapai penerbangan berbiaya hemat dari maskapai lainnya dengan kategori low cost airlines. Strategi pricing yang rutin dilakukan Air Asia adalah melalui promo tiket setiap minggunya.
Dalam penerapan strategi pricing oleh Air Asia, terdapat dua pilihan harga dengan diferensiasi tertentu yang bisa didapatkan oleh penumpang. Yaitu dengan tarif rendah dan premium flexdimana harga tersebut memiliki perbedaan satu sama lainnya.
a.    Low Cost
Pengertian bisnis biaya rendah atau low cost adalah bisnis yang memilih strategi memangkas beberapa atribut produk agar dapat meminimalisir biaya kemudian dapat menawarkan produk dengan harga lebih murah. Tidak ada embel-embel (no frills) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan setiap layanan atau produk dimana fitur non-esensialnya telah dihapus untuk menjaga harga rendah. Penggunaan istilah no frills mengacu pada sesuatu yang ditawarkan kepada pelanggan tanpa biaya tambahan.
Konsep low cost merupakan strategi yang menekan semua cost dalam perusahaan AisAsia. Hal ini mencakup cakupan yang sangat luas mulai dari menekan harga aftur, mempercepat turn around time di setiap airport, menekan cost untuk ground handling, menekan cost marketing, dan lain sebagainya. Kunci dari sebuah strategi yang sukses adalah sulit untuk di tiru oleh para kompetitor dan sejauh ini, belum ada low cost carrier yang dapat menekan cost lebih rendah dari AirAsia. Ini adalah strategi AirAsia, dengan menekan semua cost tanpa mengorbankan kualitas, keamanan dan kenyamanan.
Kunci dalam menyajikan tarif rendah adalah konsisten menjaga biaya tetap rendah. Untuk mencapai biaya rendah dibutuhkan efisiensi tinggi di setiap bagian dari bisnis dan mempertahankan kesederhanaan. Oleh karena itu setiap proses sistem harus menggabungkan praktek-praktek industri terbaik.
b.    Low Cost Airlines
Istilah Penerbangan low cost juga sering disebut dengan low cost carrier (LCC). LCC merupakan model penerbangan yang unik dengan strategi penurunan operating cost. Dengan melakukan efisiensi biaya di semua lini, maskapai melakukan hal-hal yang tidak biasa dengan maskapai lain pada umumnya. Jika maskapai lain pada umumnya melakukan penambahan layanan yang memiliki value added dengan penambahan catering, penyediaan newspaper atau magazine, in fligt entertainment, in flight shop, lounge, free taxy after landing, exclusive frequent flier service, dan lain sebagainya. Berlawanan dengan hal tersebut, low cost carrier melakukan eliminasi layanan maskapai tradisional yaitu dengan pengurangan catering, minimize reservasi dengan bantuan teknologi IT sehingga layanan nampak sederhana dan bisa cepat. Pelayanan yang minimize ini berakhibat dalam hal penurununan cost, namun faktor keselamatan tetap dijaga untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan penumpang sampai ke tujuan. LCC adalah redifinisi bisnis penerbangan yang menyediakan harga tiket yang terjangkau serta layanan terbang yang minimalis. Intinya, produk yang ditawarkan senantiasa berprinsip low cost untuk menekan dan mereduksi operasional cost sehingga bisa menjaring segmen pasar bawah yang lebih luas.
AirAsia selalu berusaha sebagai maskapai penerbangan berbiaya hemat dari maskapai lainnya dengan kategori low cost airlines. Strategi pricing yang rutin dilakukan AirAsia adalah melalui promo tiket setiap minggunya. Semua promo yang diberikan oleh AirAsia tersedia di AirAsia.com maupun aplikasi android. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga agar harga tiket yang diberikan tidak menjadi lebih mahal dari seharusnya yang harus dibayarkan oleh penumpang. Dalam penerapan strategi pricing oleh AirAsia, terdapat dua pilihan harga dengan diferensiasi tertentu yang bisa didapatkan oleh penumpang yaitu dengan tarif rendah dan premium flex dimana harga tersebut memiliki perbedaan satu sama lainnya. Menurut penjelasan dari Erlangga Maharesha, dalam penetapan harga pada masa-masa tertentu juga dilakukan oleh AirAsia. AirAsia menaikkan harga tiket seperti saat momen lebaran atau libur sekolah. Alasan diberlakukannya dalam penetapan harga tersebut adalah salah satu langkah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
Penerbang berbiaya rendah atau Low Cost Carrier (LCC) sedang menjadi trend, dimana banyak maskapai-maskapai penerbangan masuk kedalam kategori LCC. Penerbangan tarif rendah merupakan memang lebih banyak peminatnya terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Namun, pemerintah khususnya Kementrian Perhubungan memiliki pandangan lain mengenai penerbangan biaya rendah yaitu dalam perturan tidak mengenal LCC atau tarif rendah. Kini biaya tiket tidak diizin dibawah 40% dari batas tarif atas. Dengan ada nya pembatasan tarif ini minimum tersebut maskapai penerbangan dapat memiliki biaya lebih untuk meningkatkan atau menjaga pelayanan kelayakan, dan keamanan penumpang maupun pesawat. Regulasi ini tentu membuat keberatan dari berbagai pihak, pasalnya di negara lain pemerintah tidak mengatur atau membatasi penerbangan biaya murah. Restriksi lain dari pemerintah adalah dari Kemenhub yang mengungkapkan syarat ekuitas positif bagi perusahaan penerbangan. Saat ini, Air Asia termasuk dalam tiga maskapai berjadwal yang tercatat memiliki permodalan atau ekuitas yang negatif. Menurut pemerintah, ekuitas negatif ini tidak sehat bagi penerbangan Indonesia, karena dapat berpengaruh terhadap keselamatan penerbangan.

Kesimpulan
Kekuatan utama sebenarnya pada perusahaan AirAsia adalah berbasis di cara-cara inovatif untuk menjaga biaya rendah yang sulit untuk ditiru. Hal ini telah memungkinkan AirAsia untuk diposisikan dan menjadi pemimpin pasar di low cost carrier. Selain itu, kombinasi warna merah dan putih di logo AirAsia bertindak sebagai alat untuk mewarnai produk dalam industri penerbangan di kawasan Asia dengan menciptakan citra diri seperti penerbangan lain yang tidak memiliki kombinasi sama dari warna seperti AirAsia yaitu merah dan putih. Singkatnya, AirAsia telah berhasil membuktikan menjadi pemenang penghargaan dan maskapai penerbangan bertarif rendah terbesar di Asia. Dari kaca mata finance, strategi Air Asia ini bisa diterjemahkan mengubah biaya fixed cost menjadi biaya variable karena pendapatan perusahaan tersebut juga tidak tetap atau berubah-ubah, artinya efisiensi dilakukan dengan tidak menurunkan kualitas tetapi beban operasional dibuat minimal.

Daftar Pustaka
Abdullatif Assalam. 2014. Siapa Tony Fernandes, Pemilik AirAsia? http://rimanews.com/internasional/asia/read/20141230/189437/Siapa-Tony-Fernandes-Pemilik-AirAsia-

Anisa Rosdiana. 2013. Analisi Kinerja Harga Pengaruhnya Terhadap Reputasi dan Keputusan Menggunakan Jasa Penerbangan (Survei terhadap penumpang Air Asia dengan rute Bandung – Denpasar). Jurnal Ilmu Manajemen & Bisnis - Vol. 04, No. 01. Maret 2013

Hajar, Ibnu, dkk. 2014. Segmentation, Targeting, Positioning and Strategy of Radio Company in Kendari, Southeast Sulawesi. International Journal of Humanities and Social Science Invention. ISSN (Online): 2319-7722. ISSN (Print): 2319-77144 www.ijhssi.org Volume 3 Issue 10. PP. 47-54. http://www.ijhssi.org/papers/v3(10)/Version-2/G03102047054.pdf

Lestarini, Ade Hapsari. 2015. Ingin Semua Orang Nikmati Penerbangan, AirAsia pun Berdiri. http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/01/02/339827/sejarah-berdirinya-airasia


Verina H. Secapramana. 2001. Model Dalam Strategi Penetapan Harga. Unitas, Vol. 9, No. 1, September 2000 - Pebruari 2001, 30-43


Mau dibuatkan paper seperti ini?
Atau tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy Order :)