Tampilkan postingan dengan label HI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HI. Tampilkan semua postingan

Upaya Soft Diplomacy Indonesia Dalam Partisipasi Sebagai Tuan Rumah Ajang Olahraga Asian Games 2018



Upaya Soft Diplomacy Indonesia Dalam Partisipasi Sebagai 
Tuan Rumah Ajang Olahraga Asian Games 2018
Pendahuluan
Globalisasi masa kini sebagai sebuah fenomena menimbulkan semakin banyak permasalahan dan kompleksnya isu-isu baru dan permasalahan dalam hubungan internasional. Berbagai macam isu seperti masalah lingkungan, masyarakat muncul ke permukaan dan menjadi isu baru dalam hubungan internasional yang semakin berhubungan dan sudah mengenai istilah tanpa batas (borderless). Selain permasalahan, negara juga mempunyai kepentingan nasional. Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negri suatu negara, kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negrinya (Perwita & Yani, 2006).
Hubungan internasional merupakan suatu sistem hubungan antar negara yang berdaulat dalam pergaulan internasional yang menjadikan kegiatan diplomasi sebagai suatu elemen utama bagi suatu negara sebagai faktor penentu eksistensinya dalam hubungan internasional. Diplomasi merupakan proses politik untuk memelihara kebijakan luar negeri suatu Pemerintah dalam mempengaruhi kebijakan dan sikap Pemerintah negara lain (Suryokusumo, 2004). Selain itu, diplomasi merupakan salah satu praktek dalam hubungan internasional antar negara melalui perwakilan-perwakilan resmi. Kegiatan diplomasi berkaitan erat dengan pelaksanaan politik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain karena diplomasi merupakan suatu tahapan dalam menjalankan politik luar negeri suatu negara. Diplomasi merupakan proses politik suatu negara untuk mempengaruhi kebijakan dan sikap pemerintah negaralain demi kepentingan suatu negara tersebut.
Seiring dengan perkembangan zaman, dalam usaha mengejar kepentingan nasionalnya, Negara-negara tidak hanya menekankan pada kekuatan militer atau ekonomi saja melainkan juga pada kebudayaannya. Joseph, S. Nye, Jr. menyatakan bahwa sumber kekuatan sebuah Negara pasca Perang Dunia II tidak hanya bergantung pada kekuatan militer saja melainkan pada sumber lain seperti budayadan kebiasaan yang disebut Soft Power (Iqbal, 2016).
Munculnya soft power sebagai salah satu bentuk power selain hard power dalam kegiatan hubungan internasional membawa implikasi pada pelaksanaan diplomasi. Soft power menjadi tool utama diplomasi masa kini yang disebut soft diplomacy. Kecenderungan pelaksanaan soft diplomacy dengan menggunakan aplikasi soft power dianggap efektif dan efisien sehingga mudah untuk dilakukan tanpa harus menelan korban dan menghabiskan biaya besar. Seiring berubahnya paradigma aktor hubungan internasional, pelaksanaan soft diplomacy melibatkan berbagai kalangan aktor non-Pemerintahan. Oleh karena itu, soft diplomacy merupakan bentuk nyata dari penggunaan instrument selain tekanan politik, militer dan tekanan ekonomi yakni dengan mengedepankan unsur budaya dalam kegiatan diplomasi. Maka dari itu, tidak heran jika platform politik luar negeri mulai dilakukan melalui soft diplomacy (Yudhantara, 2011). Salah satu bentuk dari soft power adalah soft diplomacy yang tidak hanya menyangkut kegiatan politik saja tapi juga bersifat multi-dimensional yang menyangkut aspek ekonomi, sosial-budaya, hak asasi manusia dan lingkungan hidup yang digunakan di situasi apapun dalam hubungan antarbangsa untuk menciptakan perdamaian dalam percaturan politik global serta mencapai kepentingan nasional suatu negara. Yang mana bentuk-bentuk doplomasi yang demikian ini merupakan diplomasi yang mulai sering digunakan oleh seluruh msayarakat nternasional di era globalisasi seperti saat ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas mengenai upaya soft diplomacy yang dilakukan oleh Indonesia, khususnya dalam partisipanya sebagai tuan rumah ajang olahraga terbesar di Asia, yang dinamakan Asian Games pada tahun 2018.
Pembahasan
Diplomasi dan Soft Diplomacy
Pembahasan tentang definisi dan makna dari diplomasi secara umum seringkali dikaitkan dengan proses, aktivitas, dan negosiasi yang dilakukan secara damai oleh suatu negara dalam menjalin hubungannya dengan negara lain dengan maksud untuk mencapai tujuan nasionalnya. “Diplomacy is peaceable coercion to promote the interest of the state and nation” berdasarkan pendapat Freeman (2006). Diplomasi adalah suatu cara berhubungan antara negara yang tidak dilakukan dengan perang dalam mempromosikan kepentingan negara. Diplomasi juga bermakna mempertemukan kepentingan yang berbeda diantara negara. Sementara Hedley Bull (1997) menyatakan bahwa diplomasi adalah “states have different interest, and ... common interests have first to be identified by process of bargaining before any question of maximization of them can rise.”Melalui diplomasi maka kepentingan yang berseberangan mudah diidentifikasikan dan sebaliknya kepentingan yang sama dapat dipertemukan sehingga terjalin kerjasama (Soesilowati, 2015).
Asian Games 2018
            Asian Games merupakan ajang olah raga terbesar di kawasan Asia. Selain itu, Asian Games juga disebut sebagai permainan multi-olahraga terbesar setelah Olympic Games. Asian Games adalah acara paling bergengsi yang diselenggarakan oleh Olympic Council of Asia, dengan edisi ke-18 yang akan diadakan di Jakarta-Palembang pada tahun 2018 (Asian Games 2018, 2018). Dengan agenda pelaksanaan selama 16 hari dati tanggal 18 Agustus- 2 September 2018. Dengan setidaknya 45 negara sebagai partisipan dengan 15.000 atlit, dan lebih ari 40 cabang olah raga yang akan dilaksanakan (NOC Bulletin, 2018).
Alasan Indonesia terpilih sebagai Tuan Rumah Asian Games 2018
            Bukan alas an Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga Asian Gemes pda tahun 2018. Beberapa diantaranya yaitu sebgai berikut:
1.      Mundurnya Vietnam sebagai tuan rumah Asian Games
2.      Negara Benua Asia yang paling aman
3.      Antusias penonton yang sangat tinggi
4.      Memiliki ekonomi stabil
5.      Memiliki arena olahraga standar Internasional


Upaya Soft Diplomacy Indonesia Dalam Partisipasi Sebagai Tuan Rumah Ajang Olahraga Asian Games 2018
            Dijelaskan sebelumnya bahwa soft diplomacy merupakan sebuah diplomasi yang dilakukan secara tidak langsung, dan mengambil jalur perdamaian. Dalam hal ini Indonesia yang menjadi tuan rumah dalam ajang olahtaga Asian Games 2018, juga telah melakukan berbagai upaya soft diplomacy tersebut, hal ini ditunjukkan dengan beberapa hal seperti misalnya sebagai berikut ini:
1.       -- to be continue --

Mau dibuatkan paper seperti ini?
Atau tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy Order :)

Intervensi Militer Amerika Serikat Di Suriah




Intervensi Militer Amerika Serikat Di Suriah
Latar belakang
Konflik yang terjadi dalam sebuah negara merupakan suatu hal yang lazim terjadi di era modern dewasa ini. Berbagai perbedaan antara sebuah kelompok atau lebih, tidak jarang mengalami eskalasi dan harus diselesaikan dengan cara kekerasan seperti perang. Internal Conflict (konflik internal) seperti ini tentu memiliki metode tersendiri dalam penyelesaiannya. Begitu pula dengan konflik-konflik lainnya seperti konflik internasional yang terjadi antara dua Negara atau lebih. Konflik Internal sebuah negara adalah salah satu kasus yang sering terjadi bahkan di era modern seperti saat ini (Putra B. Andika: 2013).
Perang yang terjadi di Suriah, yang pecah pada Januari 2011, telah menelan ribuan nyawa yang tidak berdosa. Dari wakti kewaktu situasi disalah satu Negara di Timur Tengah itu terus berlanur hingga saat ini. Perang yang terjadi tersebut tidak lepas dari sorotan mata publik, bahkan telah menyita banyak perhatian dunia. Hal ini tercermin dari banyaknya pihak yang telibat dalam konflik tersebut, seperti misalnya Negara Iran, Rusia, Amerika serikat, islael, dan PBB.Secara umum, dalam perang tersenut diabagi menjadi dua  kekuatan utama. Rezim yag berkuasa di Suriah, pemimpin Presiden Bashar Al-Assad, yang didukung oleh Iran dan Rusia. Sementara kekuatan oposisi yang inginmenjatuhkan Assad, didukung oleh Amerika Serikat, Israel, serta Negara Islam di Tiur tengah seperti Arab Saudi dan Qatar, serta Negara Islam di Persia seperti Turki (Nikita Pranissa, 2014).
Pada makalah ini yang menjadi fokus utama adalah untuk mengetaui keterlibatan Amerika Serikat di bidang militer dalam konflik Suriah yang telah terjadi sejak tahun 2011 lalu dan apa alasan mereka ikut campur dalam konflk tersebut, setelah sebelumnya hanya terlibat secara pasif saja. Selain itu dalam makalah ini juga akan dibahas mengenai apa saja dampak yang ditimbulkan karena adanya serangan militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat tersebut.

Teori
1.      Intervensi
Intervensi merupakan salah satu bentuk turut campur dalam urusan Negara lain yang bersifat diktatorial, mempunyai fungsi sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa internasional. Dikatakan salah satunya karena menurut hukum internasional mengenal beberapa cara penyelesaian persengketaan internasional secara paksa, yaitu: (1) Restorsion (pembalasan setimpal); (2) Reprisal (pembalasan setimpal); (3) Pasific blockade (blokade damai); (4) Intervensi. Sedangkan menurut Cummings & Worlley (2005), intervensi terdapat beberapa jenis, diantaranya, yaitu: (1) Intervensi Stategis; (2) Intervensi Teknostruktural; (3) Humam Resourse Management Intervention; (4) Human Process Intervensi

2.      Konflik Suriah
Konflik di Suriah berawal dari sebuah protes terhadap penangkapan beberapa pelajar di kota kecil Daraa, Maret 2011. Sekitar 15 pelajar berumur antara 9-15 tahun menulis slogan-slogan anti-pemerintah di tembok-tembok kota. Slogan-slogan itu berbunyi “Rakyat menginginkan rezim turun”. Anak-anak ini diperkirakan terinspirasi oleh pergolakan di Tunisia yang menyebabkan Presiden Zainal Abidin bin Ali turun pada 14 Januari 2011, dan pergolakan Mesir yang mengakibatkan jatuhnya Presiden Hosni Mubarok pada 1 Februari 2011. Melihat aksi 15 pelajar itu, polisi Suriah yang dipimpin oleh Jendral Atef Najib, sepupu Presiden Bashir al Assad menangkap dan memanjarakan anak-anak ini (Stephen Starr. 2012: 3). 

3.      Keterlibatan Amerika Serikat
Hubungan resmi antara Amerika Serikat dengan Suriah dimulai pada tahun 1946. Setelah Kemerdekaan Suriah dari Perancis, AS mendirikan Konsulat di Damaskus dengan menunjuk George Wadsworth untuk misi Diplomatik. Hubungan AS dan Suriah sempat memburuk pada April 2003, yakni ketika AS melakukan invasi ke Irak. AS melakukan invasi ke Irak dengan alasan menghancurkan senjata pemusnah massal, memusnahkan organisasi terorisme yang menjadi musuh internasional, juga melakukan demokratisasi di Irak dengan tujuan membebaskan rakyat Irak dari rezim Saddam Husein. Namun Suriah menolak untuk bekerjasama dengan AS dan justru berbalik mendukung Irak (Vicky Fabiansyah, 2015).
Analisis
Metode analisis data dalam jurnal ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan mengkualifikasikan data-data ilmiahyang saling berkaitan sehingga dapat disusun menjadi kesimpulan yang ilmiah dan objektif. Sedangkan untuk pengumpulan data dari makalah ini menggunakan metode pengumpulan data sekunder melalui studi dokumenter. Studi dokumenter yang dimaksudkan misalnya melalui jurnal, buku, artikel ilmiah, hasil penelian, dan sumber internet. 

Pembahasan
1.      Alasan Amerika Melakukan Intervensi Militer dalam Konflik di Suriah
Kehadiran AS di Suriah bukanlah suatu kebetulan belaka, dimana AS bersimpati terhadap keadaan yang dialami masyarakat Suriah, akan tetapi lebih dari pada itu banyak kepentingan yang sesungguhnya ingin dicapai AS dengan memanfaatkan momentum terjadinya revolusi di Timur Tengah yang juga mengguncang Suriah. Menurut Zulman Bahar (2013), dari sekian banyak kepentingan yang bisa dicapai AS dengan bergolaknya Suriah terdapat dua kepentingan yang sebenarnya menjadi prioritas AS di Suriah yaitu kepentingan politik dan ekonomi.

2.      Dampak Intervensi Militer Amerika Serikat dalam Konflik di Suriah
Keterlibatan Amerika serikat dalam konflik di Suriah telah terjadi sejak konflik tersebut pecah pada tahun awal tahun 2011. Hal ini dilakukan oleh amerika Serikat untuk mencapai keperntingan tertentu seperti misalnya kepentingan politik dan ekonomi. Meskipun demikian, seperti dilansir oleh Kumparan.com (2017), Amerika Serikat menyerang Suriah dengan mengirim rudal sebanyak 60 dengan jenis tomahawk diluncurkan kapal perang AS USS Porter dengan kelas destroyer dari timur Laut Mediterania.  Puluhan rudal tersebut diluncurkan ke pangkalan udara "Syahrat" Suriah, menjadi respon aktif pertama AS dalam konflik berkepanjangan di Suriah. Serangan tersebut merupakan perintah militer Presiden Donald Trump pertama dalam masa kepresidenannya yang baru berjalan tiga bulan. Serangan tersebut dilakukan AS menyusul serangan senjata kimia pada tanggal 5 April sebelumnya, yang diperkirakan dialkukan oleh pemerintah Suriah, hingga membunuh lebih dari 80 orang di Khan Seikhoun.

Kesimpulan
Dari pebahan yang telah dilakukan maka dapat dsimpulkan bahwa alasan mengapa Amerika Serikat terlibat dalam konflik di Suriah merupakan respon aktif dari Amerika Serikat terhadap serangan serangan senjata kimia pada tanggal 5 April sebelumnya, hingga mengakibatkan lebih dari 80 orang di Khan Seikhoun, yang diduga dilakukan oleh pemerintah Suriah dan Rusia. Alasan lain juga sebagai tindakan lanjutan sejak saat Amerika Serikat masih berada dalam masa pemerintahan Presiden Obama, yang juga menolak keberadaan Presiden Al-Assad di Suriah.





Ini hanya sampel saja…
Mau tau versi lengkapnya?
Atau mau order (custom) sesuai request juga bisa


Silahkan WA/ Call ke o85868o39oo9 (Diana)
Ditunggu yaa.. Happy Order J