Analisis Kasus Hukum Akuisisi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terhadap PT Prima Top Boga




Analisis Kasus Hukum Akuisisi PT Nippon Indosari Corpindo Tbk terhadap
PT Prima Top Boga
I.                  Pendahuluan
Era globalisasi seperti sekarang ini telah membawa perkembangan serta dinamika dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tidak hanya  menimbulkan persaingan usaha yang tidak hanya menimbulkan dampak yang baik tetapi juga menimbulkan dampak yang buruk bagi perkembangan ekonomi yang ada di Indonesia. Persaingan dalam bidang ekonomi merupakan bentuk persaingan yang paling utama diantara sekian banyak persaingan antar manusia kelompok masyarakat, atau bahkan bangsa (Siswanto, 2002).
Akibat adanya persaingan usaha tersebut, pemerintah berusaha menciptakan persaingan usaha yang sehat dengan membuat peraturan dan ketentuan hukum hukum atas persaingan usaha dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Undang-undang tersebut mengatur tentang perjanjian yang dilarang, kegiatan yang dilarang, posisi dominan dan komisi yang mengawas pelaksanaannya yaitu Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disebut KPPU.
Tindakan pelaku usaha yang diatur dalam undang-undang tersebut diantaranya adalah mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan atau yang lebih dikenal sebagai merger, konsolidasi dan akuisisi. Akuisisi adalah pengambilalihan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga mengambil alih kontrol modal atas perusahaan lain (Hariyani, Sefianto, & Yustisia, 2011). Akuisisi yang dilarang dilakukan adalah akuisisi yang bertentangan atau merugikan pihak lain.
Pada tahun 2018, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk melakukan akuisisi saham terhadap PT Prima Top Boga sebanyak 50,99 persen. KPPU sebagai badan pengawas persaingan usaha di Indonesia menjatuhkan hukuman kepada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dengan denda sebesar Rp 2,8 miliar. Hal ini disebabkan karena keterlambatan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk untuk melaporkan akuisi saham mayoritas PT Prima Top Boga. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 29 UU Nomor 5 Tahun 1999 juncto Pasal 5 PP 57 Tahun 2010. Sanksi tersebut diberikan kepada PT Nippon Indosari Corpindo Tbk berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tulisan ini akan melakukan analisa terhadap kasus akuisisi yang dilakukan oleh PT Nippon Indosari Corpindo Tbk tersebut.


Ini hanya versi sampelnya saja ya...

Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^


Analisis Kasus Etika Bisnis dalam Krisis Opioid oleh Johnson & Johnson

Analisis Kasus Etika Bisnis dalam Krisis Opioid oleh Johnson & Johnson



A.    Pendahuluan
Dalam dunia bisnis, etika memainkan peran yang penting dalamperusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Hal ini disebabkan karena bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis menjadi tidak terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri. Etika menuntut agar seseorang melakukan ajaran moral tertentu karena ia sadar bahwa hal itu memang bermanfaat dan baik bagi dirinya dan orang lain (Keraf, 1998). Banyak kasus-kasus perusahaan yang kehilangan reputasinya karena cara bisnis mereka yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan etika. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus berpegang pada etika dalam menjalan setiap aktivitas bisnis karena etika bisnis tersebut dapat membantu mereka untuk berkembang dan bertahan dalam kondisi persaingan bisnis yang sehat.
Secara umum, etika bisnis adalah segala aturan yang menegaskan tindakan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam melakukan kegiatan bisnis, yang bersumber baik dari aturan tertulis maupun tidak tertulis (Fahmi, 2013). Keraf dalam Haurisa & Praptiningsih (2014) menyatakan bahwa ada lima prinsip yang harus dipahami dalam etika bisnis yaitu 1) prinsip otonomi, kemampuan seseorang dalam bertindak berdasarkan kesadaran dirinya tanpa pengaruh orang lain; 2) kejujuran, sifat terbuka dan memenuhi syarat-syarat bisnis; 3) prinsip keadilan, bersikap sama secara objektif, rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan; 4) prinsip saling menguntungkan; dan 5) prinsip integritas moral, yaitu memenuhi standar moralitas. Prinsip-prinsip tersebutlah yang menjadi indicator untuk semua perusahaan yang menjalankan bisnisnya sesuai dengan etika bisnis.
Namun, persaingan dunia bisnis yang semakin pesat dan ketat saat ini, membuat para perusahaan harus dapat menarik perhatian para konsumen dan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk-produk mereka agar mendapatkan pangsa pasar dan memenangkan persaingan tersebut. Sayangnya,banyak perusahaan yang melakukan pelanggaran etika bisnis dan bahkan tidak jarang menghalalkan segala cara untuk mencapai hal tersebut,. Hal ini disebabkan karena persaingan yang tidak sehat diantara para pebisnis yang ingin mendapatkan penguasaan pasar dan mendapatkan banyak keuntungan. Perusahaan yang memiliki produk yang bermutu, berguna untuk masyarakat, dikelola dengan manajemen yang tepat, namun tidak memiliki etika, akan membawa kerugian dan menjadi batu sandungan bagi perusahaan itu sendiri. Terkait dengan hal tersebut, salah satu kasus pelanggaran etika bisnis yang terjadiadalah kasus krisis Opioid yang dilakukan oleh salah satu produsen obat terkenal asal Amerika Serikat, Johnson & Johnson. Makalah ini akan melakukan analisa terhadap pelangaran etika bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

Kasus krisis opioid ini terjadi mulai sejak awal tahun 2000an di Oklahoma, Amerika Serikat. Menurut data US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 400.000 orang tewas akibat kecanduan opioid selama 20 tahun terakhir. Kasus krisis opioid ini merupakan kasus pertama yang masuk ke pengadilan, karena banyaknya kasus dan gugatan yang dilayangkan terhadap perusahaan pembuat dan distributor opioid. Opioid adalah suatu jenis obat penghilang rasa sakit yang sangat adiktif (Farah, 2019).

Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 
0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

Manajemen Operasi: Studi Kasus IKEA


Manajemen Operasi: Studi Kasus IKEA

1.                  Pendahuluan
Manajemen operasi merupakan pengetahuan yang berasal dari studi manajemen produksi atau manufaktur. Pada awalnya, manajemen operasi dianggap sebagai bagian dari fungsi berbeda yang menghasilkan produk dan layanan, seperti fungsi pemasaran dan akuntansi di banyak organisasi. Manajemen operasi merupakan aktivitas yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa melalui transforamsi dari input menjadi output (Heizer & Render, 2011). Di sisi lain, Supply Chain Management (SCM) mengacu pada proses mengelola jaringan bisnis yang saling berhubungan yang menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan akhir (Sandybayev, 2017). Meningkatkan produktivitas dan kualitas organisasi merupakan hal yang menjadi perhatian oleh perusahaan. Operasi organisasi menjadi semakin penting dalam perkembangannya untuk menghadapi persaingan industri global pada masa sekarang ini. Perusahaan global asal Swedia, IKEA juga tidak terlepas dari hal ini. Operasi perusahaan yang dilakukan secara global kemungkinan dapat menimbulkan manajemen operasi yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan perusahaan nasional. Tulisan ini akan melakukan tinjauan terhadap managemen operasi dan manajemen rantai pasokan yang ada di IKEA.
2.                  Kasus
IKEA merupakan retailer furnitur global yang paling sukses, dengan 276 toko di 36 negara. Ingvar Kamprad mendirikan bisnis ini pada tahun 1950-an di Swedia, ia memilih lokasi lokasi di luar kota sehingga toko akan lebih besar dan lebih murah. Teknik penjualan khusus yang digunakan IKEA yang meliputi desain tata letak toko - toko memiliki perabotan yang tertata seolah-olah berada di rumah menghasilkan pelanggan yang menghabiskan waktu lama di toko dan kemudian ingin mendesain rumahnya seperti yang ada di toko. Pada awalnya, IKEA menjual produk pemasok namun kemudian beralih merancang dan menjual produknya sendiri dengan pemasok yang membuat, mengemas, dan kemudian mengirimkan kepada pelanggan. Lebih jauh lagi, hal ini semakin rumit karena IKEA merupakan perusahaan global yang berarti proses rantai pasokannya merupakan rantai pasokan global. Proses rantai pasokan global harus dapat dikelola dengan baik oleh IKEA agar dapat memiliki keunggulan dibandingan retailer lainnya. Hal ini juga penting karena IKEA sangat mengadalkan rantai pasokan dalam operasinya. Oleh karena itu, dua masalah utama yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1)      Bagaimana manajemen operasi IKEA dapat menyelesaikan masalah kepadatan di toko; waktu tunggu dan ketersediaan produk?
2)      Bagaimana manajemen rantai pasokan global yang ideal untuk IKEA?

3.                  Pembahasan
3.1.Manajemen Operasi IKEA
Kasus diatas, menunjukkan bahwa IKEA telah menyadari betapa pentingnya manajemen operasi untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi tersebut. Pemahaman ini tampak pada bagaimana IKEA mengelola jaringan operasi yang dapat merancang, memproduksi, dan mengirimkan produk dan layanannya yang tepat untuk pasarnya. Terdapat beberapa manajemen operasi yang diterapkan oleh IKEA di dalam tokonya sehingga bisa mendapatkan kesuksesan. Manajemen operasi yang dilakukan IKEA berdasarkan pada Heizer & Render (2011) sepuluh keputusan utama dalam manajemen operasi yang harus dipertimbang perusahaan dalam melakukan produksi, yaitu desain produk, manajemen kualitas, desain proses dan desain kapasitas, lokasi, desain tata letak, sumber daya manusia dan pekerjaan, manajemen rantai pasokan, persediaan dan perencanaan bahan baku, penjadwalan jangka pendek dan menengah, dan pemeliharaan.
1)      Desain produk
IKEA melakukan desain produk berbeda dengan perusahaan lain. Perusahaan ini menggunakan desain produk untuk membuat harga yang serendah mungkin. Desainer IKEA merancang setiap produk IKEA dimulai dengan kebutuhan fungsional dan harga.
2)      Desain toko
Toko IKEA biasanya merupakan bangunan biru yang sangat besar dengan sedikit jendela dan aksen kuning. Toko-toko tersebut dirancang untuk menciptakan tata letak “satu arah” yang mengarahkan pelanggan sepanjang “jalan alami yang panjang”.
3)      Manufaktur
Meskipun produk dan perabot rumah tangga IKEA dirancang di Swedia, sebagian besar produk tersebut diproduksi di negara berkembang untuk menekan biaya produksi. Dengan pemasok di 50 negara, kira-kira 2/3 dari pembelian berasal dari Eropa dengan sekitar 1/3 dari Asia. Sejumlah kecil produk diproduksi di Amerika Utara.
4)      Distribusi
Distribusi merupakan bagian yang penting dari IKEA. Saat ini terdapat sekitar 10.000 produk IKEA diproduksi oleh 1.600 pemasok dan diangkut ke 186 toko IKEA di seluruh dunia, seringkali melalui salah satu dari gudang dan pusat distribusi 27 centra l perusahaan. Perhatian utama IKEA dalam hal distribusi adalah bagaimana membuat rute dari pabrik ke pelanggan yang sesingkat mungkin.
Keberhasilan IKEA didasarkan pada kapasitas untuk memberikan manfaat kepada pelanggan dengan tetap mempertahankan kepemimpinan berbiaya rendah dan masih mencapai margin laba yang cukup untuk diinvestasikan kembali dalam penelitian dan pengembangan (Pires, 2017). IKEA beroperasi dengan tujuan utama untuk merasionalisasi dan menyederhanakan distribusi. Hal ini dilakukan dengan perhitungan setepat mungkin tehadap berapa banyak produk yang akan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang berakibat pada pengurangan biaya yang tidak perlu terutama dalam hal produksi dan pergudangan.
3.2. Manajemen rantai pasokan
Pengelolaan rantai pasokan secara global merupakan salah satu tantangan strategis terbesar bagi manajer pembelian dan persediaan. Tekanan yang meningkat untuk mengurangi biaya menyebabkan perusahaan untuk mengalihkan sumber dari pemasuk lokal menjadi pemasok berbasis negara berbiaya rendah (Hultman, Hertz, Johnsen, & Johnsen, 2009). Terdapat empat bidang keputusan berbeda yang harus dianalisa dalam dalam setiap strategi yang efektif, yaitu Lingkungan, Sumber Daya, Tujuan dan Umpan Balik.
1)      Lingkungan
Pesaing utama perusahaan IKEA terdiri dari toko furnitur ritel dan online. Beberapa perusahaan internasional yang merupakan pesaing utama dari IKEA adalah The One, Home Depot, dan Pottery Barn, sedangkan pesaing yang berada dalam ranah online adalah Amazon dan Alibaba Group.
2)      Sumber daya
Toko atau gerai milik perusahaan yang berada di seluruh dunia memiliki fitur yang memungkinkan perusahaan dan pelanggan mendapat manfaat melalui kegiatan belanja. Selain itu, IKEA memiliki 27 kantor layanan perdagangan di 23 negara, 33 pusat distribusi dan 15 pusat distribusi pelanggan di 17 negara dan 43 unit produksi industri di 11 negara.
3)      Tujuan
Jika diperhatikan, mayoritas toko milik perusahaan terletak di negara-negara yang maju secara ekonomi di Eropa, Amerika, Asia, dan Timur Tengah, dan dengan demikian berfokus pada operasi di pasar yang sangat menguntungkan. Dalam konteks ini, perusahaan mengembangkan strateginya sesuai dengan pasar dimana toko tersebut beroperasi, dan juga berkonsentrasi menyelaraskan operasi globalnya dengan tujuan ekspansi dan perolehan laba.
4)      Umpan balik
Strategi IKEA yang berpusat pada pelanggan mencakup mendapatkan umpan balik dari pelanggan secara terus-menerus. Hal ini membantu perusahaan untuk dapat mengidentifikasi kekuatan dan kekurangannya sehingga memenuhi persyaratan beragam segmen pelanggan dan memastikan kepuasan pelanggan.
Gambar 1. Proses perencanaan rantai pasokan global IKEA (Sandybayev, 2017)
Proses rantai pasokan IKEA yang digambarkan pada Gambar 1 diatas menggambarkan bahwa operasi dilakukan melalui tahapan yang berbeda. Ini melibatkan sektor primer, sekunder dan tersier yang masing-masing terlibat dalam pengadaan bahan baku, manufaktur, distribusi, dan penjualan eceran ke konsumen akhir.
4.                  Kesimpulan
Manajemen operasi IKEA telah dilakukan dengan baik dengan menerapkan desain produk, desain toko, manufaktur serta distribusi yang dilakukan berdasarkan konsep IKEA yang berbeda dari perusahaan retail furnitur yang lain. Manajemen rantai pasokan global yang digunakan IKEA dirancang berdasarkan analisa terhadap empat bidang keputusan strategi yaitu lingkungan, sumber daya, tujuan dan umpan balik. Berdasarkan hal tersebut IKEA beroperasi dengan tujuan utama untuk merasionalisasi dan menyederhanakan distribusi sehingga IKEA menjadi perusahaan yang mempertahankan kepemimpinan sebagai penyedia furnitur rumah tangga berbiaya rendah dan tetap mencapai margin laba yang cukup untuk diinvestasikan kembali dalam penelitian dan pengembangan untuk kemajuan selanjutnya perusahaan.



Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

Skandal Emisi Volkswagen


Skandal Emisi Volkswagen
A.    Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, konservasi dan lingkungan berkelanjutan menjadi perhatian penting bagi negara-negara di dunia. Fenomena alam seperti globalisasi dan juga pencemaran lingkungan seperti polusi gas emisi telah dipertimbangkan oleh sejumlah besar lembaga perlindungan lingkungan. Fakta bahwa alat transportasi berbahan bakar fosil menjadi salah satu faktor utama pemanasan global membuat standar emisi kendaraan bermotor tak terelakkan. Standar emisi baru menimbulkan kesulitan besar bagi para pembuat mobil yang memproduksi mobil diesel hemat bahan bakar untuk pasar mobil Amerika Serikat. Salah satu pemain pasar dalam industri mobil adalah Volkswagen. Akan tetapi pada 18 September 2015, EPA Amerika Serikat mengeluarkan pemberitahuan bahwa perusahaan mobil Jerman Volkswagen (VW) Group telah melakukan pelanggaran pada Undang-Undang Udara Bersih (Clean Air Act) dan memerintahkan penarikan hampir setengah juta kendaraan (Mansouri, 2016; Bhaskaran & Bandyopadhyay, 2018).
EPA meminta Volkswagen untuk memberikan rencana penarikan kendaraan pada 26 April 2016. Hal ini mengejutkan bagi para pemegang saham dan investor Volkswagen di seluruh dunia yang berdampak pada anjloknya harga saham di semua bursa saham terkemuka. Hal ini meninggalkan tanda tanya besar pada praktik tata kelola perusahaan dan ekuitas merek Volkswagen dan dinilai akan memiliki dampak serius pada penjualan mobil Volkswagen di tahun-tahun mendatang dan kelangsungan keuangan perusahaan secara keseluruhan (Bhaskaran & Bandyopadhyay, 2018). Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka tulisan ini akan membahas tentang kasus uji emisi Volkswagen, dampak dari kasus uji emisi Volkswagen tersebut, serta strategi yang dilakukan oleh Volkswagen dalam menghadapi krisis yang disebabkan oleh kasus uji emisi tersebut.
B.     Pembahasan
1.      Kasus uji emisi Volkswagen
Pada 18 September 2015, EPA Amerika telah mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa Volkswagen telah memasang piranti lunak tertentu yang dapat menipu standar emisi bahan bakar pada mesin diesel 4-silinder. Tuduhan EPA tertuju pada Volkswagen AG, Audi AG, dan Volkswagen Group of Amerika. Perangkat lunak yang disebut “defeat device” oleh EPA ini disematkan pada model diesel Volkswagen dan Audi produksi tahun  2009-2015. Seperti yang telah diungkapkan dalam Notice of Violation dari EPA, perangkat lunak itu punya algoritma tertentu yang dapat mendeteksi mobil saat menjalani proses uji emisi bahan bakar. Dalam proses tersebut, gas buang dikontrol agar dapat keluar sesuai dengan standar dalam regulasi (Saragih, 2015).

Gambar 1. Cara kerja perangkat lunak “defeat device” Volkswagen menipu uji emisi
Sumber: Gates, Ewing, Russell, & Watkins (2017)
Masalahnya kemudian diketahui ketika University of West Virginia secara tidak sengaja menemukan bahwa mobil yang diuji memancarkan gas NOx hingga 40 kali lipat dari batas yang diizinkan. Waktu dan biaya yang terlibat dalam penarikan dan perbaikan kendaraan akan sangat besar dan mungkin berakibat fatal bagi keberadaan perusahaan. Setiap negara, tempat pengaduan diajukan ke badan pengatur, akan memberikan masing-masing pengaduan dengan caranya sendiri dengan denda dan hukuman; dampak keseluruhan dari ini pada perusahaan akan sangat tinggi (Bhaskaran & Bandyopadhyay, 2018).
2.      Dampak kasus uji emisi Volkswagen
Sejak kasus uji emisi tersebut terungkap publik, perusahaan telah kehilangan hampir 38% dalam kapitalisasi pasar dan turun ke posisi keempat dalam daftar perusahaan mobil papan atas. Hal ini menyebabkan hilangnya kredibilitas yang substansial. Peringkat kredit perusahaan telah diturunkan peringkatnya. Moody’s, S&P dan Fitch telah memberikan pandangan negatif pada peringkat kredit mereka untuk Volkswagen. Untuk menutupi perbaikan kendaraan, penalti dan tuntutan hukum, perusahaan akan menelan kerugian sebesar 35 miliar euro ($40 miliar). Perusahaan mungkin menjual saham di pasar jika biaya tunai skandal melampaui batas. Para pembuat mobil mungkin harus menghabiskan miliaran euro untuk memperbaiki masalah nitrogen dioksida pada mobil diesel, yang dianggap penting untuk memenuhi aturan emisi karbon. Pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan cenderung meningkat karena produsen menghadapi peraturan baru dan ketat (Goel, 2015).
3.      Strategi Volkswagen mengatasi krisis dari skandal emisi
Menanggapi krisis yang terjadi akibat skandal emisi diesel, manajemen Volkswagen, dalam siaran pers pada bulan Desember 2015, menetapkan perubahan organisasi utama yang direncanakan untuk meminimalkan risiko kesalahan serupa di masa depan. Perubahan terebut mencakup melembagakan keselarasan baru yang komprehensif yang mempengaruhi struktur grup, serta cara berpikir dan tujuan strategisnya. Dalam struktural, Volkswagen mengubah komposisi Dewan Manajemen Grup untuk memasukkan orang yang bertanggung jawab atas Departemen Integritas dan LegalAffairs sebagai anggota dewan. Di masa depan, perusahaan ingin memberikan yang lebih penting bagi digitalisasi, yang akan dilaporkan langsung kepada Ketua Dewan Manajemen, dan bermaksud memberikan lebih banyak kebebasan untuk merek dan divisi melalui manajemen yang lebih terdesentralisasi. Dengan pandangan untuk memulai pola pikir baru, manajemen Volkswagen menyatakan bahwa mereka ingin menghindari yes-men dan untuk mendorong manajer dan teknisi yang ingin tahu, mandiri, dan perintis (Crête, 2016).
C.    Kesimpulan
Tahun 2015 EPA Amerika mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa Volkswagen telah memasang piranti lunak tertentu yang dapat menipu standar emisi bahan bakar pada mesin diesel 4-silinder. Sebagai dampak dari skandal emisi diesel tersebut, Volkswagen mengalami penurunan dalam angka penjualan, laba, hingga harga saham. Menanggapi krisis yang terjadi akibat skandal emisi diesel, manajemen Volkswagen, dalam siaran pers pada bulan Desember 2015, menetapkan perubahan organisasi utama yang direncanakan untuk meminimalkan risiko kesalahan serupa di masa depan. Dengan kepemimpinan baru, restrukturisasi perusahaan, dan evolusi strategi perusahaan, Volkswagen berusaha untuk bergerak cepat menjauh dari skandal emisi diesel dan mendefinisikan kembali perusahaan dalam istilah yang sangat berbeda. Strategi baru Volkswagen lebih diarahkan pada elektrifikasi. Dengan menempatkan penekanan strategis baru mereka pada tiga cabang elektrifikasi, konektivitas dan mobilitas, perusahaan memahami tren terbaru di industri dan menciptakan merek baru dalam proses tersebut. Pendekatan ini dinilai berhasil karena banyak pelanggan telah kembali dan angka penjualan terus meningkat.


Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

Motivation And Organizational Behavior At Marriott International


Motivation And Organizational Behavior At Marriott International

A.    Pendahuluan
Sepanjang lebih dari 80 tahun sejarahnya, Marriott Internasional telah membangun reputasi melalui beragam kualitas, keunggulan layanan, inovasi, dan integritas. Hari ini, Marriott memimpin industri penginapan global dalam banyak hal, dibuktikan dengan premi RevPAR yang terkemuka di industri perhotelan. Marriott International beroperasi di tiga segmen bisnis: Layanan Penuh Amerika Utara, Layanan Terbatas Amerika Utara, dan Internasional. Perusahaan ini juga mengoperasikan, memasarkan, dan mengembangkan properti perumahan dan menyediakan layanan untuk asosiasi pemilik rumah/kondominium (Reuters, 2019). Lebih dari itu, pada bulan Oktober tahun 2018 lalu, Marriott International sekali lagi dinobatkan sebagai Perusahaan Terbaik di Asia Pasifik oleh Aon plc (NYSE: AON).Berdasarkan hal ini, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa yang menjadi dasar kesuksesan Marriot untuk mendapatkan prestasi yang demikian. Komitmen terhadap karyawan merupakan hal yang laing diutamakan oleh Marriot, oleh sebab itulah, dalam makalah ini akan dibahas menganai motivasi dan perilaku organisasi Marriott dalam menjalin hubungan yang baik dengan param pegawainya.
B.     Pembahasan
Kesuksesan Marriott dalam industri perhotelan tentu merupakan hasil dari kerja keras dan komitmen yang kuat selama bertahun-tahun. Marriott, yang juga dikenal dengan nama Marriott Intertational Inc., atau juga yang Hotel JW dibangun dengan kiat bisnis sederhana, yaitu memelihara hubungan baik dengan pegawainya (Seldin, 2011). Mengenai hal ini, Bill Marriott mengatakan bahwa:
Memelihara hubungan baik dengan pegawai, sehingga mereka juga menjaga hubungan baik dengan pelanggan hotel. Prinsip ini diberlakukan di seluruh dunia. Tidak peduli di negara mana kita berada, setiap orang suka diperlakukan dengan hangat, dihargai, dan makan hidangan enak. Orang ingin mendapat pengalaman bagus,” (Seldin, 2011).
Motivasi adalah faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri. Dalam hal ini, seorang pegawai memerlukan suatu motivasi untuk mendorongnya melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan perusahaan ditempat mereka bekerja. Sebab pada dasarnya pegawai merupakan sumberdaya manusia milik organisasi atau perusahaan. Dan bersamaan dengan itu, sumber daya manusia (SDM) sangat penting bagi perusahaan atau organisasi apapun, sebab mereka memiliki peran sebagai penggerak seluruh aktifitas dalam mengola, mengatur, dan menjalankan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. 
Dalam hal ini, Marriot juga memiliki pandangan yang sama akan pentingnya motivasi. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Bill Marriott dalam suatu kesempatan bahwa:
Beri dorongan kepada para karyawan, latih mereka, tunjukkan kepedulian anda kepada mereka, dan jadikan mereka pemenang. Di Hotel Marriott, kami tahu bawa jika kami memperlakukan para karyawan dengan benar, amka merekan akan memperlakukan pelanggan dengan benar, dan jika pelanggan diperlakukan dengan benar, mereka akan kembali (suatu saat akan memilih menggunakan jasa perhotelan di Marriott lagi)” (Wijaya, Purnomolastu, & Tjahjoanggoro, 2015).
Berikut ini merupakan beberapa motivasi yang diberikan oleh Marriott terhadap pegawai mereka sebagai bukti bahwa mereka menjalin hubungan yang baik dengan pegawainya, sehingga sebagai agantinya, para pegawai ini akan menjalin hubungan yang baik dengan para pelangga mereka juga, yang mana ini merupakan komitmen kuat Marriott dalam menjalankan bisnis mereka selama ini, dan sudah tertanan sejak  bisnis perhotelan mereka didirikan. Motivasi yang dimaksud tersebut diantaranya adalah (Marriott, n.d.):
...............
Dalam hal ini, melalui beberapa motivasi yang dilakukan oleh perusahaan, ini dapat dikatakan bahwa Marriott memang mendorong perilaku organisasi yang positif. Beberapa contoh bagaimana mereka menunjukkan ini adalah melalui penghargaan karyawan dan dengan berfokus pada kepuasan karyawan. Mereka mengerti bahwa jika mereka menjaga pegawai, maka para pegawai ini akan menjaga pula para tamu, dan membentuk hubungan yang positif. Selain itu, untuk menjaga pegawai mereka, Marriott juga berfokus pada pelatihan, pengembangan dan mempertahankan para rekan, menciptakan tenaga kerja yang setia dan bersemangat, yang berkomitmen untuk menawarkan layanan dan pengalaman terbaik kepada para tamu (Wahana Riau, 2018). Dengan ini terbukti bahwa pada dasarnya Marriott senantiasa untuk mendorong perilaku organisasi yang positif, khususnya perilaku positif dari pada pegawai, sehingga mereka bisa bekerja secara maksimal untuk melakukan pekerjaan mereka secara produktif dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan. Termasuk didalamnya dalah memuaskan kebutuhan pelanggan.
C.    Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dismpilkan bahwa Marriot merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri perhotelan yang sangat terkenal duu dunia dan telah diakui prestasinya. Sehubungan dengan hal ini, untuk meraih kesuksesaanya seperti yang sekarang Marriott memegang komitmen atau prinsip yang kuat, dimana ini menjadi sebuah dasar untuk memotivasi pegawainya sekaligus dapat menciptakan suatu perilaku organisasi yang positif melalui perilaku pegawainya. Komitmen ini adalah bahwa mereka senantiasa memelihara hubungan baik dengan pegawai, sehingga mereka juga menjaga hubungan baik dengan pelanggan hotel. Dalam hal ini, upaya dalam menjaga hubungan yang baik dengan pegawainnya ini, Marriott berfokus pada pelatihan, pengembangan dan mempertahankan para rekan, menciptakan tenaga kerja yang setia dan bersemangat, yang berkomitmen untuk menawarkan layanan dan pengalaman terbaik kepada para tamu (Wahana Riau, 2018). Oleh sebab itu, bersamaan dengan hal ini, Marriott juga memberikan motivasi terhadap pada pegawainya, sehingga memunculkan perilaku organisasi yang baik pula.



Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^

Analisis Kasus Etika Bisnis dalam Proyek Pengerjaan Meikarta oleh Group Lippo


Analisis Kasus Etika Bisnis dalam Proyek Pengerjaan Meikarta oleh Group Lippo

Pendahuluan
Bisnis adalah fenomena modern yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Bisnis dilakukan oleh manusia dengan manusia yang berarti norma atau nilai-nilai yang baik terbawa dalam kehidupan bisnis. Dalam praktik seorang pebisnis lebih suka menggunakan / berhubungan dengan perusahaan yang baik kualitasnya dalam segala aspeknya. Bisnis merupakan proses negosiasi antara dua pihak atau lebih yang dilakukan dengan tujuan untuk mecapai kesepakatan bersama yang bermotif untuk mendapat keuntungan (Sinaulan, 2016). Dalam perkembangnnya, dunia bisnis memang menjadi salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, khususnya kehidupan dalam perspektif ekonomi. Bisnis seringkali menjadi salah satu sumber mata pencaharian utama yang memiliki potensi luas biasa jika dibandingkan dengan profesi lainnya, sehingga tidak heran jika dunia bisnis terus mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu (Rachman, Setyawan, & Rahmi, 2018).

Hubungan Diplomatik antara Indonesia dengan Korea Selatan: Kerja Sama di Bidang Manufaktur


Hubungan Diplomatik antara Indonesia dengan Korea Selatan: Kerja Sama di Bidang Manufaktur
A.    Latar Belakang
Salah satu bentuk dari interaksi dalam hubungan internasional adalah kerjasama internasional. Kerjasama internasional bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral maupun multilateral guna mencapai tujuan nasional. Dalam menjalankan kerjasama antar negara pun juga harus mencakup interaksi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, termasuk kerjasama antara Indonesia dengan Korea Selatan. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan sendiri dimulai dengan hubungan tingkat konsuler pada tahun 1966 yang diawali dengan penandatangan persetujuan konsuler. Kantor Konsulat Jendral Republik Korea di Jakarta dibuka secara resmi pada tanggal 1 Desember 1966. Kunjungan negara yang dilakukan oleh Indonesia dan Korea Selatan ini pun juga sering dilakukan oleh para pemimpin politik, ekonomi, sosial, dan budaya dari masing-masing negara setelah tercetusnya hubungan konsuler tersebut (Afriantari & Putri, 2017; Syarief, 2016).


PRODUKSI BUSANA


1.      PENDAHULUAN

Busana merupakan salah satu hal pokok dalam kehidupan yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Berbusana kini bukan sekedar mengenakan pakaian, pilihan busana yang tepatsesuai dengan kesempatan dan kepribadian pemakainya menjadikan penampilanseseorang menjadi lebih mengesankan. Hal ini karena dalam berbusana pada hakikatnya manusia selalu menuntut dua nilai sekaligus, yaitu nilai jasmani berupa nyaman dipakai, dan nilai rohani yang berupa keindahan dan keanggunan (Lanawati & Soekarno, 2004). Model busana yang datang dari dunia kuno, dunia klasik, dunia Eropa maupun dunia barat dapat memberikan konstribusi pada perkembangan desainbusana yang ada pada saat ini. Dalam tulisan ini, akan diberikan penjelasan mengenai desain beserta perkembangannya. Kemudian akan diberikan pula analisis mengenai desain, bahan, hiasan, pola, teknik jahit, beserta penyelesaian desain tersebut.

2.      PEMBAHASAN

2.1.   Desain dan Perkembangannya

Dalam sejarah mode, pada abad permulaan masehi, di mana hubungan antar-negara belum berkembang luas dan masyarakatnya hidup terisolir, perhatian terhadap perkembangan busana dari negara lain masih sangat kurang. Baru pada tahun 1500-1600, ketika tiba zaman Renaisans atau disebut juga zaman kelahiran kembali di Eropa yang ditandai timbulnya kembali perhatian pada kesusastraan klasik, berkembangnya seni dan sastra baru serta munculnya ilmu pengetahuan modern, perkembangan dunia mode pun berjalan pesat. Berdasarkan sejarah busana, dalam kurun waktu tertentu selalu ada aliran baru, sehingga desain busana dan jenis bahan tekstil pun selalu berubah juga. Dalam konteks bisnis, untuk memberi tempat bagi hasil busana dari aliran baru, maka sering kali diadakan sale atau obral, atau cuci gudang di toko pakaian maupun department store. Pengaruh perubahan yang terus-menerus dalam bidang mode busana menyebabkan pembuatan busana tidak ada hentinya.

Gambar 1. Timeline desain busana dari dekade ke dekade
Jika ditilik, dari dekade ke dekade hingga saat ini ada beberapa perbedaan utama dalam tren desain busana terutama busana wanita yaitu:
…..

2.2.   Analisis Desain

2.2.1.      Proses Desain

Dalam pembuatan desain busana terdapat beberapa tahapan berpikir agar mendapatkan hasil rancangan busana yang baik. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut(Lanawati & Soekarno, 2004).
1.      Bentuk Sketsa Busana
2.      Anatomi Tubuh atau Ilustrasi Sketsa
3.      Proses Penwujudan Busana

2.2.2.      Pemilihan Bahan

Untuk memastikan kemungkinan sifat suatu bahan, harus diketahui isian dan penyempurnaan bahan tersebut, juga seberapa banyak bahan itu akan menyusut dan bagaimana perneliharaannya(Poespo, 2006):
1.      Tenunan harus kuat.
2.      Tenunan harus seragam.
3.      Isian benang harus bertemu dengan tepi kain (Selvage) pada sudut yang tepat.
4.      Warna celupan harus rata dan kelihatan segar.
5.      Warna Print harus rata, tanpa titik-titik putih (tidak diwarnai) nampak melaluinya.

2.2.3.      Pola Busana

Dalam proses pembuatan busana, khususnya pada pembuatan pola dan pecah pola, orang dengan bentuk tubuh di luar normal (terutama gemuk) dan orang dengan bentuk tubuh menyimpang atau sering disebut displastis memerlukan perlakuan khusus.Untuk menggambar pola konstruksi dengan sistem atau metode apa pun yang dipilih memerlukan berbagai macam ukuran badan. Jenis ukuran yang diperlukan serta cara mengambil ukuran pada setiap sistem atau metode konstruksi pola busana, mempunyai kekhususan masing-masing.

2.2.4.      Teknik Penjahitan

Dalam teknik menjahit busana terdapat berbagai jenis tusuk atau stitch. Tusuk jelujur biasa/build stitch dimulai dari kanan ke kiri, jarak tusuk tidak ditentukan. Tusuk jelujur dengan jarak tertentu/busting stitch dimulai dari kanan ke kiri, jarak tusuk ditentukan/diatur. Tusuk jelujur renggang/tailored stitch dipakai untuk mengutip pola pada dua helai kain/pengganti rader. Tusukjelujurkecil-kecil/holdingstitch/running stitch dipakai untuk membuat kerutan. Tusuk tikam jejak/backstitch sebagai pengganti tusuk mesin dan pasang ritsleiting. Tusuk piquer/pad stitch dipergunakan untuk memasang bantalan bahu jas, rambut kuda, dan bahan pelapis dari mantel. Tusuk flanel/crossed stitch dipakai untuk penyelesaian kampuh dan kelim pada bahan yang , melar dan bahan yang diobras (mengesum)(Boedijono, 2013).

2.2.5.      Penyelesaian/Finishing

Menyelesaikan adalah pekerjaan akhir sampai busana siap pakai. Sebagai contoh, tahap penyelesaian busana kemeja lengan pendek adalah sebagai berikut(Sukamto, 2003).
1.      Membuat lubang kancing pada garis tengah muka bagian kiri badan.
2.      Memasang kancing pada garis tengah muka bagian kanan.
3.      Pada tiap tahap pekerjaan menjahit, busana harus disetrika supaya bentuknya kelihatan baik dan rata. Setelah selesai seluruhnya, disetrika kembali, yang dimulai dari bagian dalam (buruk), terutama kampuh-kampuh, kemudian ke bagian luar (baik).
4.      Melipat atau menggantungkan.

3.      KESIMPULAN

Dalam tulisan ini telah diberikan penjelasan mengenai desain beserta perkembangannya. Selain itu, telah diberikan pula analisis mengenai desain, bahan, hiasan, pola, teknik jahit, beserta penyelesaian desain tersebut.Berdasarkan sejarah busana, dalam kurun waktu tertentu selalu ada aliran baru, sehingga desain busana dan jenis bahan tekstil pun selalu berubah juga. Dalam konteks bisnis, untuk memberi tempat bagi hasil busana dari aliran baru, maka sering kali diadakan sale atau obral, atau cuci gudang di toko pakaian maupun department store. Pengaruh perubahan yang terus-menerus dalam bidang mode busana menyebabkan pembuatan busana tidak ada hentinya. Dari sisi produksi, dalam pembuatan desain busana terdapat beberapa tahapan berpikir agar mendapatkan hasil rancangan busana yang baik. Tahapan-tahapan tersebut adalah mempertimbangkan bentuk sketsa busana, anatomi tubuh atau ilustrasi sketsa, dan proses penwujudan busana.

Ini hanya versi sampelnya saja ya...

Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^