PRODUKSI BUSANA


1.      PENDAHULUAN

Busana merupakan salah satu hal pokok dalam kehidupan yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Berbusana kini bukan sekedar mengenakan pakaian, pilihan busana yang tepatsesuai dengan kesempatan dan kepribadian pemakainya menjadikan penampilanseseorang menjadi lebih mengesankan. Hal ini karena dalam berbusana pada hakikatnya manusia selalu menuntut dua nilai sekaligus, yaitu nilai jasmani berupa nyaman dipakai, dan nilai rohani yang berupa keindahan dan keanggunan (Lanawati & Soekarno, 2004). Model busana yang datang dari dunia kuno, dunia klasik, dunia Eropa maupun dunia barat dapat memberikan konstribusi pada perkembangan desainbusana yang ada pada saat ini. Dalam tulisan ini, akan diberikan penjelasan mengenai desain beserta perkembangannya. Kemudian akan diberikan pula analisis mengenai desain, bahan, hiasan, pola, teknik jahit, beserta penyelesaian desain tersebut.

2.      PEMBAHASAN

2.1.   Desain dan Perkembangannya

Dalam sejarah mode, pada abad permulaan masehi, di mana hubungan antar-negara belum berkembang luas dan masyarakatnya hidup terisolir, perhatian terhadap perkembangan busana dari negara lain masih sangat kurang. Baru pada tahun 1500-1600, ketika tiba zaman Renaisans atau disebut juga zaman kelahiran kembali di Eropa yang ditandai timbulnya kembali perhatian pada kesusastraan klasik, berkembangnya seni dan sastra baru serta munculnya ilmu pengetahuan modern, perkembangan dunia mode pun berjalan pesat. Berdasarkan sejarah busana, dalam kurun waktu tertentu selalu ada aliran baru, sehingga desain busana dan jenis bahan tekstil pun selalu berubah juga. Dalam konteks bisnis, untuk memberi tempat bagi hasil busana dari aliran baru, maka sering kali diadakan sale atau obral, atau cuci gudang di toko pakaian maupun department store. Pengaruh perubahan yang terus-menerus dalam bidang mode busana menyebabkan pembuatan busana tidak ada hentinya.

Gambar 1. Timeline desain busana dari dekade ke dekade
Jika ditilik, dari dekade ke dekade hingga saat ini ada beberapa perbedaan utama dalam tren desain busana terutama busana wanita yaitu:
…..

2.2.   Analisis Desain

2.2.1.      Proses Desain

Dalam pembuatan desain busana terdapat beberapa tahapan berpikir agar mendapatkan hasil rancangan busana yang baik. Tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut(Lanawati & Soekarno, 2004).
1.      Bentuk Sketsa Busana
2.      Anatomi Tubuh atau Ilustrasi Sketsa
3.      Proses Penwujudan Busana

2.2.2.      Pemilihan Bahan

Untuk memastikan kemungkinan sifat suatu bahan, harus diketahui isian dan penyempurnaan bahan tersebut, juga seberapa banyak bahan itu akan menyusut dan bagaimana perneliharaannya(Poespo, 2006):
1.      Tenunan harus kuat.
2.      Tenunan harus seragam.
3.      Isian benang harus bertemu dengan tepi kain (Selvage) pada sudut yang tepat.
4.      Warna celupan harus rata dan kelihatan segar.
5.      Warna Print harus rata, tanpa titik-titik putih (tidak diwarnai) nampak melaluinya.

2.2.3.      Pola Busana

Dalam proses pembuatan busana, khususnya pada pembuatan pola dan pecah pola, orang dengan bentuk tubuh di luar normal (terutama gemuk) dan orang dengan bentuk tubuh menyimpang atau sering disebut displastis memerlukan perlakuan khusus.Untuk menggambar pola konstruksi dengan sistem atau metode apa pun yang dipilih memerlukan berbagai macam ukuran badan. Jenis ukuran yang diperlukan serta cara mengambil ukuran pada setiap sistem atau metode konstruksi pola busana, mempunyai kekhususan masing-masing.

2.2.4.      Teknik Penjahitan

Dalam teknik menjahit busana terdapat berbagai jenis tusuk atau stitch. Tusuk jelujur biasa/build stitch dimulai dari kanan ke kiri, jarak tusuk tidak ditentukan. Tusuk jelujur dengan jarak tertentu/busting stitch dimulai dari kanan ke kiri, jarak tusuk ditentukan/diatur. Tusuk jelujur renggang/tailored stitch dipakai untuk mengutip pola pada dua helai kain/pengganti rader. Tusukjelujurkecil-kecil/holdingstitch/running stitch dipakai untuk membuat kerutan. Tusuk tikam jejak/backstitch sebagai pengganti tusuk mesin dan pasang ritsleiting. Tusuk piquer/pad stitch dipergunakan untuk memasang bantalan bahu jas, rambut kuda, dan bahan pelapis dari mantel. Tusuk flanel/crossed stitch dipakai untuk penyelesaian kampuh dan kelim pada bahan yang , melar dan bahan yang diobras (mengesum)(Boedijono, 2013).

2.2.5.      Penyelesaian/Finishing

Menyelesaikan adalah pekerjaan akhir sampai busana siap pakai. Sebagai contoh, tahap penyelesaian busana kemeja lengan pendek adalah sebagai berikut(Sukamto, 2003).
1.      Membuat lubang kancing pada garis tengah muka bagian kiri badan.
2.      Memasang kancing pada garis tengah muka bagian kanan.
3.      Pada tiap tahap pekerjaan menjahit, busana harus disetrika supaya bentuknya kelihatan baik dan rata. Setelah selesai seluruhnya, disetrika kembali, yang dimulai dari bagian dalam (buruk), terutama kampuh-kampuh, kemudian ke bagian luar (baik).
4.      Melipat atau menggantungkan.

3.      KESIMPULAN

Dalam tulisan ini telah diberikan penjelasan mengenai desain beserta perkembangannya. Selain itu, telah diberikan pula analisis mengenai desain, bahan, hiasan, pola, teknik jahit, beserta penyelesaian desain tersebut.Berdasarkan sejarah busana, dalam kurun waktu tertentu selalu ada aliran baru, sehingga desain busana dan jenis bahan tekstil pun selalu berubah juga. Dalam konteks bisnis, untuk memberi tempat bagi hasil busana dari aliran baru, maka sering kali diadakan sale atau obral, atau cuci gudang di toko pakaian maupun department store. Pengaruh perubahan yang terus-menerus dalam bidang mode busana menyebabkan pembuatan busana tidak ada hentinya. Dari sisi produksi, dalam pembuatan desain busana terdapat beberapa tahapan berpikir agar mendapatkan hasil rancangan busana yang baik. Tahapan-tahapan tersebut adalah mempertimbangkan bentuk sketsa busana, anatomi tubuh atau ilustrasi sketsa, dan proses penwujudan busana.

Ini hanya versi sampelnya saja ya...

Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke

WA 0882-9980-0026
(Diana)

Happy order kakak ^^