LATAR BELAKANG
Tony Fernandes adalah seorang Chief Executive Officer (CEO) maskapai penerbangan Air Asia, yang melakukan perubahan revolusioner bisnis penerbangan. Pilihannya pada konsep penerbangan murah diilhami oleh easyJet, Ryanair di Eropa, lalu pendahulu mereka yaitu Southwest Airlines di AS. Saat proposal konsep penerbangan murah diajukan kepada Perdana Menteri Malaysia, waktu itu Dr. Mahathir Mohamad, beliau mendukung, tetapi syaratnya harus mengakuisisi maskapai yang ada, karena ijin baru telah ditutup. Namun tidak berapa lama Tony dapat kabar bahwa Asia Air yang awalnya milik seorang bangsawan kaya Malaysia sedang menuju kebangkrutan, akan dijual. Maka, dengan hanya 1 Ringgit Malaysia (Rp 2500) maskapai itu dibeli. Untuk itu dia dapat dua pesawat Boeing 737-300, tapi harus menanggung hutangnya yang hampir Rp 100 milyar.
Konsep penerbangan murahnya ternyata berhasil. Dalam waktu tujuh bulan (Desember 2002) dia sudah memperoleh pemasukan Rp 282,5 milyar, membukukan keuntungan Rp 48,5 milyar, dengan 1,1 juta penumpang.Dengan sukses ini tantangan yang menghadang di depan adalah persaingan dengan Malaysia Air Service (MAS), maskapai milik pemerintah Malaysia, seperti Garuda di Indonesia. Untuk itu Tony memilih untuk membuka rute penerbangan regional, ke Thailand dan Indonesia. Dan ini tantangan yang tidak mudah. Berbagai strategi dan cara dia tempuh hingga akhirnya berhasil. Ini terjadi setelah dia mendirikan perusahaan Air Asia Thailand, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Thaksin, Perdana Menteri Thailand saat itu.
Untuk masuk ke Indonesia Air Asia ‘beruntung,’ karena saat itu ada Awair yang kebetulan diambang kebangkrutan. Tony membelinya sebagai ‘pintu masuk’ ke Indonesia. Dengan demikian maka tercapailah tujuannya menjadi maskapai penerbangan murah skala regional. Sebelum masuk ke Singapura, Tony masih harus memantapkan posisinya di Malaysia sendiri. Sebagai maskapai penerbangan murah (LCC) efisiensi adalah hal pokok. Karena itu Air Asia perlu punya lapangan terbang sendiri yang biaya operasinya juga murah. Tony berencana membangun bandara Subang yang letaknya tak jauh dari Kuala Lumpur. Tapi keinginan ini langsung ditentang oleh pengelola dan serikat pekerja Kuala Lumpur International Airport (KLIA), karena akan mengancam cita-cita KLIA menjadi pusat (hub) regional, bersaing dengan Changi Airport, Singapura. Setelah melalui perjuangan yang alot dengan Kementerian Perhubungan, akhirnya Air Asia mendapat terminal khusus di KLIA. Walaupun kurang baik, karena kepadatan jadwal penerbangan membuat banyak waktu pesawat menunggu, yang berarti pemborosan bahan bakar. Tapi apa boleh buat.Persaingan atau kadang konflik dengan MAS tak dapat dihindarkan. Tony berkali-kali menyatakan bahwa pangsa pasarnya berbeda, karena dia fokus pada kelas yang sebelumnya tidak membayangkan dirinya naik pesawat terbang. Dia mengadopsi model bisnis maskapai penerbangan termurah pertama kali di dunia yaitu Southwest Airlines di Amerika. Bisnis penerbangan identik dengan prestos, gengsi, dan image’nya hanya untuk kalangan atas karena mahal, dan sekarang menjadi penerbangan murah, sehingga hal ini menjadi falsafah bisnis Air Asia sebagai penerbangan yang murah (LCC : Low Cost Carrier) dengan memfokuskan pada segmen menengah bawah.
STRATEGI PERUSAHAAN
- Air Asia maskapai pertama yang memperkenalkan sistem tanpa tiket, pemesanan tiket lewat sms, e-banking, e-ticketing, dan memperkenalkan situs web multi bahasa.
- Air Asia menerapkan model armada biaya rendah menjaga biaya tetap rendah sampai ditingkat minimum dengan berbagai tingkat kebijakan dibidang oprasional seperti meniadakan makanan dan minuman, waktu penerbangan 3-3,5 jam, jam kerja karyawan selalu tetap sehingga tidak ada lembur.
- Air Asia mendorong pelanggan untuk menggunakan internet dalam bertransaksi.
- Air Asia mencari landasan termurah.
- Mengunakan awak kabin yang sama untuk rute pulang pergi.
- Melakukan strategi unggul dengan pembentukan Thai Air Asia (shin corporation Thailand) tahun 2003 dan Indonesia Air Asia (awair Indonesia) di tahun 2004.
- Memiliki fasilitas bandara sendiri di Malaysia yaitu LCTT (Low Cost Carrier Terminal).
- Menerapkan strategi biaya sebagai pedoman dasar inovasi yang berbasis biaya (low cost) dan pemuasan kebutuhan pelanggan (Customer Care & Satisfaction).
- Mengedepankan keselamatan penumpang dan awak pesawat.
- Melakukan pemeriksaan rutin mulai dari pemeriksaan tingkat rendah “A” check hingga pemeriksaan tingkat tinggi “C” check.
- Melakukan pengembangan dan penambahan armada.
- Menjual tiket murah yang menurut statistik rute dan waktunya, memang kemungkinan besar kosong
PRESTASI AIR ASIA
- Award Best Manage Company
- Award Best Low Cost Airlines
- Award Make Everyone can fly
REFERENSI
http://www.airasia.com
Makalah ini baru dalam versi draft...
Untuk versi lengkap atau mau
Makalah Judul lain...
Silakan Request Aja..
Diana - o85868o39oo9
Pokoknya Beresss
Ditunggu Ordernya Yaa...
Thanks