Resensi Buku Frans Mardi Hartanto “Paradigma Baru Manajemen Indonesia”
A. Identitas
Buku
Judul buku : Paradigma Baru Manajemen Indonesia:
Menciptakan Nilai dengan Bertumpu pada Kebajikan dan Potensi Insani
Penulis buku : Frans Mardi Hartanto
Penerbit buku : Mizan Pustaka
Tahun terbit : 2009
B. Sinopsis
Buku
Latar belakang penulisan buku ini berlandaskan pada
situasi praktik bisnis di Indonesia yang banyak dijalankan dengan kurang
etikal, yaitu bisnis yang bertujuan untuk dapat mencapai keuntungan yang
maksima dalam waktu singkat dan tidak mengindahkan prospek pengembangan jangka panjang.
Kondisi ini justru memiliki kecenderungan menimbulkan dampak negatif karena
hanya mengutamakan kepentingan pemilik modal saja. Dengan kata lain, sebagian
besar bisnis di Indonesia masih belum menyadari pentingnya aspek selain
kepentingan pemilik modal, yaitu yang berkaitan dengan peran manusia dalam
kegiatan bisnis tersebut. Dengan demikian dibutuhkan adanya kesimbangan antara
dua kelompok berbeda kepentingan tersebut.
Dalam buku ini, penulis, Hartanto (2009), menjelaskan tentang
perkembangan industri dan bisnis, perubahan yang dialami, hingga peran orang
dan pemimpinnya di dalam pengelolaan dan penyelenggaraan bisnis. Lingkungan
usaha terus mengalami perubahanyang makin cepat tanpa pola yang jelas. Perubahan
tersebut mencakup segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, budaya, maupun
politik. Perubahan tersebut terjadi sebagai dampak dari perubahan peran,
kebutuhan, harapan, dan selera manusia. Banyak perusahaan yang akhirnnya gagal untuk
bertumbuh kembang karena tidak mampu menyalurkan dinamika dan potensi internal
dengan baik. Perkembangan internal nantinya akan dapat mendorong perkembangan
usaha, apabila arah dan pola perkembangan tersebut selaras dengan tuntutan
perkembangan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Perubahan
tersebutmenempatkan individu pada posisi yang semakin penting di dunia bisnis.
Manusia akan memegang posisi sentral dalam lingkungan bisnis yang penuh
perubahan, karena solusi dari kondisi ini dibutuhkan banyak usaha dan inisiatif
individual dalam kerangka kerja sama yang sinergis. Perusahaan yang berhasil
adalah perusahaan yang dapat mengembangakan keunggulan kreatif yang dilakukan
dengan cara kerja sama yang cerdas, tidak lagi hanya pada kemampuan bersaing
dalam harga dan kualitas. Terdapat pergeseran yang mulanya bisnis dikendalikan
oleh produsen sebagai pemilik modal, menjadi dikendalikan oleh konsumen yang merupakan
masyarakat secara luas.
Selain berubah untuk dapat beradaptasi dengan
pergeseran konteks bisnis baru, perusahaan juga mengalami pertumbuhan dalam
cakupan internal. Dengan demikian dibutuhkan perkembangan yang dapat diarahkan
untuk dapat mengambil tindakan yang sesuai. Perkembangan internal perlu
diintervensi untuk menghindari berbagai bentuk keusangan. Cakupan keusangan
tidak terbatas apda aspek fisik dalam fasilitas produksi, pelayanan, dan
administrasi, tetapi juga berkaitan dengan paradigma aatau pola pikir yang
menjadi dasar landasan binsis dan pengelolaan perusahaan. Manajemen perlu
menunjukkan bahwa cara usaha dan kerja lama sudah tidak lagi cocok untuk
digunakan sebagai instrumen dalam mewujudkan cita-cita bersama dalam konteks
yang sudah berbeda jauh. Dibutuhkan adanya agenda perubahan transformatif,
bukan perubahan reformatif yang sebagai tindakan korektif terhadap kesalahan
yang telah dilakukan di masa lalu. Perubahan transformasional berlandaskan pada
kesadaran dan keyakinan untuk berubah, bukan untuk memperbaiki atau melakukan
koreksi terhadap kesalahan yang dianggap telah dilakukan di masa lalu. Perubahan
ini bersifat paradigmatik, dan tidak cukup dilakukan pada aspek teknikal dan administrasi
bisnis saja, tetapi juga melibatkan emosi pelaku yang terlibat dalam proses
perubahan tersebut.