Geprek
Bensu Sebagai Salah Satu Brand Artis Di Indonesia
Pendahuluan
Sesuai dengan perkembangan yang semakin maju, sistem
dan strategi pemasaran dewasa ini terus berkembang. Para pebisnis akan selalu mengembangkan
dan mencari ide-ide kreatif untuk dapat meningkatkan penjualannya dan tentu
saja memuaskan kebutuhan pelanggannya. Para pebisnis senantiasa menggunakan
banyak cara untuk menyampaikan pesannya kepada masyarakat umum (Saputra,
2010).
Termasuk didalamnya apa yang dilakukan oleh para artis tanah aor saat ini,
memanfaatkan ketenaran untuk menarik perhatian masyarakat.
Disamping itu, saat ini berbisnis bisa dilakukan oleh
siapapun, termasuk didalamnya adalah dalam kalangan para artis, atau biasa yang
disebut dengan bisnis artis. Bisnis artis setiap tahunnya semakin mewabah.
Saat ini banyak kalangan artis yang mulai menjalani bisnis hingga menciptakan.
Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa karir sebagai artis tidak selamanya
menjajikan. Peruabahan zaman dan kemunculan artis-artis baru di dunia hiburan
yang lebih muda, bertalenta dan lebih sesuai dengan selera masayarakat yang
baru, menjadikan banyak artis-artis senior mulai menjalankan bisnis milik sendiri
untuk menjamin pemasukan. Tak jarang untuk menjadikan mereka membuat brand-brand
sendiri sesuai dengan bisnis yang tengah marak saat ini.
Beberapa saat yang
lalu, brand milik artis di bidang kue kekinian sebagai oleh-oleh khas daerah
menjadi perhatian. Sederat artis yang menjajal bisnis ini sebagian besar
merupakan para artis senior yang sudah terkenal sejak lama. Mulai dari Titi
Kamal (Vava Cake), Syahrini (Princess Cake), Laudya Cynthia
Bella(Bandung
Makuta), Indra Bekti (Cirebon Sultana), Ussy
Pratama
(Cirebon Kelana), Shireen Sungkar (Bogor Raincake), Dude
Herlino
(Jogja Scrummy), Zaskia Adya Mecca (Mamahke Jogja), Sarwendah
(Jambi Jambe), Chelsea Olivia (Semarang Wife Cake), dan
masil banyak lagi yang lainnya (April Pagi, 2017). Bisnis yang
dimiliki artis ini lebih cenderung pada oleh-oleh berupa kue. Selain itu, binis
distro dan fashion juga tidak lepas dari area bisnis yang diincar, mulai dari
baju hingga kosmentik.
Adanya fenomena yang demikian,
bisnis kuliner juga semakin digeluti oleh para artis, salah satunya yaitu
dengan apa yang dilakukan oleh Ruben Onsu dengan salah satu brandnya yang bernama
Geprek Bensu. Rumen Onsu, lebih dikenal oleh masyarakat
luas sebagai presenter, komedian, dan aktor. Dimana awal karirinya dimulai
dengan pentas hiburan bersama Lenong Bocah saat usianya 7 tahun. Lenong Bocah
adalah program serial tv komedi tradisional Betawi yang tayang di stasuiun Tv TPI
pada tahun 1990 (Viva, 2018). Hingga kini karir
Ruben masih terus berlanjut, dimana presenter merupakan pekerjaan yang paling
sering dilakukannya, jika dilihat dari banyakny aacaa yang dibawakannya. Dalam
makalah ini akan dibahas mengenai salah satu brand ciptaan Ruben yang cukup
terkanal dibidang kuliner, yaitu Geprek Bensu sebagai trend brand artis di
Indonesia saat ini
Pembahasan
1.
Teori
bersangkutan
a.
Strategi
Pamasaran dan Marketing Mix
Strategi
adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan atau
pengusaha untuk mencapai suatu tujuan (Sunarya & dkk, 2011). Sedangkan Pemasaran adalah suatu proses social yang
merancang dan menawarkan sesuatu yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari
pelanggan dalam rangka memberikan kepuasan yang optimal kepada pelanggan (Arif, 2012). Dengan demikian, maka yang dsebut sebagai strategi
pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan untuk memperoleh hasil
yang optimal (Hasan, 2010). Berkaitan dengan ini, strategi pemsaran sering dikaitkan
dengan marketing mix (bauran pemsaran). Hal ini karena merancang strategi
pemasaran yang kompetitif dimulai dengan melakukan analisis terhadap pesaing.
Perusahaan membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang
diberikan oleh produk, harga, promosi dan distribusi (marketing mix)terhadap
pesaing dekatnya.
Berkaitan
dengan hal tersebut, Menurut Philip Kotler dan Amstrong (2012:52), terdapat
komponen yang tercakup dalam kegiatan marketing mix ini yang terkenal dengan
sebutan 4P yang terdiri dari Produk, Harga, Tempat, dan Promosi. Berikut ini
merupakan pengertian dari masing –masing elemen bauran pemasaran di atas:
·
Produk
(Product): merupakan kombinasi penawaran barang dan jasa perusahaan kepada
pasar, yang mencakup antara lain : kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan
kemasan produk.
·
Harga
(Price): adalah sejumlah harga yang harus dibayar untuk produk atau jasa
tertentu.
·
Saluran
Distribusi (Place): aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk
agar dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
·
Promosi
(Promotion): Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya
b.
Brand
Artis
Brand Artis,
merupakan istilah yang asih cukup baru. Hal ini karena artis biasanya hanya
digunakan oleh perusahaan tertentu untuk membantu mereka mempromosikan produk
yang dimiliki. Istilah ini dikenal dengan sebutan Celebrity Endorser. Endorser
adalah pendukung iklan atau yang dikenal juga sebagai bintang iklan untuk
mendukung suatu produk. Sedangkan selebriti adalah tokoh (aktor,
penghibur atau atlet) yang dikenal karena prestasinya di dalam bidang-bidang
yang berbeda dari produk yang
đidukungnya. Selebriti dipandang sebagai individu yang disenangi oleh
masyarakat dan memiliki keunggulan atraktif yang membedakannya dari individu
lain. Maka, celebrity endorser adalah
proses penggunaan artis sebagai bintang iklan di media-media, mulai dari media
cetak, media sosial, maupun media telivisi (Shimp, 2003).
2.
Profile
dan Sejarah Geprek Bensu
Nama Geprek Bensu Tidak
terlepas dari nama Ruben Onsu sebagai pemilik. Dilakangan masyarakat ia lebih
dikenal sebagai presenter, komedian, dan aktor.
Awal karirijya dimulai dari keikutsertannya dalam acara pentas hiburan Lenong
Bocah yang merupakan program serial tv komedi tradisional Betawi yang tayang di
Stasiun Tv TPI pada tahun 1990, ketika masih berusia 7 tahun.
Awal mula berdirinya brand dan ide bisnis ini adalah
karena kebiasaan Ruben Onsu membeli telur dari peternak ayam yang ia bantu,
temannya yang merupakan agen telur di Bali. Pada suatu pertemuan, terdapat
seorang peternak berceletuk meminta bantuan supaya Ruben membantu mereka dengan
membeli ayam.Sementara itum untuk ide nama I Am Geprek Bensu ini didapat Ketika Ruben terjebak macet di
jalan raya Ibu Kota. Penggunaan nama 'I Am' di depan dan nama 'Bensu' di
belakang, dimana tujuannya adalah untuk
memberikan keunikan dan menjadi pembeda dengan ayam geprek lain. Sekain
itu, penggunaan kata 'I Am' dirasa Ruben fleksibel untuk pengembangan usaha ke
depan. Ini dilakukan untuk membuka potensi bisnis baru yang bukan hanya
berfokus pada ayam semata di masa depan. Maka tidak aneh jika nama Geprek Bensu
jauh lebih melekat dikalangan masyarakat. Gerai pertama Geprek Bensu dibuka di
kawasan Pademangan, Jakarta Utara, Maret 2017. Gerai tersebut tidak besar,
hanya cukup untuk menampung bahan baku dan karyawan yang berjumlah 5 orang. Akibat
minat masyarakat, 2 minggu kemudian Ruben membuka cabang di Depok. Untuk
promosi, Ruben memanfaatkan akun sosial media probadi untuk meawarkan usahannya (Kurniawan,
2017).
3.
Analisis
Stategi Pemasaran
a.
Produk
Pertama kali
mendengar kata “Geprek Bensu”, hal pertama kali yang muncul dipikirakn
kebanyakan orang pasti adalah ayam geprek, karena pada pada dasarnya ayam
geprek memang menjadi menjadi khas lebih dulu. Namun demikian, seiring dengan
berkembangnya zaman, bukan hanya ayam saja yang dapat “digeprek” melainkan makanan
lain seperti tahu-tempe, dll. Hal inilah yang diterapkan dalam Geprek Bensu
sebagai produk yang ditawarkan, dimana makan geprek tidak hanya berpusat pda
sayan semata. Hal ini membuktitan apa yang diungkapkan oleh Ruben sebelumnya
bahwa kata “I Am” dalam “I Am Geprek
Bensu”, membukan potensi bahan lain untuk bisa digeprek.
Selain berpusat
pada makan geprek, semakin berkembangnya Geprek Bensu semakin banyak pula
variasi-variasi produk yang ditawarkan (Geprek Bensu, 2018). Beberapa
diantaranya yaitu dikategorikan sebagai berikut:
·
b.
Promosi
Promosi masa kini dapat diakuakn dengan berbagai
cara, baik secara offline maupun online. Sebelumnya telah disebutkan bahwa
Rumen yang merupakan salah satu artis terkenal di Indonesia sebagai pemilik
Geprek Bensu hanya mempromosikan bisnis ini melalui akun
instagram primadi miliknya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa metode ini
sangat efektif.
c.
Price
Dari keseluruhan menu yang disediakan, kisaran harga
yang ditawarkan cukup berwariasi dan terjangkau untuk kalangan masyarakat,
Rp3.000an sampai Rp30.000an. Harga paling rendah yaitu Rp3.300, ini untuk
produk minuman dengan variasi tiga rasa, leci jeruk yuzu dan manga. Sementara
harga tertinggi yaitu Rp 29.700 untuk Paket Mie Geprek Leleh . sementara
untuk harga lain rata-rata dijual dengan harga Rp 16.500, Rp 22.000, dan 24.200 (Geprek Bensu,
Katalog, 2018).
Dengan kisaran harga yang demikian, maka ini masih dapat dijangkau dengan oleh
msayarakat, termasuk untuk kalangan kaum milenial yang lebih suka menyantap
makanan sepat saji.
d.
Place
Untuk tempat, Geprek Bensu semula hanya menyediakan
gerai di kawasan Jakarta dan Depok, namun seiring dengan semakin meningkatknya
permintaan, lokasi gerai semakin lama semakin bertambah. Bahkan hanya dalam
kurun waktu kurang dari 2 tahun, Ruben
Onsu secara resmi telah membuka Outlet Geprek Bensu ke-89 di Bogor (Karlita,
2018).
Ini merupakan jumlah yang cukup fantastis. Selain itu, jumlah gerai yang
mencapai angka 89 ini tersebar di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk di
luar jawa.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan
diatas, dapat dikatakan bahwa, fenomena brand artis masih dapat dikatakan baru,
dimana artis tidak lagi berperan untuk mempromosikan produk milik
perushaan-perusahaan tertentu, melainkan para artis tersebut telah tergugah
untuk membuka bisnis sendiri dengan membuat sebuah brand. Brand yang dibuat
oleh mereka ini dalam pemasarannya secara tidak langsung di bantu oleh image
yang yang sebelumnya telah tercipta didalam diri artis terkait. Sebagai contoh,
hal inilah yang terjadi pada contoh kasus Geprek Bensu, dimana Ruben Onsu yang
merupakan pemiliknya adalah seorang artis terkenal di Indonesia, melalui
keahlian sebagai presenter dan komedian. Hal ini terbukti bahwa dalam hanya
dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, jumlah gerai yang didirikan telah
mencapai angka 89 diseluruh indonesia, dikarenakan permintaan yang semakin
meningkat. Meskipun demikian, jenis produk yang bervariasi dan harga yang
terjangkau menjadi nilai tambah untuk merek ini digemari oleh masyarakat.
Daftar Pustaka
April Pagi. (2017). 26 Toko Kue Artis dari Seluruh
Indonesia, Rekomendasi Buah Tangan Setelah Liburan. Retrieved Agustus 14,
2018, from Phinemo: https://phinemo.com/26-kue-artis-yang-lagi-tren-jadi-buah-tangan-saat-traveling/
Arif, M. N. (2012). Dasar-Dasar
Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabeta.
Geprek Bensu. (2018,
Agustus). Katalog. Retrieved Agustus 14, 2018, from Geprek Bensu:
https://geprekbensu.com/katalog/
Geprek Bensu. (2018). Kategori
Menu. Retrieved Agustus 14, 2018, from Geprek Bensu:
https://geprekbensu.com/category/menu/
Hasan, A. (2010). Marketing
Bank Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Helda. (2018, Mei 16). Selain
Jadi Artis, Ini 8 Bisnis Ruben Onsu dan Sarwendah. Retrieved Juli 14, 2018,
from Money Smart:
https://www.moneysmart.id/selain-jadi-artis-ini-8-bisnis-ruben-onsu-dan-sarwendah/
Karlita, N. (2018,
Agustus 05). Ruben Onsu Resmikan Outlet Geprek Bensu ke-89 di Bogor.
Retrieved Agustus 14, 2018, from Industry:
http://www.industry.co.id/read/40209/ruben-onsu-resmikan-outlet-geprek-bensu-ke-89-di-bogor
Kotler, P., &
Armstrong, G. (2012). Prinsip-prinsipPemasaran. Edisi. 13. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kurniawan, I. (2017,
Juli 23). Ruben Onsu Cerita tentang Ide Awal Pendirian Bisnis I Am Geprek
Bensu. Retrieved Agustus 14, 2018, from Tabloid Bintang:
https://www.tabloidbintang.com/berita/polah/read/72742/ruben-onsu-cerita-tentang-ide-awal-pendirian-bisnis-i-am-geprek-bensu
Maulana, I., &
Prasetia, A. R. (2015). Strategi Kreatif Usaha Kuliner Indonesia Untuk
Memperluas Pasar Ke Kawasan Asia Tenggara Dalam Era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Bandung: Universitas Widyatama .
Olenski, S. (2018,
April 02). Brands, Branding And Celebrities. Retrieved Agustus 14, 2018,
from Forbes-CMO Network:
https://www.forbes.com/sites/steveolenski/2018/04/02/brands-branding-and-celebrities/#651f94994db9
Sancoko, A. H. (2015). Strategi
Pengembangan Bisnis Usaha Makanan Dan Minuman Pada Depot Time To Eat Surabaya. Agora
Vol. 3,No. 1, 2015.
Saputra, H. (2010).
Pengaruh Penggunaan Marketing Endorser Terhadap Keputusan Pembelian Produk
Pond’s (Studi Kasus pada Masyarakat Lingkungan VI Helvetia Tengah Medan). Jurnal
Keuangan & B isnis Volume 2 No. 3.
Shimp, T. (2003). Periklanan
Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi. Pemasaran.Terpadu, Jilid I (edisi 5).
Jakarta: Erlangga.
Sumarni, M., &
Soeprihanto, J. (2010). Pengantar Bisnis (Dasar - dasar Ekonomi Perusahaan).
Yogyakarta: Liberty Yogyakrta.
Sunarya, P. A., &
dkk. (2011). Kewirausahaan. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Viva. (2018). Profile
Ruben Onsu. Retrieved Agustus 14, 2018, from Viva:
https://www.viva.co.id/siapa/read/391-ruben-onsu
Mau
dibuatkan paper seperti ini?
Atau
tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan
contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy
Order :)