TRADISIONALISME ISLAM, PEMIKIRAN POLITIK
HASYIM ASYARI
PENDAHULUAN
Islam
tradisional dipandang sebagai sesuatu yang kolot. Akan tetapi, inti ajaran
Islam tradisional adalah suatu ajaran yang berpegang pada Sunnah
Nabi, yang diikuti oleh para Sahabat dan secara keyakinan telah diperaktekkan
oleh komunitas Muslim.
Produk dari ajaran tradisionalisme Islam
nampak pada pembangunan pesantren. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan
tradisional yang telah berkembang sejak masa pra kolonial. Dalam
perkembangannya pesantren telah memberikan andil yang cukup besar untuk
memajukan Indonesia baik pada sebelum maupun sesudah kemerdekaan. ajaran dan
tokoh-tokoh pesantren tampak mengambil peran penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.
Sterotype terhadap pergerakan
kaum tradisionalis dan para pemimpinnya perlu dikaji kembali. Dalam realita,
banyak pemimpin kaum tradisionalis yang mempunyai pandangan yang haus dan
adaptif sebagaimana koleganya, baik utu dari kaum sekular maupun kaum modernis.
Salah satu contohnya adalah K.H. Hasyim Asyari. Sebagai pemimpin besar kaum
Islam Tradisionalis (NU), beliau juga memiliki pemikiran yang hebat dalam dunia
politik, serta memiliki peran dalam memberikan sumbangsih pemikiran terhadap
dunia politik di Indonesia.
K.H. Hasyim Asyari
juga mendirikan pesantren Tebuireng pada tahun 1899 M. Pesantren
Tebuireng merupakan salah satu pesantren yang memiliki arti penting dalam
perjalanan sejarah karena dari tempat ini muncul berbagai macam organisasi dan
tokoh-tokoh yang berkiprah dalam pentas politik nasional seperti lahirnya NU
(Nahdlatul Ulama) dan munculnya ulama modern seperti Kiai Wahid, yang menjabat
Menteri Agama.
IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi masalah yang akan dibahas dalam masalah ini
adalah bagaimanakah tradisionalisme Islam dan pemikiran politik yang dicetuskan
oleh K.H. Hasyim Asyari?
Tulisan ini hanya versi draft...
untuk versi utuhnya, atau mau minta dibuatkan judul baru
contact o85 868o 39oo9 (Diana)
ditunggu ordernya yah...