Minat Generasi Milenial pada Dunia
Politik:
Studi Kasus Kampanye Pilpres 2019
A.
Pendahuluan
Generasi
milenial adalah generasi yang lahir tahun 1980-an hingga tahun 2000, yang disebut
juga dengan generasi Y. Generasi milenial ini disebut juga sebagai generasi
yang menentukan masa depan, dikarenakan
adanya kemudahan yang didapatkan pada saat ini, dimana segala bentukinformasi yang
dibutuhkan dapat dengan mudah diakses melalui berbagai media yang tersedia.
Generasi inisangat akrab denganperkembangan teknologi yang ada,hal inilah yang
membuat generasi ini cenderung memiliki ide yang visioner dan inovatif.Generasi
yang saat ini tengah berusia antara 18 hingga 37 tahun ini dianggap unik
dibanding generasi sebelumnya, karena kehidupan generasi milenial ini tidak
bisa lepas dari teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet (Rojaby,
2018; Juditha & Darmawan, 2018).
Kemudahan
dari perkembangan teknologi, komputer, dan segala akses yang ada ini
memungkinan penyajian semua informasi yang diperlukan secara instan. Salah
satunya adalah informasi terkait politik, yang menjadikan generasi ini sangat
reaktif terhadap hal-hal yang terjadi disekitarnya. Akrab dengan teknologi
inilah menjadikan generasi ini memiliki
keistimewaan tersendiri yang tidak bisa dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Akrab teknologi inilah yang menyebabkan generasi milenial tidak bisa lepas dari
internet maupun hiburan yang sudah menjadi kebutuhan yang pokok generasi
milenial (Rojaby, 2018).
Direktur
Indonesia New Media Watch menyebutkan bahwa generasi milenial telah menjadi
sebagai salah satu penentu pemenang dalam Pemilihan Umum Presiden 2019. Jumlahnya
yang mencapai 80 juta jiwa ini mencakup 30 persen dari total pemilih di
Indonesia. Prediksi ini didapatkan dari data hasil survei yang dilakukan oleh CSIS,
yang juga menyebutkan bahwa generasi milenial tak begitu berminat terhadap
politik dan lebih tertarik untuk mengakses konten hiburan, teknologi, dan
inovasi.Penggunaan teknologi internet oleh generasi milenial justru cenderung
tidak digunkan untuk mengakses berita politik, karena mereka cenderung menjadi
apolitis(Rika, 2018).
B.
Pembahasan
1.
Penggunaan
Internet pada Generasi Milenial
Mayoritas
pengguna internet di Indonesia adalah generasi milenial. Data survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2016 menunjukkan bahwa 80
persen atau sekitar 25 juta pengguna internet Indonesia adalah mereka yang
berusia 25-29 tahun dan sekitar 72 persen pengguna berusia 30-34 tahun. Pengguna internet di Indonesia haus akan
informasi terbaru, yang dibuktikan dengan sejumlah 31,3 juta pengguna
menjadikan update informasi sebagai alasan
utama mengakses internet, dan angka ini melebihi jumlah pengguna yang mengakses
internet karena alasan pekerjaan (27,6 juta) dan sekadar mengisi waktu luang
(17,9 juta). Meskipun update
informasi menjadi alasan utama mengakses internet, akan tetapi mereka cenderung
pasif dalam memperoleh informasi. Dikarenakan perilaku jenis konten internet
yang diakses didominasi media sosial yang mencapai angka 97,4 persen (Agung, 2016).
Teknologi
juga membuat para generasi yang tidak bias lepas dari internet tersebut
mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media
sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita yang utama bagi
masyarakat. Tren penggunaan media sosial ini sudah terbukti sejak tahun 2016
melalui beberapa peristiwa penting, dan masyarakat mengandalkan media sosial
untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa. Hal ini di buktikan
dengan data hasil riset dari Tetra Pak Index 2017 yang menunjukkan bahwa di
Indonesia dengan lebih dari 132 juta pengguna internet 40% diantaranya adalah
pengguna aktif media sosial. Pengguna internet ini pun didominasi oleh generasi
milennial. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan penguna internet
di Indonesia mencapai 51% atau sekitar 45 juta pengguna, diikuti dengan
pertumbuhan sebesar 34% pengguna aktif media sosial (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia, 2016; Mardana, 2017).
2.
Partisipasi
Generasi Milenial Terhadap Politik
Partisipasi
politik dapat bersifat otonomi dan mobilisasi. Partisipasi politik yang
bersifat otonom meruakan partisipasi politik yang berdasarkan pada kesadaran
politik setiap warga untuk menentukan
pilihan. Sedangkan partisipasi politik yang bersifatmobilisasi merupakan
partisipasi politik yang dikerahkan oleh pihak lain. Jadi partisipasi politik
otonom dilaksanakan berdasarkan pada
kesadaran politik setiap orang tanpa adanya paksaan atau pengerahan.
Partisipasi politik otonom muncul atas dorongan pribadi. Sedangkan partisipasi
politik yang dimobilisasi biasanya
partisipasi yang di mobilisasi tidak berdasarkan pada kesadaran pribadi, tetapi
terjadi melalui paksaan, ancaman bahkan tindakan kekerasan lainnya dengan
maksud mengubah pilihan warga(Kharisma, 2015).
Konsumsi
internet penduduk kelompok usia 15 hingga 34 tahun jauh lebih tinggi dibanding
kelompok usia yang lebih tua. Hal ini menunjukkan ketergantungan generasi
milenal terhadap internet yang tinggi. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa
generasi berusia 15-24 tahun lebih menyukai topik pembicaraan yang terkait
music, film, olahraga, dan teknologi. Dan yang berusia antara 25 hingga 34
tahun lebih menyukai topik pembicaraan yang bervariatif. Milenial dianggap
sebagai generasi yang tidak peduli pada permasalahan politik, karena jumlah
yang bergabung pada partai politik yang relatif sedikit dan cenderung tidak
menggunakan hak pilih mereka dalam Pemilu. Generasi milenial ini tidak berminat
pada proses dan persoalan politik, serta memiliki tingkat kepercayaan yang
rendah pada politisi serta sinis terhadap berbagai lembaga politik dan
pemerintahan (Juditha & Darmawan, 2018).
3.
Minat
Generasi Milenial Terhadap Pilpres 2019
Direktur
Indonesia New Media Watch menyebutkan bahwa generasi milenial telah menjadi
sebagai salah satu penentu pemenang dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.
Jumlahnya yang mencapai 80 juta jiwa ini mencakup 30 persen dari total pemilih
di Indonesia. Prediksi ini didapatkan dari data hasil survei yang dilakukan
oleh CSIS, yang juga menyebutkan bahwa generasi milenial tak begitu berminat
terhadap politik dan lebih tertarik untuk mengakses konten hiburan, teknologi,
dan inovasi. Penggunaan teknologi internet oleh generasi milenial justru
cenderung tidak digunkan untuk mengakses berita politik, karena mereka
cenderung menjadi apolitis (Rika, 2018).
C.
Kesimpulan
Generasi
milenial telah menjadi sebagai salah satu penentu pemenang dalam Pemilihan Umum
Presiden 2019, karena jumlahnya yang banyak yang mencapai 80 juta jiwa ini
mencakup 30 persen dari total pemilih di Indonesia dan mayoritas pengguna
internet di Indonesia adalah generasi milenial. Akan tetapi penggunaan
teknologi internet oleh generasi milenial justru cenderung tidak digunkan untuk
mengakses berita politik, karena mereka cenderung menjadi apolitis.
Artikel ini adalah versi sampel saja.
Untuk versi lengkap atau
bisa juga tugas custom, based on
request
silahkan WA ke 085-8680-39009 (Diana)
Ditunggu ordernya kakak :))