Komunikasi Antar Budaya dalam Bisnis
Studi Kasus: Konflik PT Drydocks World
Graha
I.
Pendahuluan
Sekarang ini dalam era globalisasi, membina hubungan dengan
pihak luar negeri akan membuka peluang tenaga kerja dari luar Indonesia yang
secara tidak langsung akan memiliki potensi untuk menimbulkan suatu persoalan
adaptasi budaya dan komunikasi. Globalisasi menciptakan tantangan bagi
organisasi dan staf organisasi mengatasi keberagaman budaya dalam lingkungan
kerja sebagai tren global yang terus berlanjut bahkan terus tumbuh cepat.
Saat ini di Indonesia, terdapat berbagai perusahaan
multinasional diantaranya korporasi Jepang (contohnya: Sumitomo, Marubeni,
Toyota), korporasi Korea (contohnya: Hankook, KIA, Hyundai, Samsung), korporasi
Amerika Serikat (contohnya Freeport, ExxonMobil, Goodyear, General Motors),
korporasi India (Tata,Reliance, TVS, Bajaj), korporasi China (Lenovo, Huawei,
ZTE), dan negara-negara lainnya. Komposisi staf korporasi nasional tidak hanya
berasal dari negara asal tetapi juga staf dari sejumlah negara lain non negara
asal.
Diversifikasi staf yang berasal dari berbagai negara ini
membutuhkan komunikasi yang efektif agar tidak menimbulkan konflik. Namun, pada
dasarnya melakukan komunikasi yang efektif dengan budaya yang bervariasi dalam
lingkungan kerja merupakan tantangan tersendiri. Kesulitan berkomunikasi dengan
orang lain, khususnya yang berbeda budaya, bukan saja merupakan kesulitan
memahami bahasa yang tidak kita kuasai, melainkan juga sistem nilai mereka dan
bahasa nonverbal mereka (Deddy, 2005) .
Pola berpikir suatu budaya mempengaruhi bagaimana
individuindividu dalam budaya itu berkomunikasi, yang ada pada gilirannya akan
mempengaruhi bagaimana setiap orang merespon individu-individu dari budaya lain
(Mulyana
& Rahmat, 2003) .
Oleh karena itu, komunikasi antar budaya akan melibatkan perbedaan budaya antar
komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama
komunikasi yang dilakukan antara dua pihak.
Perbedaan budaya dalam organisasi yang tidak dibarengi dengan
komunikasi antar budaya yang baik dapat menimbulkan permasalahan baik bagi
individu atau organisasi, salah satunya adalah dengan timbulnya kesalahpahaman.
Salah satu contohnya adalah kasus pada PT Drydock World Graha Batam, dimana
salah satu pekerja internasional memberikan umpatan terhadap pekerja Indonesia (Salim,
2019) .
Umpatan tersebut kemudian menyulut kemarahan para pekerja Indonesia yang
bekerja di perusahaan tersebut. Perkelahian antara pekerja asing yang berasal
dari India dengan pekerja Indonesia tidak dapat dihindari. Dampak dari umpatan
ini adalah demonstrasi buruh dan aksi pembakaran terhadap berbagai fasilitas
perusahaan. Puluhan tenaga kerja asing terpaksa dievakuasi dari Batam. Berdasarkan
hal tersebut, tampak bahwa perbedaan budaya dapat menyebabkan krisis yang besar
bagi perusahaan. Tulisan ini akan melakukan analisa terhadap komunikasi budaya
dalam bisnis mengenai kasus PT Drydock World Graha tersebut.
II.
Kasus
PT Drydock World Graha merupakan perusahaan galangan kapal
yang beroperasi di Batam. Ribuan pekerja PT. Drydocks World Graha melakukan
aksi pembakaran yang dipicu oleh umpatan tenaga kerja asing asal India pada
saat breefing pagi dengan kata-kata bernada penghinaan kepada sejumlah tenaga
kerja Indonesia. Hanya berselang 30 menit, kejadian tersebut akhirnya menyebar
ke semua pekerja dan memicu emosi sekitar 15.000 pekerja PT. Drydocks hingga
berakhir rusuh.
Kerusuhan yang terjadi itu mengakibatkan sedikitnya 25 mobil
terbakar (Slay, 2010) , bangunan kantor
terbakar habis dan 1 gudang inventory juga ikut dibakar massa, serta sejumlah
karyawan perusahaan mengalami luka-luka cukup serius. Kerusuhan itupun terus
berlanjut, hingga massa pun melakukan aksi penyisiran dan mengejar sejumlah
pekerja WNA asal India di lokasi kejadian.
Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke
WA
(Diana)
Happy order kakak ^^