STRATEGI PT BANK CENTRAL ASIA DALAM
FINTECH DAN E-MONEY
Studi
kasus ini akan membahas tentang PT Bank Central Asia Tbk yang merupakan salah
satu bank swasta terbesar di Indonesia. Dalam studi kasus ini, penulis akan
membahas tentang bagaimana perusahaan ini dapat menjadi bank nomor tiga dengan
aset terbesar di Indonesia, dan nomor satu untuk kategori bank swasta. Strategi
yang diterapkan oleh BCA juga akan dibahas, termasuk analisis apakah strategi
tersebut dapat membantu perusahaan untuk dapat terus bertahan dan menjadi yang
terdepan mengingat perkembangan teknologi dan informasi juga mempengaruhi
perkembangan ekonomi dunia dan nasional yang sangat berpengaruh pada sektor
perbankan.
Studi
kasus ini akan terbagi ke dalam dua bagian, yang pertama yaitu mini case study
yang akan membahas tentang gambaran perusahaan secara keseluruhan serta studi
kasus yang diambil. Bagian kedua adalah briefing note yang isinya adalah
pembahasan terkait analisa kritis pada strategi yang perusahaan tersebut
gunakan. Kedua analisis ini nantinya dapat digunakan untuk menilai posisi BCA
sebagai perusahaan perbankan swasta terbesar di Indonesia.
SECTION I : MINI CASE STUDY
A.
Industri
Perbankan di Indonesia
Industri
perbankan di Indonesia mengalami pertumbuhan yang lebih baik sejak tahun 2016,
dimana sebelumnya lembaga perbankan menghadapi masa yang penuh tantangan karena
adanya penurunan dalam sektor ekonomi makro yang mempengaruhi rendahnya
harga-harga komoditas serta minyak dan gas.[1]
Perkembangan
perekonomian yang baik di Indonesia dinilai sebagai pasar yang paling menarik
untuk perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di wilayah Asia Tenggara. Hal
ini didukung oleh sistem perbankan di Indonesia yang dinilai positif dan stabil
karena adanya kemajuan dalam lingkungan operasional negara. Dan salah satu
pemimpin bank pemerintah di Indonesia mengatakan bahwa jika semua bank
mengalami pretumbuhan yang pesat, maka dalam lima tahun ke depan kondisi pasar
perbankan di Indonesia akan sangat menjanjikan.[2]
The
current Indonesia’s banking industry menunjukkan bahwa industri perbankan
Indonesia menjadi salah satu yang menguntungkan di Asia Tenggara, dan dikatakan
bahwa Indonesia harus memasang target akan masuknya 50-50 bank ke Indonesia
dalam jangka panjang. Terkait perkembangan di bidang ekonomi, Presiden Joko
Widodo menarketkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen yang sebagian besar
didominasi oleh pertumbuhan di bidang teknologi keuangan. Dilaporkan juga bahwa
terkait digitalisasi Indonesia, perusahaan financial technology (fintech) dapat
menyumbang 10 persen GDP to the economy in Indonesia in 2025. [3]
Terkait
perkembangan fintech, dikatakan bahwa lembaga perbankan besar di Indonesia
dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada dan mengubah cara pandang
terkait hubungan dengan konsumen, manajemen risiko, serta tujuan. Fintech
disini tidak akan mengancam keberadaan dan pertumbuhan lembaga perbankan di
Indonesia, akan tetapi mereka dapat berinvestasi serta berkolaborasi dengan
perusahaan tersebut. Bahkan dalam perbembangan perbankan saat ini, beberapa
lembaga perbankan telah mengembangkan produk fintech milik mereka sendiri.[4]
B.
PT
Bank Central Asia
PT
Bank Central Asia merupakan salah satu bank swasta terbesar di Indonesia yang
berdiri sejak tahun 1957. Saat ini BCA telah menjadi bank dengan aset terbesar
nomor tiga di Indonesia, dan merupakan bank dengan aset terbesar nomor satu di
sektor swasta. BCA diketahui berhasil menstabilkan manajemen keuangannya sejak
terjadinya krisi ekonomi Asia pada akhir tahun 1990an, yang mengakibatkan
kebangkrutan pada sistem perbankan nasional.[5]
BCA
sendiri memiliki prioritas di bidang kenyamanan, keamanan dan kehandalan selama
memberikan pelayanan finansial untuk seluruh nasabah. Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan utama yaitu untuk menjadi pemimpin di industri perbankan
nasional yang berkontribusi besar untuk pereokonomian Indonesia. Selain itu,
diketahui visi dan misi yang dijunjung oleh perusahaan yaitu[6]:
Visi
Menjadi
bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting
perekonomian Indonesia.
Misi
·
Membangun institusi yang unggul di
bidang penyelesaian pembayaran dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan
perseorangan.
·
Memahami beragam kebutuhan nasabah dan
memberikan layanan finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi
nasabah.
·
Meningkatkan nilai francais dan nilai
stakeholder BCA.
C.
Corporate
Strategy
Sebagai
salah satu perusahaan di bidang perbankan, PT Bank Central Asia tentu saja
memiliki strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan untuk dapat
menjadi perusahaan perbankan terbaik.
1.
Bekerjasama
dengan perusahaan fintech
Seiring dengan perkembangan teknologi
ekonomi, perusahaan financial technology (fintech) pun semakin berkembang
dengan jumlah yang semakin meningkat. Tuntutan kepraktisan, efektifitas,
efisiensi, dan kecepatan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fitur-fitur
pembayaran non tunai yang disediakan oleh perushaan fintech.
2.
Bermitra
dengan merchant dan perusahaan transportasi
Sebelum melakukan program kerjasama
dengan perusahaan fintech, sebelumnya BCA sudah mengeluarkan produk e-money
berbasis chip (offline) yang berupa kartu dan berbasis server (online). E-money
sendiri dibuat dengan tujuan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penggunaan
uang tunai, dan merupakan instrumen pembayaran yang semakin banyak digunakan
oleh masyarakat Indonesia. Data statistik Bank Indonesia menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia serta
jumlah transaksi menggunakan e-money yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.[7]
3.
Menaikkan
limitasi e-money
Pada pertengahan tahun 2018, BCA
menaikkan limit e-money dalam kartu Flazz dari IDR 1 juta menjadi IDR 2 juta. Menaikkan
limit dalam kartu Flazz ini dikarenakan adanya peningkatan pada jumlah
transaksi dan nominal uang yang digunakan untuk transaksi. Menaikkan jumlah
limitasi ini diharapkan akan lebih memudahkan pengguna dalam melakukan proses
transaksi non tunai dengan menggunakan kartu BCA Flazz. Akan tetapi masih belum
banyak nasabah yang menaikkan limitasi kartu Flazz ini.[8]
D.
Problem
Terkait
dengan perkembangan financial technology (fintech) yang menyediakan kepraktisan,
efektifitas, efisiensi, dan kecepatan dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada, ada yang melihat ini merupakan bentuk ancaman untuk
industri perbankan, tapi ada juga yang menganggap bahwa ini merupakan peluang
untuk industri perbankan.
Pertumbuhan
fintech di Indonesia sendiri berjalan dengan sangat pesat, dan Otoritas Jaksa
Keuangan (OJK) melihat bahwa fintech telah mengambil sebagian besar pangsa
pasar industri perbankan. Hal inilah yang dianggap sebagai ancaman untuk
industri perbankan. Disaat yang sama OJK mengatakan bahwa fintech harus bisa
dianggap sebagai peluang bagi bank. Kemunculan fintech akan mendorong
perbangkan untuk melakukan digitalisasi dan otomatisasi dan langkah ini dapat
memangkas biaya perbankan hingga 30 persen. Maka dari itu, OJK mendorong
lembaga perbankan untuk dapat bekerja sama dengan industri fintech.[9]
SECTION II : BRIEFING NOTE
Analisis
strategi yang diterapakan oleh BCA di atas akan dilakukan berdasarkan pada
variabel pada conceptual model for bank marketing milik Snehal J. Bhatt dan
Krishna Gor, yang mencakup empat variabel yaitu awareness, acceptability,
availability, serta affordability.[10]
CONCLUSION
Berdasarkan
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi yang diterapkan oleh BCA
terbukti dapat meningkatkan jumlah nasabah pengguna e-money. Faktor harga dan
ketersediaan, serta kerjasama dengan merchant dan perusahaan transportasi
membantu meningkatkan jumlah pengguna e-money. Terutama kartu e-money yang
digunakan untuk menggunakan alat transportasi umum serta mengakses jalan Tol.
Untuk memaksimalkan semua strategi yang telah diterapkan, akan lebih baik jika
BCA memaksimalkan iklan untuk meningkatkan awareness masyarakat kan produk dan
informasi terkait e-money dan fintech. Dengan memaksimalkan empat variabel dari
Bhatt dan Gor, diharapkan BCA dapat meningkatkan jumlah nasabah pengguna
e-money dan membantu BCA dalam mewujudkan tujuannya yaitu menjadi bank pilihan
utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar penting perekonomian
Indonesia.
BIBLIOGRAPHY
Ernst & Young Global Limited. (2017, March). The
Indonesian banking industry: unfolding the opportunity. Retrieved August
18, 2018, from
https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity/$FILE/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity.pdf
BCA.
(2016, June 13). Uji Coba Penggunaan Uang Elektronik Flazz Di Gerbang Tol
Palimanan. Retrieved August 18, 2018, from BCA:
https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2016/06/14/07/02/uji-coba-penggunaan-uang-elektronik-flazz-di-gerbang-tol-palimanan
BCA.
(2018, April 23). PT Bank Central Asia Tbk First Quarter 2018 Results -
Maintaining a Solid Performance. Retrieved August 18, 2018, from BCA:
https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2018/04/24/02/13/pt-bank-central-asia-tbk-hasil-kinerja-kuartal-i-2018-mempertahankan-soliditas-kinerja
BCA.
(n.d.). Flazz. Retrieved August 18, 2018, from BCA:
https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/flazz
BCA.
(n.d.). Sakuku. Retrieved August 18, 2018, from BCA:
https://www.bca.co.id/id/individu/produk/e-banking/sakuku
BCA.
(n.d.). Vision and Mision. Retrieved August 18, 2018, from BCA:
https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Cari-Tahu-Tentang-BCA/Visi-dan-Misi
Bhatt,
S. J., & Gor, K. (2012). Recent Trends in Marketing Strategy in Banking
Sector. Innovation in Banking and Finance Volume-1, March 2012, 45-48.
Indonesia
Investments. (n.d.). Bank Central Asia. Retrieved August 18, 2018,
from Indonesia Investments:
https://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/bank-central-asia/item193?
Lim,
B. (2017, August 25). Indonesia's banking industry is attracting many
investors — but there are major risks. Retrieved August 18, 2018, from
CNBC:
https://www.cnbc.com/2017/08/25/indonesias-banking-industry-is-attracting-many-investors--but-there-are-major-risks.html
Nisaputra,
R. (2017, June 17). Fintech Jadi Ancaman Sekaligus Peluang Bagi Bank.
Retrieved August 18, 2018, from infobanknews.com:
http://infobanknews.com/fintech-jadi-ancaman-sekaligus-peluang-bagi-bank/
Samsumar,
L. D. (2016). Konsep dan Tantangan Penggunaan Teknologi E-Money sebagai Alat
Pembayaran Alternatif di Indonesia. Jurnal METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret
2016, 102-107.
Septyaningsih,
I. (2018, January 15). Salurkan Kredit ke UMKM, BCA Gandeng Fintech
KlikACC. Retrieved August 18, 2018, from Republika.co.id:
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/01/15/p2l5yx423-salurkan-kredit-ke-umkm-bca-gandeng-fintech-klikacc
Sitanggang,
L. M. (2017, September 13). Redam persaingan, BCA akan gandeng fintech.
Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id:
https://keuangan.kontan.co.id/news/redam-persaingan-bca-akan-gandeng-fintech
Sitanggang,
L. M. (2018, March 22). Transaksi Flazz BCA naik 166% di bulan Februari
2018. Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id:
https://keuangan.kontan.co.id/news/transaksi-flazz-bca-naik-166-di-bulan-februari-2018
Walfajri,
M. (2018, July 3). BCA sudah terapkan limit uang elektronik Rp 2 juta.
Retrieved August 18, 2018, from Kontan.co.id: https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-sudah-terapkan-limit-uang-elektronik-rp-2-juta
Widyastuti,
K., Handayani, P. W., & Wilarso, I. (2017). Tantangan dan Hambatan
Implementasi Produk Uang Elektronik di Indonesia: Studi Kasus PT XYZ. Jurnal
Sistem Informasi (Journal of Information Systems). 1/13 (2017), 38-48.
[1] Ernst & Young Global Limited. (2017, March). The
Indonesian banking industry: unfolding the opportunity. Retrieved August
18, 2018, from
https://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity/$FILE/EY-the-indonesian-banking-industry-unfolding-the-opportunity.pdf
[2] Lim, B. (2017, August 25). Indonesia's banking industry
is attracting many investors — but there are major risks. Retrieved August
18, 2018, from CNBC:
https://www.cnbc.com/2017/08/25/indonesias-banking-industry-is-attracting-many-investors--but-there-are-major-risks.html
[3] Ibid. Lim (2017)
[4] Ibid. Lim (2017)
[5] Indonesia Investments. (n.d.). Bank Central Asia.
Retrieved August 18, 2018, from Indonesia Investments:
https://www.indonesia-investments.com/business/indonesian-companies/bank-central-asia/item193?
[6] BCA. (n.d.). Vision and Mision. Retrieved August
18, 2018, from BCA:
https://www.bca.co.id/en/Tentang-BCA/Korporasi/Cari-Tahu-Tentang-BCA/Visi-dan-Misi
[7] Samsumar, L. D. (2016). Konsep dan Tantangan
Penggunaan Teknologi E-Money sebagai Alat Pembayaran Alternatif di Indonesia. Jurnal
METHODIKA, Vol. 2 No. 1 Maret 2016, 102-107.
[8] Walfajri, M. (2018, July 3). BCA sudah terapkan
limit uang elektronik Rp 2 juta. Retrieved August 18, 2018, from
Kontan.co.id:
https://keuangan.kontan.co.id/news/bca-sudah-terapkan-limit-uang-elektronik-rp-2-juta
[9] Nisaputra, R. (2017, June 17). Fintech Jadi Ancaman
Sekaligus Peluang Bagi Bank. Retrieved August 18, 2018, from
infobanknews.com:
http://infobanknews.com/fintech-jadi-ancaman-sekaligus-peluang-bagi-bank/
[10] Bhatt, S. J., & Gor, K. (2012). Recent Trends in
Marketing Strategy in Banking Sector. Innovation in Banking and Finance
Volume-1, March 2012, 45-48.
Mau
dibuatkan paper HI seperti ini?
Atau
tugas-tugas custom lainnya?
Silahkan
contact ke WA 085868039009 (Diana)
Happy
Order :)