Strategi Crisis Communication dalam Kasus
Tumpahan Minyak
yang
di Hadapi oleh PT Pertamina
A.
Pendahuluan
Komunikasi
adalah salah satu kunci penting dalam menjalankan berbagai aktivitas di setiap
perusahaan atau organisasi. Komunikasi tersebut bertujuan untuk menjalin
hubungan yang baik dengan orang lain atau pihak yang memiliki kepentingan dalam
organisasi (stakeholders). Komunikasi
yang baik dengan pemangku kepentingan dapat menciptakan relasi harmonis dan
menjadi kekuatan organisasi. Hal ini tentunya akan dapat mengurangi
kesalahpahaman dan mencegah timbulnya konflik pada pemangku kepentingan
B.
Kasus
PT Pertamina
adalah salah satu perusahaan yang mengolah dan memproduksi bahan baku minyak
untuk memenuhi kebutuhan minyak nasional. Selama perjalanan bisnisnya,
Pertamina mengalami banyak krisis dalam perusahaannya, salah satunya adalah
kasus tumpahan minyak di Teluk Balikpapan pada Maret 2018 lalu. Kejadian ini
diakibatkan karena adanya kebocoran pipa bawah laut yang terletak di kedalaman
20-25 meter pada akhir Maret 2018 lalu, yang kemudian tumpahan tersebut semakin
hari semakin meluas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang sangat besar, seperti
rusaknya ekosistem laut dan pantai, pemukiman yang terpapar tumpahan minyak, bahkan
hingga mengakibatkan tewasnya lima orang nelayan di wilayah tersebut. Dalam hal
ini, sejak terjadinya kasus tersebut, empat pejabat Pertamina mengumumkan bahwa
kebocoran tersebut bukan dari pipa Pertamina kepada masyarakat. Padahal setelah
kejadian, masih belum diselediki hingga belum diketahui penyebab pasti
terjadinya kasus tumpahan minyak tersebut. Pemberitahuan informasi mengenai
penyebab kejadian tersebut pun juga dilakukan berkali-kali dengan alasan dan
statement yang sama. Manajer komunikasi Pertamina pun mengatakan dan memastikan
bahwa koordinasi antara pihaknya dengan kepolisian daerah setempat sudah
dilakukan. Sayangnya setelah dilakukan penyelidikan oleh berbagai pihak,
seperti kepolisian, tim laboratorium forensik dan sebagainya, pihak Pertamina
akhirnya mengakui bahwa kejadian tersebut disebabkan karena adanya kerusakan
dari aset atau pipa mereka
C.
Analisis
Krisis adalah
suatu hal yang pasti pernah dialami oleh setiap organisasi atau perusahaan. Tentunya tidak ada satupun perusahaan di dunia yang
menginginkan terjadinya krisis dalam perusahaan mereka. Namun perubahan lingkungan bisnis yang cepat, dan persaingan
yang semakin ketat memberikan dampak yang kuat bagi lingkungan bisnis
perusahaan. Hal inilah yang terkadang menimbulkan krisis dalam perusahaan jika
mereka tidak dapat mengikuti perubahan dengan baik dan bersaing dengan yang
lainnya.
Sehingga tidak ada satupun perusahaan yang luput dari krisis, yang membedakan
adalah pada seberapa besar krisis yang dialami dan keberhasilan mereka dalam
menangani dan mengatasi krisis tersebut.
Dalam hal ini,
krisis seringkali diartikan sebagai ancaman terhadap operasional, reputasi, dan
citra perusahaan. Krisis dapat menciptakan tiga ancaman, seperti keamanan
publik, kerugian finansial, dan kerugian reputasi. Oleh karenanya, perusahaan
juga tidak boleh mengabaikan krisis
terlalu lama dan harus memiliki strategi yang tepat untuk mengatasi krisis yang
terjadi. Sebab jika krisis tersebut tidak ditangani dan diselesaikan
dengan tepat dan benar maka akan memberikan konsekuensi atau dampak negatif
pada perusahaan.Meskipun demikian,
krisis tersebut juga dapat digunakan sebagai peluang dan kesempatan untuk
mengenali perusahaannya lebih baik lagi. Krisis juga dapat digunakan untuk
memperbaiki kualitas perusahaan, baik dalam kinerja internal maupun pelayanan
publik