Hubungan Diplomatik
antara Indonesia dengan Korea Selatan: Kerja Sama di Bidang Manufaktur
A.
Latar
Belakang
Salah satu bentuk dari interaksi dalam hubungan
internasional adalah kerjasama internasional. Kerjasama internasional bertujuan
untuk meningkatkan hubungan bilateral maupun multilateral guna mencapai tujuan
nasional. Dalam menjalankan kerjasama antar negara pun juga harus mencakup
interaksi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, termasuk kerjasama
antara Indonesia dengan Korea Selatan. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan
Korea Selatan sendiri dimulai dengan hubungan tingkat konsuler pada tahun 1966
yang diawali dengan penandatangan persetujuan konsuler. Kantor Konsulat Jendral
Republik Korea di Jakarta dibuka secara resmi pada tanggal 1 Desember 1966.
Kunjungan negara yang dilakukan oleh Indonesia dan Korea Selatan ini pun juga
sering dilakukan oleh para pemimpin politik, ekonomi, sosial, dan budaya dari
masing-masing negara setelah tercetusnya hubungan konsuler tersebut (Afriantari
& Putri, 2017; Syarief, 2016).
Korea Selatan merupakan salah satu mitra strategis
penting bagi Indonesia. Hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun belakang ini, ini terutama sejak
kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership oleh
Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Korsel Roh Moo Hyun pada
tanggal 4 Desember 2006 di Jakarta. Joint
Declaration tersebut mencakup tiga pilar kerjasama, yaitu: kerjasama
politik dan keamanan, kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi; serta kerjasama
sosial budaya (Afriantari
& Putri, 2017).
B.
Pembahasan
1.
Hubungan
diplomatik ekonomi antara Indonesia dengan Korea Selatan
Sejak penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership, kerja sama antara dua
negara menekankan pada bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Bidang-bidang tersebutlah yang menjadi fokus pembicaraan dalam beberapa
pertemuan, contohnya saja Joint
Commission Meeting (JCM) antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Korea
Selatan pada 18 Desember 2015. Dalam pertemuan tersebut Indonesia menekankan
pentingnya memperkuat kerja sama di berbagai bidang terutama perdagangan,
investasi, pariwisata, dan people to
people contact. Era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kerja sama
di bidang ekonomi dan perdagangan masih menjadi perhatian paling penting. Dalam
forum Indonesia-Korea Business Summit
di Jakarta pada 14 Maret 2017, yang dihadiri oleh perusahaan-perusahaan besar
Korea Selatan, yang terdapat kegiatan penandatanganan Nota Kesepahaman promosi
investasi antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Korea Trade and Investment Agency
(KOTRA). Pemerintah Indonesia juga memanfaatkan forum tersebut untuk
mempromosikan peluang investasi di Indonesia pada perusahaan-perusahaan Korea
Selatan melalui pengembangan infrastruktur (Hidriyah, 2017).
2.
Kerja
sama antara Indonesia dengan Korea Selatan di bidang manufaktur
Dalam kerjasama di bidang industri antara Indonesia dengan
Korea Selatan, kedua negara tersebut melakukan mekanisme pertemuan bilateral
yaitu Working Level Task Force for
Economic Cooperation (WLTF) yang merupakan pengembangan dari Joint Task Force on Economic Cooperation
(JTF-EC) yang diadakan semenjak tahun 2011. WLTF bertujuan untuk memberikan
akomodasi perkembangan signifikan dalam kerjasama ekonomi baik untuk Indonesia
maupun Korea Selatan. WLTF dilaksanakan setiap dua kali dalam setahun,
memayungi 8 Working Group yang
terdiri dari Working Group on Trade and
Investment, Working Group of
Industrial Cooperation, Working Group
Energy and Mineral Resource, Working
Group Construction and Infrastructure, Working
Group of Environmental Cooperation, Working
Group on Agriculture, Forestry and
Fisheries, Working Group on Defence
Industry, dan Working Group on Policy
Support and Financing for Development (Syarief, 2016).
3.
Peluang
kerja sama di bidang manufaktur antara Indonesia dengan Korea
a.
Indonesia
memiliki sumber daya yang tinggi
Indonesia merupakan negara besar dengan potensi dan
peluang ekonomi yang sangat menjanjikan. Indonesia memiliki potensi sumber daya
alam yang bisa menjadi peluang untuk memajukan perekonomian nasional. Sumber
daya manusia di Indonesia pun juga tinggi yang dapat menjadi potensi, dan menciptakan
peluang pasar yang bisa menggerakkan kemajuan perekonomian. Selain bertumpu
pada sumber daya alam, Indonesia juga tumbuh dengan ditopang oleh konsumsi
domestik yang besar (Rofiq, 2015).
b.
Korea
Selatan memiliki modal dan perkembangan teknologi yang tinggi
Korea Selatan saat ini menjadi negara yang
mengandalkan sektor teknologi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya.
Kontribusi sektor teknologi kepada produk domestik bruto (PDB) mencapai 12%. Teknologi
informasi dan komunikasi telah menajdi basis utama dari kemajuan Korea Selatan.
Hal inilah yang menjadikan Korea Selatan berhasil mengembangkan negara dengan
penetrasi broadband dengan kecepatan broadband yang paling tinggi di dunia. Pemerintah
Korea Selatan menganggap proses transformasi di mana teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) tidak sebagai tujuan tapi ICT digunakan sebagai alat untuk
membuat kemajuan negara dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Pergerakan,
efisiensi, peningkatan produktivitas, hingga kesejahteraan rakyat pun semua
menggunakan parameter ICT. Inilah yang mendorong proses efisiensi dan
produktivitas yang maksimal. Fokus negara pun sudah pada future of economy dimana science
and technology dengan berbasis riset dan pengembangan menjadi inti dari future economy of Korea (Arum, 2013).
C.
Penutup
Korea Selatan merupakan salah satu mitra strategis
penting bagi Indonesia. Hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun belakang ini, ini terutama sejak
kedua negara memasuki kemitraan strategis yang ditandai dengan penandatanganan Joint Declaration on Strategic Partnership pada
tahun 2006 dan direvitalisasi menjadi Working
Level Task Force Meeting (WLTFM) pada tahun 2011. Kerja sama antara
Indonesia dengan Korea Selatan di bidang manufaktur dapat dilihat dari hubungan
perdagangan dan investasi antara kedua negara tersebut. Korea Selatan
memberikan suplai bahan produk yang diperlukan dalam industri manufaktur
seperti suku cadang elektronik, bahan sampingan baju dan barang produk
penghalus besi. Sedangkan Indonesia memasok sumber daya alam yang dibutuhkana
dalam industri Korea Selatan seperti gas alam, batu bara, minyak tanah dan
tembaga.
Ini hanya versi sampelnya saja ya...
Untuk file lengkap atau mau dibuatkan custom, silahkan PM kami ke
WA 0882-9980-0026
(Diana)
Happy order kakak ^^